Rekan Pdt HL, Geleng-Geleng Kepala

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 02 Jan 2020 07:05 WIB

Rekan Pdt HL, Geleng-Geleng Kepala

Di Gereja Happy Family Center Jl. Embong Malang,Surabaya, Ada Papan Nama Sekolah Teologi Happy Family Bahkan Sekolah TK-SD SURABAYA PAGI, Surabaya Seorang pendeta rekan Pdt HL, geleng-geleng kepala mendengar ulah rekannya yang diduga melakukan pencabulan. Sinode Indonesia khususnya cabang Kota Surabaya, mesti memanggil dan bila terbukti harus memberikan hukuman kepada Pdt HL. Termasuk dugaan pencabulan yang telah dilakukan selama 14 tahun terakhir. Paling tidak Pdt. HL akan mendapat sanksi skorsing dari Sinode, agar tidak mewartakan injil. Bahkan paling berat Pdt. HL bisa dipecat dari jabatan sebagi Gembala Sidang Gereja Happy Family Center. Demikian dikemukakan salah satu rekan pendeta HL yang tinggal di Surabaya, tetapi bukan gembala di Gereja Happy Family Center Surabaya, Rabu siang kemarin. Pertemuan Surabaya Pagi dengan rekan pendeta HL, setelah sehari Rabu kemarin (1/01/2020), tidak bisa bertemu dengan Pdt HL. Padahal tim investigasi harian Surabaya Pagi sudah menunggu di Gereja HFC Ruko Jl. Embong Sawo sejak pukul 09:00 WIB hingga pukul 13:00 WIB. Selama empat jam, tim wartawan Surabaya Pagi yang undercover di gereja HFC pusat tidak dapat menemui Pdt. HL maupun Pdt. AM, istrinya. Bahkan, juga bergeser di gereja HFC cabang Ruko Rich Palace, Jalan Mayjen Sungkono, juga tak bisa ditemui. Karena dua gereja ini pada hari pertama tahun baru 2020, sepi alias tidak ada kegiatan ibadah. Bahkan tim Surabaya Pagi kembali menghubungi ke Pdt. HL melalui ponselnya dan Whastapp nomor 08123101xxx, tidak mendapatkan respon, kecuali nada berdering. Kemudian saat dihubungi melalui sambungan telepon langsung di nomor yang sama pada pukul 14:30 WIB, telepon nomor tersebut malah tidak ada nada dering alias tidak aktif. Ada Papan Nama Sekolah Teologi Selama sehari pada hari pertama tahun baru Januari 2020, tim Surabaya Pagi mendatangi gereja HFC untuk mewawancarai Pdt HL maupun AM, istrinya. Termasuk di gereja HFC cabang Ruko Rich Palace dan Lenmarc. Cabang dua gereja HFC itu tidak ada kegiatan ibadah sama sekali. Justru dari pantauan Surabaya Pagi di gereja HFC pusat Embong Sawo, ruko tertutup rapat tanpa kegiatan apapun. Gereja siang itu hanya dijaga seorang petugas yang sedang berjaga. Papan nama di atas gereja ada tulisan sekolah teologi yang mencolok Sekolah Tinggi Teologia Happy Family (STTHF). Gereja HFC pusat terdiri 5 (lima) stan ruko untuk satu gereja. Selain, juga memakai tiga ruko untuk mendirikan sekolah anak. Sekolah anak ini terletak bersebelahan dengan gereja HFC. t Sekolah bernama Happy Family School. Ini sekolah diperuntukan hanya untuk anak-anak mulai TK, hingga Sekolah dasar, kata petugas security gereja. Tapi penjual di sekitar Gerela malah tidak tahu kegiatan sekolah anak-anak di gereja. "Saya ndak tau pasti mas, kalau di situ (Happy Family School,red) banyak anak-anak mulai jam 8 sampai jam 4 sore," kata penjual yang enggan menyebut namanya disekitar lokasi, Rabu (1/1/2020). Tidak Pantas Ditanya terkait STTHF, penjual tersebut tidak memgetahui apakah ada pelajarnya atau tidak. "Saya tidak tau kalau di gereja itu ada sekolahannya lagi. Karena yang keluar masuk gereja setahu saya hanya jamaah gereja," tambahnya Kenalan Pdt HL mengatakan, perbuatan pencabulan oleh seorang pendeta tidak pantas Ini adalah kejadian yang tidak logis sebagai seorang Hamba Tuhan. Dia sudah menghancurkan nama Tuhan dengan sangat tidak hormat, dia mengenal Tuhan tapi juga melakukan kesalahan fatal. Bila begini dia sudah jatuh sekarang, para jemaatnya juga bisa jadi goyah karena mengetahuin berita ini ungkapnya. Menurut rekan Pdt. HL, penghakiman juga harus terus berjalan. Sinode Indonesia khususnya cabang Kota Surabaya juga harus memberikan hukuman kepada Pdt HL atas sikap yang ia lakukan selama 14 tahun terakhir. Paling tidak Pdt. HL dapat dikenai sanksi skorsing dari Sinode untuk tidak mewartakan injil atau paling berat Pdt. HL bisa dipecat dari jabatan sebagi Gembala Sidang Gereja Happy Family Center. Seperti perumpamaan, seorang gembala pasti akan mengarahkan domba-dombanya ke tempat yang tepat dan aman dan tidak akan menyesatkan satu dombanya, namun Pdt.HL bisa saja disebut sebagai gembala yang sesat atas tindakan yang ia lakukan dan membuat para jemaat HFC menjadi goyah. Para jemaat memiliki kemungkinan untuk berfikir buruk tentang apa yang dilakukan oleh Pdt. HL selama ini. Suara dari mulut ke Mulut Sementara itu beberapa umat Kristen yang ditemui Surabaya Pagi di Hotel Sheraton dan Marriot, mendengar pergunjingan soal pencabulan. Mereka tidak hanya tahu dari harian Surabaya Pagi, tetapi sebelum diberitakan koran, suara dari mulut ke mulut telah menyebar.Peristiwa ini membuat banyak umat Kristen kecewa. Peristiwa ini kemudian menjadi aib serta luka yang besar bagi seluruh jemaat di gereja-gereja di kota Surabaya,serta akan sulit untuk menyembuhkan luka ini dimata umat Kristen, kata Jemaah wanita yang ditemui Selasa siang (31/12). Malahan pembicaraan antar Jemaah melebar ke permasalahan lain yaitupersepuluhan. Ada yang bilang persepuluhan dijadikan alat untuk memuaskan diri sendiri oleh Pdt. HL. Hal ini terlihat dari gaya hidup Pdt. HL yang cukup glamour. Padahal persembahan Pesepuluhan merupakan persembahan umat Kristen yang wajib diberikan kepada gereja, bukan pada gembalanya, tambah beberapa Jemaah ini. Menurut seorang Pendeta di kota Surabaya yang meminta namanya tidak dikorankan menyayangkan sikap para pendeta yang menyelewengkan hasil persepuluhan dari gereja. Artinya tidak hanya Pdt HL Permainan untuk Puaskan Diri Kewajiban umat Kristen dalam persembahan persepuluhan merupakan kegiatan memberikan 10% dari penghasilan kepada tempat ibadah. Persembahan tersebut juga telah di tekankan oleh Tuhan Yesus melalui firman Nya. Ia menjelaskan bahwa tidak hanya dalam kitab Perjanjian Lama namun pada kitab Perjanjian Baru, Tuhan juga telah mengaturnya. Seperti pada ayat Alkitab Matius 23:23, Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasi adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasih dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan ujarnya saat ditemui Surabaya Pagi di gereja seorang pendeta ini melayani, Selasa (31/12/2019) malam. Baginya persepuluhan tidak dapat dijadikan permainan untuk memuaskan diri, mengingat permasalahan terhadap isu pencabulan yang dilakukan oleh Pdt. HL menjadi perhatian yang cukup besar dikalangan umat Kristen. Menurutnya menjadi hamba Tuhan bukanlah sebuah permainan, ia harus menuntun para jemaat menjadi lebih baik. Bila ia adalah seorang pemimpin maka ia akan menangung banyak sekali jiwa-jiwa yang berada di pundaknya dan menjadi tanggung jawabnya di hari penghakiman nanti. Harapan saya semoga Pdt. HL tetap dipulihkan. Kita mengerti bila Tuhan pasti akan mengampuni, namun penghakiman akan terus berjalan. Pelajaran bagi kita, bukan hanya untuk hamba Tuhan melainkan seluruh umat Kristen, kita harus belajar menjaga sikap terhadap pikiran kita, perbuatan kita, sikap kita, perkataan kita. Semuanya harus kita jaga, yaitu pintu pikiran, pintu panca indra, pintu bibir kita, dan pitu hati kita. Karena Tuhan itu kudus dan kita harusnya tak bercela dihadapan Tuhan yang kudus tambahnya. Celaka karena Sesuatu Hal Sementara Pdt. Hendry Hadi Soeprapto, Gembala Sidang Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia (GSPDI) Jemaat Filadelfia Allah Itu Kasihmenyatakan persepuluhan sendiri merupakan persembahan dari Tuhan untuk pemeliharaan orang lain. Orang lain yang dimaksud disini adalah Hamba-Hamba Tuhan, yang sudah memberikan kepada jemaatnya makan dan minum secara rohani. Jadi para jemaat harus memberikan persepuluhan kepada Hamba Tuhan dan itu sudah merupakan perintah Tuhan, jelasnya. Persepuluhan, tambahnya, akan lebih baik diberikan atau diserahkan di gereja, dimana gereja tersebut yang telah memberikan makanan dan minuman secara rohani dari awal umat kristen beribadah di gereja tersebut, sampai umat kristen tersebut dewasa dan beranak cucu. Bahkan Pdt. Hendry Hadi Soeprapto mengingatkan, persepluhan jangan digunakan untuk kepentingan pribadi salah satu jemaat, atau bahkan pihak yang memberikan pelayanan kepada Tuhan. Dari sini memang umat Kristen diuji kesetiaannya. Bila kita lalai, maka berkat Tuhan juga akan sulit kita terima, bahkan bisa saja kita celaka karena sesuatu hal, ucapnya. n tim Surabaya Pagi

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU