Rajai Bisnis Rokok, Robert Terkaya se-Indonesia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 27 Nov 2019 22:47 WIB

Rajai Bisnis Rokok, Robert Terkaya se-Indonesia

SURABAYAPAGI.COM,Surabaya -Oei Hwie Tjhong atau lebih kita kenal dengan Robert Budi Hartono CEO Djarum Grup asal Tionghoa lahir pada tanggal 28 April 1941 di Kota Semarang sebagai anak kedua dari Oei Wie Gwan. Menurut Majalah Forbes Robert dicatat memiliki kekayaan sebesar 18.2 Milyar Dollar atau Rp 254 triliun. Kekayaan tersebut berhasil membawanya menjadi orang terkaya nomor satu selama beberapa tahun di Indonesia dan urutan 54 terkaya didunia. Semua berawal dari Mr. Oei Wie Gwan (ayah Robert) yang merupakan imigran asal Tiongkok setelah usaha pabrik merconnya di Rembang yang mengalami kebakaran hebat, setelah itu ia yang membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 dan kemudian mengubah namanya menjadi Djarum. Oei mulai memasarkan kretek dengan merek Djarum yang ternyata sukses di pasaran. Pada tahun 1963 pabrik Djarum mengalami kebakaran, dan tak lama setelah itu Oei Wie Gwan meninggal dunia dan mewariskan kepada Robert dan kakaknya yaitu Michael Budi Hartono. Di bawah kepemimpinan kedua ananya itu Djarum kembali bangkit dan mmengalami moderisasi yang mebuat Djarum menjadi perusahaan raksasa. Pada tahun 1972 Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981. Saat ini, di Amerika Serikat pun perusahaan rokok ini memiliki pangsa pasar yang besar. Dan di Indonesia sendiri, produksi Djarum mencapai 48 milyar batang pertahun atau 20% dari total produksi nasional. Seiring dengan pertumbuhannya, Djarum menjelma dari perusahaan rokok menjadi Group Bisnis yang berinvestasi di berbagai sektor. Robert Budi Hartono dengan Group Djarum yang dipimpinnya pun melebarkan sayap ke banyak sektor antara lain perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia. Diversifikasi bisnis dan investasi yang dilakukan Group Djarum ini memperkokoh Imperium Bisnisnya yang berawal di tahun 1951. Di bidang Agrobisnis, Robert bersama Michael memiliki perkebunan sawit seluas 65.000 hektar yang terletak di provinsi Kalimantan Barat dari tahun 2008. Mereka bergerak di bawah payung Hartono Plantations Indonesia, salah satu bagian dari Group Djarum. Di bidang properti, banyak proyek yang dijalankan di bawah kendali CEO Djarum ini, R. Budi Hartono, dan yang paling besar adalah mega proyek Grand Indonesia yang ditantangani pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2008. Selain itu Robert juga menguasai 51% saham, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dengan nilai aset BCA sebesar Rp 380,927 Triliun (tiga ratus delapan puluh koma sembilan ratus dua puluh tujuh rupiah). Salah satu bisnis lain Group Djarum di sektor ini bergerak di bawah bendera Polytron yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun. Perusahaan Polytron ini kini juga memproduksi ponsel yang sebelumnya hanya meproduksi AC, kulkas, produk video dan audio, dan dispenser. Satu lagi cabang dari Djarum Grup yang dibuat oleh Robert Budi Hartono yaitu di bidang olahraga bulutangkis dengan mendirikan Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum pada tahun 1969. Robert Budi Hartono menikah seorang wanita bernama Widowati Hartono atau lebih akrab dengan nama Giok Hartono. Bersamanya Widowati Hartono, Pemilik PT Djarum ini memiliki tiga orang putra yang kesemuanya telah menyelesaikan pendidikan. Mereka adalah Victor Hartono, Martin Hartono, dan Armand Hartono.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU