Punya Jiwa Enterpreneur Sejak Usia Dini

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 02 Des 2019 00:17 WIB

Punya Jiwa Enterpreneur Sejak Usia Dini

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Untuk dapat mencapai puncak karir tinggi tentu tidak bisa secara instan. Diperlukan kerja keras dan motivasi tinggi agar tetap tegar hadapi segala rintangan. Indayati Oetomo, adalah contoh wanita yang sukses meniti karir sejak masih kecil. Dan kini menjabat sebagai International Director & Commisioner John Robert Powers Indonesia. Sebuah lembaga pendidikan yang memberikan pelatihan pengembangan pribadi. Yang salah satu cabangnya ada di Surabaya. Kepada Surabaya Pagi, perempuan kelahiran Desember 1956 tersebut menceritakan bahwa dahulu sejak SD kelas 6 ia sudah terbiasa mandiri dengan menjahit baju-baju boneka, menjaga toko bersama ayahnya, semua itu dilakukan supaya bisa punya uang jajan sendiri. "Berawal dari situlah jiwa enterpreneurship saya mulai tumbuh, terutama jiwa marketing saya," katanya. Setelah menikah ia tetap bekerja sebagai sales buku-buku Ensiklopedia selama 2 tahun. Pernah juga bekerja pada perusahaan distribusi makanan dan minuman sebagai Account Executive selama 7 tahun. Indayati yang saat itu masih berusia muda, pada tahun 1992 mendapat kepercayaan International untuk membuka Franchise John Robert Powers di Surabaya. Selama bergabung dengan JRP, ia memiliki pengalaman yang telah diakui oleh dunia internasional dalam bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hingga pada tahun 2003 dipercaya memimpin manajemen JRP Jakarta. Seiring waktu, kerja keras dan keuletan Indayati telah membawanya mampu mengambil alih kepemilikan JRP seluruh Indonesia pada 2010 lalu. Bersamaan dengan pengambil alihan kepemilikan JRP Indonesia tersebut , maka diberlakukan pula legacy kepemimpinan serta "new management concept". Di balik kesuksesan besar yang ia capai ternyata ada sosok yang sangat berjasa yakni kedua orang tua Indayati. "Ibu saya yang mendidik saya dengan keras dan perfeksionis. Kalau Ayah saya selalu mendidik dengan menjaga kejujuran," tuturnya. Kedua orang tuanya juga mengajarkan agar tak lupa dengan agama dan kepercayaan. Bekal-bekal tersebut yang membangun dirinya sehingga menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani dan rohani. Setelah ia mulai berkarir di John Robert Powers, pihak keluarga, suami dan anak-anaknya turut menjadi orang-orang yang berjasa besar dalam perjalanan karirnya. Mereka memberikan support secara total terhadap dirinya tanpa banyak tuntutan. Kini sebagai seorang pemimpin dalam perusahaan besar, untuk berkomunikasi dengan karyawan dan orang-orang di lingkungan kerja, ia punya metode sendiri yakni "mencambuk dan membelai". Ia terkenal keras dan galak dalam memimpin karyawan, namun mereka memahami jika ia punya hati yang penuh belas kasih. Menurutnya kepemimpinan adalah keteladanan. Misalnya, peraturan yang kita berlakukan kepada anak buah, haruslah peraturan yang sudah kita jalanin dan tidak pernah kita langgar. "Kepemimpinan buat saya tidak perlu populis di depan anak buah, tetapi membentuk "best result" bagi semua kinerja anak buah," tegasnya. Artinya adalah selalu mendidik anak buah untuk bisa meningkatkan totalitas kemampuannya guna mencapai hasil terbaik. Ia mengatakan komunikasi dalam gaya kepemimpinannya adalah berkomunikasi sesuai kepribadian masing-masing anak buah. Kalau memiliki 5 anak buah, maka kita harus punya 5 gaya dalam berkomunikasi dengan mereka agar efektif dan tidak dengan gaya komunikasi seperti seorang pemimpin. Selain menceritakan perjalanan kariernya dari awal hingga sukses seperti sekarang ini, Indayati juga memberikan tips-tips agar bisa mencapai karir yang bagus. Yang pertama adalah sebaiknya bekerja pada bidang yang disukai. Dengan demikian akan jadi lebih semangat. Kemudian yang kedua, dalam pekerjaan ada baiknya selalu melibatkan Tuhan, misalkan dengan berdoa dan penuh keikhlasan melakukan pekerjaan. Tidak mudah puas dengan pencapaian saat ini saja. Namun terus raih batas tertinggi kemampuan. Ia juga mengatakan agar bisa keluar dari zona nyaman, karena bisa menurunkan produktifitas. Terus kembangkan habit-habit baru. Jangan suka mengasihani diri sendiri (Self Pity) dengan mengeluh karena faktor fisik atau usia. Tetapi selalulah "on fire" agar ada booster yang menyemangati kita setiap saat. Dan tips terakhir dari Indayati adalah jangan lupa menjaga keseimbangan yaitu bekerja dan bermain. (Harus ada Me Time). Artinya jika sehari-hari di sibukkan dengan pekerjaan, sempatkan waktu untuk bersenang-senang agar pikiran segar kembali. Sebagai Pendidik, ia berharap sistem dan kurikulum di Indonesia ini mampu membuat siswa-siswa dari SD sampai Mahasiswa gemar ke sekolah untuk memperoleh ilmu. "Karena yang saya amati saat ini anak-anak itu kalau disuruh ke sekolah itu seperti nightmare alias siksaan dan tidak happy," kata perempuan 63 tahun tersebut. Bagi mereka sekolah adalah ajang penghukuman dan bukan tempat entertaint yang membuat mereka happy. Juga untuk guru-guru di Indonesia, haruslah mereka bisa menjadi transformer yaitu bisa menjadikan murid-muridnya kelak bisa melebihi guru. Sedangkan Kurikulum JRP pada dasarnya adalah bersifat Edutaintment, dimana intinya belajar sambil having fun. Sehingga siswa-siswa yang mendaftar di JRP lebih memilih Program Lifetime agar mereka bisa selamanya join kelas-kelas baru yang bisa menambah networking bagi mereka sekaligus mengembangkan kemampuan komunikasi serta sosialisasi mereka.indra

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU