Home / Surabaya : DPRD Surabaya Pertanyakan Dana APBD dan Fasilitas

PT NKE Diistimewakan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 22 Des 2018 08:52 WIB

PT NKE Diistimewakan

Prila Sherly, Alqomar, Noviyanti Tri, Firman Komeng, Tim Wartawan Surabaya Pagi Pemulihan Jalan Raya Gubeng Surabaya yang ambles akibat proyek pembangunan basement Rumah Sakit (RS) Siloam (Lippo Group) dikebut. Bahkan, Walikota Surabaya Tri Rismaharini kembali memantau proses pengurukan, Jumat (21/12/2018), meski harus duduk di kursi roda. Namun recovery jalan itu justru menuai polemik baru. Pasalnya, di lokasi banyak ditemukan alat-alat berat maupun truk pengangkut material pengurukan jalan menggunakan fasilitas negara yang dibiayai dana APBD. Padahal amblesnya Jalan Raya Gubeng bukan karena bencana alam. Diduga kuat akibat kelalaian dan kesalahan konstruksi yang dilakukan PT. Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (kontraktor) atau PT. Saputra Karya sebagai pemilik (owner) proyek. Kini dana Rp 10 miliar yang disiapkan dua perusahaan untuk pemulihan jalan yang ambles, dipertanyakan. ----- Di bawah pantauan Walikota Surabaya Tri Rismaharini, terlihat puluhan pekerja melakukan pengurukan jalan yang ambles dengan kedalaman sekitar 10-20 meter. Truk-truk pengangkut sirtu yang didatangkan dari Mojokerto dan daerah lainnya, silih berganti memasuki lokasi. Menurut pekerja di sana, ada 144 unit dump truck yang dikerahkan. Targetnya bisa mendatangkan sirtu 400 truk dalam sehari. Tak heran jika saat ini jalan raya Gubeng dipenuhi dump truck dan alat-alat berat. Setiap truk memiliki nomor urut sendiri. Di depan truk terdapat tulisan "Proyek Jalan Gubeng Surabaya Polda Jatim". Ternyata, mereka yang bekerja di proyek pemulihan jalan yang ambles itu bukanlah pekerja PT. Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (NKE) atau PT. Saputra Karya (SK). Menurut pekerja di sana, yang melakukan pengerjaan pengurukan itu dari Pemkot. "Para pekerja PT NKE tetap ada di lokasi proyek, namun mereka tidak melakukan aktivitas karena pekerjaan dilakukan dari Dinas PU Pemkot," ujar Didik, petugas keamanan di lokasi, saat ditemui Surabaya Pagi, Jumat (21/12/2018). Didik melanjutkan para pekerja PT NKE diliburkan hingga proyek pengerjaan jalan selesai. "Mungkin juga akan dilakukan rapat lagi untuk kelanjutan proyek basement yang dikerjakan PT NKE," tambahnya. Dibahas DPRD Rupanya pengurukan jalan raya Gubeng yang dikendalikan Walikota Surabaya Tri Rismaharini itu, sudah dipantau DPRD Kota Surabaya. Bahkan, Jumat (22/12) kemarin, Komisi C DPRD Kota Surabaya memanggil PT NKE, PT SK dan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya. Sayangnya, hearing kemarin tak dihadiri konsultan perencanaan proyek basement RS Siloam. Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, Sukadar mempertanyakan hitungan fasilitas yang dikeluarkan oleh Pemkot. Termasuk damp truck pengangkut sirtu dan alat berat yang digunakan. Kan tadi sudah dikatakan oleh pihak kontraktor bahwa semuanya ditanggung pihak kontraktor dan owner (PT. Nusa Konstruksi Enjiniring dan PT. Saputra Karya, red). Tidak menggunakan uang APBD sepersen pun. Namun saya lihat banyak truk dan alat berat itu milik Pemkot, itu hitunganyan gimana?, ungkap Sukadar yang juga Ketua Fraksi PDIP. Menurut Kepala Bidang Perencanaan dan Pengawasan DPUBMP Kota Surabaya Ridho Nur Wahab, pihaknya sudah melakukan rapat dengan beberapa pihak. Pemkot Surabaya dalam hal ini menfasilitasi percepatan normalisasi Jalan Raya Gubeng. Kami hanya fasilitasi untuk percepatan normalisasi saja. Perintahnya hanya itu, cetus Ridho saat hearing. Akhmad Suyanto, anggota Komisi C lainnya menegaskan pristiwa amblesnya jalan Gubeng bukan karena bencana alam, melaikan kesalah pengerjaan proyek tersebut. Itu bukan bencana alam, terangnya. Politis PKS ini juga mempertanyakan prosedurnya fasilitas sarana dan prasarana yang dikeluarkan Pemkot Surabaya untuk pemulihan jalan raya Gubeng. Itu harus jelas prosedurnya seperti apa menggunakan fasilitas Pemkot yang didanai APBD. Harus jelas itu, ungkapnya. Menurut Suyanto, Pemkot sebagaiknya tidak ikut campur dalam normalisasi Jalan Raya Gubeng. Sebab, menurutnya, amblesnya jalan karena kesalahan pembangunan proyek. Ia khawatir ada penghilangan barang bukti, mengingat saat ini amblesnya jalan itu masih dalam penyelidikan polisi. Perbaikan dipercepat tapi bisa menghilangkan barang bukti, tutur dia. Ia juga menanyakan masalah asuransi yang didapat pihak kontraktor dalam insiden ini. Semunya kan diasuransikan dan asuransi itu harus dijelaskan, pinta dia. Suyanto juga mempersilahkan warga Surabaya yang merasa dirugikan untuk melakukan gugatan dan menuntut ganti rugi, baik materi maupun moril. Kita di komisi C harus melindungi warga Surabaya. Jika ada yang dirugikan silakan minta ganti rugi, terangnya. PT NKE Menepis Menanggapi hal itu, PT Nusa Konstruksi Enjiniring (NKE) dan PT Saputra Karya kembali menegaskan bertanggung jawab dan akan memulihkan Jalan Raya Gubeng yang ambles. Isu normalisasi menggunakan dana APBD pun ditepis. 100 persen ditanggung PT NKE. Kami sudah beli tanah (untuk menguruk lokasi tanah yang ambles), ujar Kepala Departemen Operasional PT NKE, Hendri Nur ditemui di Gedung DPRD Surabaya, Jumat (21/12). Sejauh ini memang sudah terlihat beberapa dump truck lalu lalang membawa material tanah memasuki lokasi amblesnya Jalan Raya Gubeng. Pemkot kemarin sedikit itu yang mengerjakan. Nanti akan kami tukar yang dikeluarkan Pemkot, lanjut dia. Hendri mengaku telah menyiapkan dana Rp 10 milliar untuk perbaikan Jalan Raya Gubeng yang ambles. Dana tersebut bisa saja bertambah, jika memang diperlukan nantinya. Menurut hitungan yang dilakukan PT NKE, untuk mengembalikan jalan raya Gubeng membutuhkan 14 ribu kubik tanah. Hendri mengaku telah membelinya. Di samping itu juga telah menyiagakan empat bulldozer, empat ekskavator dan 120 truk. Itu untuk badan jalan saja. Target hari ini sudah 9.000-7.000 meter kubik, ungkapnya. Hendri menargetkan normalisasi Jalan Raya Gubeng selesai dalam 10 hari ke depan. Itu sudah sesuai dengan perhitungan. Ia tidak khawatir kalau dikerjakan asal cepat justru terjadi ambles lagi. Timbunan itu perlu proses sattlement (penyelesaian). Kalau kami paksakan cepat kan retak. Jangan sampai kami maunya cepat malah retak, terangnya. Terpisah, Kabag Humas Pemkot Surabaya M Fikser menjelaskan biaya recovery Jalan Gubeng yang ambles untuk sementara ditalangi Pemkot Surabaya. Pertimbangan itu diambil karena mengejar target penyelesaian seminggu. "Masih ditanggung oleh Pemkot. Nanti kalau sudah selesai klaimnya akan diganti oleh pihak swasta, entah siapa itu yang akan bertanggung jawab sesuai hasil pemeriksaan," kata Fikser. Dikontrol Risma Sementara itu, Wali Kota Risma dengan menggunakan megaphone memberikan instruksi langsung kepada operator alat berat. Dengan duduk di atas kursi roda, ia memberikan instruksi menggunakan pengeras suara. Pak tolong mundur dulu (motor grader), itu biar dump truk nurunin pasir dulu. Nanti kalau selesai, alat berat maju lagi, katanya. Sekitar dua jam lebih, Wali Kota Risma memantau dan memimpin langsung proses recovery Jalan Raya Gubeng yang ambles. Risma menolak berkomentar selain masalah recovery jalan. Kata Risma, pihaknya menargetkan dalam tiap hari mendatangkan 400 dump truk pengangkut pasir (sirtu). Dari hasil perhitungan, untuk pengurukan keseluruhan jalan ambles, dibutuhkan sebanyak 1800 dump truk atau setara dengan 36 ribu meter kubik pasir (sirtu). Hari ini targetnya 400 truk, minimal 400 truk. Ini semua butuhnya 1800 (dump truk). Jadi kalau sehari 400 truk, maka kita butuh 3 4 hari. Setelah itu mungkin cuma 2 hari, kata Risma. Pihaknya juga berharap, agar recovery Jalan Raya Gubeng selesai dalam kurung waktu satu minggu. Oleh karena itu, recovery jalan ini akan dilakukan selama 24 jam nonstop. Ketika memantau rongga bawah jalan ambles menggunakan drone, ia melihat ada salah satu pedestrian yang akan ambrol. Kemudian, ia memberikan instruksi agar pedestrian itu sekalian dirobohkan. Itu sekalian pedestrian yang mau ambrol dirobohkan. Nanti sekalian diuruk agar diperbaiki ulang, ujarnya. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU