PT. Gudang Garam Ajak Media Menilik Manfaat Bambu di Sektor Ekonomi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 03 Nov 2019 14:15 WIB

PT. Gudang Garam Ajak Media Menilik Manfaat Bambu di Sektor Ekonomi

SURABAYAPAGI.COM, Kediri - PT Gudang Garam Tbk. Kediri mengajak awak media Kediri di Dusun Bambu, Kabupaten Bandung. Para awak media diajak menilik manfaat bambu di sektor ekonomi yang sudah sukses dilakukan di lokasi wisata bumi Pasundan tersebut. Di lokasi itu puluhan media Kediri diajak belajar jika manfaat bambu tidak hanya untuk pelestarian alam. Namun juga bisa untuk keterampilan memproduksi kerajinan bambu hingga berdaya jual tinggi. Kepala Bagian Humas PT Gudang Garam Tbk Iwhan Tricahyono mengatakan, tujuan acara ini diantaranya selain mempererat hubungan antara perusahaan PT Gudang Garam dengan media, namun juga diharapkan setelah pulang dari edukasi ini dapat membawa ilmu dan tambahan wawasan tentang manfaat bambu. "Di sini kita bisa melihat banyak sekali hal-hal pengetahuan yang nantinya bisa kita bawa pulang. Insya Allah semuanya akan memberikan manfaat buat kita dan juga Gudang Garam dan kita tentunya berharap kedepan kami juga ingin memiliki kegiatan CSR yang lebih baik lagi dari yang sudah-sudah," ujarnya, Sabtu (2/10/2019). Sejauh ini melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), PT Gudang Garam Tbk berkontribusi pada pelestarian alam, sekaligus memberi nilai tambah ekonomi masyarakat. Salah satunya dengan penanaman pohon bambu di bagian timur lereng Gunung Wilis, Jawa Timur. "Bambu juga merupakan tanaman konservasi dengan kemampuannya menjaga ekosistem air. Sistem perakaran bambu yang sangat rapat dan menyebar ke segala arah mampu menahan tanah dari erosi," jelas Iwhan Tricahyono. Selain pelestarian lingkungan, program CSR PT Gudang Garam Tbk juga berupaya membangun pertumbuhan ekonomi kreatif kerajinan bambu masyarakat lereng Gunung Wilis. Memanfaatkan tanaman bambu yang ada, masyarakat diberi keterampilan memproduksi kerajinan bambu hingga berdaya jual tinggi. Hingga saat ini para perajin di leremg Gunung Wilis masih menjalankan usahanya secara konvensional. Produk mereka masih berupa cagak bangunan, gedek (sesek), tusuk sate, tompo, cikrak, dan kurungan ayam. Itupun diproduksi dalam jumlah terbatas karena keterbatasan biaya serta pemasaran. Kondisi ini berbanding terbalik dengan ketersediaan bahan baku bambu yang cukup melimpah. Program CSR PT Gudang Garam Tbk berkomitmen mengembangkan industri kerajinan bambu di sana, sekaligus merawat kelestarian alam. Untuk itu dibutuhkan peran semua pihak, termasuk media massa dalam memberikan ruang informasi terhadap upaya ini. Melalui Media Gathering 2019, puluhan awak media Kediri diajak berkunjung ke Dusun Bambu dan Saung Angklung Udjo Bandung, Jawa Barat, untuk menyaksikan secara langsung pengelolaan ekowisata berbasis pelestarian lingkungan yang memberi nilai ekonomi masyarakat. Di lokasi Dusun Bambu, merupakan ekowanawisata pertama yang berada di Jalan Kolonel Masturi KM 11 Cisarua, Bandung Barat. Dengan ketinggain 1.500 mdpl, Dusun Bambu menyajikan pemandangan apik dan menarik dengan konsep wisata keluarga serta pengetahuan manfaat bambu yang bisa diolah sebagai alat musik hingga bernilai jual tinggi. Dusun Bambu dibangun dari keprihatinan terhadap sebuah lahan di Bandung Barat yang tak diperhatikan oleh petani setelah panen. Pada tahun 2008, beberapa pengusaha memiliki ide mengembalikan lahan yang memprihatikan tersebut untuk diperbaiki. Salah satunya dengan menjadikan lahan konservasi bambu. Proses pengembalian lahan seluas 15 hektar agar hijau kembali ternyata tak mudah. Diperlukan sedikitnya 100.000 bibit tanaman bambu untuk menciptakan surga alam yang bisa dinikmati semua orang. Usaha penghijauan Dusun Bambu memakan waktu lama, dari tahun 2008 hingga tahun 2011. Setelah vegetasi alam Dusun Bambu mulai pulih, dibangunlah beberapa bangunan dengan konsep hijau (green). Arsitektur harus berpikir keras untuk membangun sebuah bangunan yang dapat menyatu dengan alam, namun tetap memiliki nilai estetika tinggi. Hingga pada 16 Januari 2014, Dusun Bambu mampu bermetamorfosa menjadi ekowanawisata pertama di Jawa Barat dengan misi 6-E (Edukasi, Ekonomi, Etnologi, Etika, Estetika dan Entertainment). Di lokasi tersebut para wisatawan yang berkunjung diajak belajar bagaimana memanfaatkan bambu untuk dapat menjadi alat musik hingga bernilai jual tinggi dari Wawan Dandawan Margadipradja, BA, M.Ed selaku Ketua Yayasan seniman bambu di Dusun Bambu. Selain itu, di lokasi Saung Angklung Udjo (SAU) adalah destinasi wisata yang dilengkapi tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop instrumen musik dari bambu. Selain itu SAU juga menjadi laboratorium kependidikan dan pusat belajar kebudayaan Sunda, khususnya angklung. Didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiati, tempat ini dibangun untuk melestarikan seni tradisional Sunda. Tak heran jika suasana tempat ini begitu segar dikelilingi pohon-pohon bambu. Aneka kerajinan bambu dan interior bambu hingga alat musik bambu bisa dijumpai di Saung Angklung Udjo. Untuk diketahui, sejauh ini PT Gudang Garam sudah melakukan penanaman bambu pada tahap pertama sejak 2016 lalu. PT Gudang Garam Tbk. bekerjasama dengan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri, KPH Nganjuk, dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Program CSR ini menanam 15.600 bibit bambu di lahan seluas 100 hektar di Desa Tarokan, Kabupaten Kediri. Tanaman bambu itu tersebar di wilayah KPH Kediri yang meliputi BKPH Kediri (3.640 pohon), BKPH Pace (3.640 pohon), dan BKPH Pare (3.640 pohon). Sedangkan sisanya ditanam di BKPH Berbek Nganjuk (4.680 pohon). Sukses dengan penanaman tahap pertama, program ini berlanjut pada tahap kedua 9 Februari 2017. PT Gudang Garam Tbk kembali menanam 79.498 bibit bambu di lahan seluas 500 hektar di Dusun Klepu, Desa Parang, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri. Penanaman ini dilakukan bersama Perum Perhutani KPH Kediri dan LMDH. Tanaman bambu ini tersebar di kawasan BPKH Kediri (43.766 pohon), BKPH Pace (30.887 pohon), dan BKPH Pare (4.845 pohon). Can

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU