Home / Pilpres 2019 : Surat Terbuka untuk Capres Jokowi-Prabowo, Peserta

Prabowo, Soroti Infrastruktur Jokowi, ada Korupsinya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 28 Sep 2018 19:38 WIB

Prabowo, Soroti Infrastruktur Jokowi, ada Korupsinya

Pak Jokowi-Pak Prabowo Yth, Anda berdua dalam pembangunan infrastruktur, berbeda pendapat. Anda capres Jokowi, dalam berbagai kesempatan, menyatakan selama memimpin Indonesia akan fokus membangun infrastruktur hingga ke pelosok dan pulau terluar. Fokus pembangunaninfrastruktur ini dimulai i dari kawasan yang dinilai paling fenomenal, hingga membuka akses di perbatasan. Kepala Balitbang PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) Danish H Sumalidaga mengungkapkan, selama tiga tahun kepemimpinan Jokowi-JK telah berhasil membangun jalan nasional sepanjang 2.623 kilometer. Mayoritas yang dibangun adalah jalan-jalan perbatasan yang ada di Kalimantan, Papua dan Nusa Tenggara Timur, kurang lebih 2.000 km. Teman saya yang bulan Mei lalu ke Papua, menyaksikan fisik dari pembangunan jalan Trans Papua mulai terlihat. Perkembangannya juga cukup signifikan meski medan pembangunan cukup berat. Pembangunan proyek infrastruktur di Papua, dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga TNI Angkatan Darat. Selain itu, Anda Jokowi mengklaim, pembangunan jalan tol baru selama Anda memimpin, membangun infrastruktur paling banyak dibanding pemerintahan sebelumnya. Bahkan menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, masa kepemimpinan Presiden Soeharto selama 32 tahun, ada 490 km jalan tol baru yang dibangun. Sementara di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, jalan tol baru yang terbangun sepanjang 212 km. Sementara pada era Presiden Megawati Soekarno Putri, hanya 34 km yang terbangun. Sedangkan di era Presiden Presiden BJ Habibie hanya 7,2 km, dan bahkan saat Indonesia dipimpin Presiden Abdurrahman Wahid hanya 5,5 km jalan tol yang terbangun. Sementara jalan tol yang sudah dibangun di pemerintahan Anda Jokowi-JK dinilai paling banyak dari sebelum-sebelumnya. Panjangnya 568 km. Strategi pembangunannya adalaha menghubungkan titik-titik kota besar di Sumatera lewat ribuan kilometer jalan tol atau yang lebih dikenal dengan tol Trans Sumatera. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) optimistis pembangunan jalan tol baru sampai Anda memimpin tahun 2019 bisa mencapai panjang 1.852 km. Proyeksi ini, menurut Menteri PUPR melampaui target pembangunan tol yang sudah ditetapkan sebelumnya sepanjang 1.000 km hingga 2019. Infrastruktur yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2015-2019 dilakukan melalui pembangunan 2.650 km jalan, pembangunan 3.258 km jalur kereta api, pengembangan 24 pelabuhan, pembangunan 15 bandara baru, ketahanan energi melalui penyediaan 35 ribu MW listrik, pembangunan kilang minyak baru, dan penyediaan layanan broadband. Untuk proyek jalan, misalnya, sejauh ini sudah dibangun 1.286 km (2015), 569 km (2016), dan 329 km (2017). Untuk tahun 2018 lalu, Anda capres Jokowi, malah sudah meresmikan Tol Ngawi-Kertosono sepanjang 49 km. Pak Jokowi-Pak Prabowo Yth, Anda Prabowo Subianto, menuding ada potensi anggaran infrastruktur yang dikorupsi. Anda Prabowo malah menyindir pembangunan infrastruktur telah memakan korban jiwa. Insiden demi insiden kerusakan bisa Terjadi karena proyek dikorupsi. Tetapi Anda Capres Prabowo, sampai kampanye Pilpres dimulai tidak bisa mengungkap pos-pos korupsi pembangunan infrastruktur mana yang selama ini dijalankan oleh Anda capres Jokowi. Anda capres Prabowo, hanya bicara terlalu umum tentang praktik korupsi dalam bentuk markup atau penggelembungan. Hal yang sempat menjadi pembicaraan publik tentang beberapa kecelakaan infrastruktur, antara lain girder Tol Tol Depok-Antasari yang roboh. Disamping box girder LRT di Pulogadung roboh. Begitu juga tiang penyangga beton proyek Tol Becakayu ambruk. Anda capres Prabowo mengungkap pengalaman sehari-hari dan pengetahuan umum tentang penggelembungan nilai dalam proyek-proyek infrastruktur. Karenanya, Anda capres Prabowo, mengamati ada sejumlah jembatan yang belum dipakai sudah jatuh. Karena itu beberapa proyek infrastruktur di Jakarta besar-besaran terpaksa dihentikan daripada menimbulkan korban nyawa lain. Anda Prabowo menyebut proyek-proyek infrastruktur yang rusak merupakan bentuk korupsi. Maklum, ada selisih nilai proyek akibat penggelembungan. Selisih mark up lari ke pemegang proyek. Sementara, proyek-proyek infrastruktur hanya jatuh kepada segelintir pihak. Sayang, Anda capres Prabowo tak menyebut secara spesifik segelintir pihak dan proyek mana saja yang terindikasi ada mark-up. Anda Prabowo, malah mengingatkan Anda Jokowi bahwa infrastruktur dan pembangunan ekonomi kerakyatan merupakan satu lembaran yang tidak terpisahkan. Dalam pandangan capres Prabowo, suatu pembangunan infrastruktur, tanpa diimbangi dengan kinerja tim pembangunan ekonomi yang bagus ibarat berjalan dengan satu kaki, sehingga timpang. Bahkan, mantan presiden SBY yang mendukung capres Prabowo, juga menyoroti kinerja Anda Jokowi, terkait pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, program pengurangan kemiskinan, hingga melemahnya nilai rupiah. SBY tidak pernah memuji Anda Jokowi, terkait pembangunan infrastruktur. Pak Jokowi-Pak Prabowo Yth, Semua tahu bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia, membutuhkan dana sangat besar. Saat ini, ada 225 proyek berupa jalan tol, jalan strategis nasional, kereta api, bandara, pelabuhan, perumahan, waduk, sampai bendungan. Menurut beberapa ekonom, kebutuhan dananya bisa mencapai Rp 5.500 triliun rupiah. Dan sekitar Rp 1.500 triliun rupiah atau 30 persennya, dibiayai APBN. Selebihnya utang. Anda capres Jokowi, selama ini seperti mengabaikan kritik-kritik dari SBY dan Anda capres Prabowo. Anda capres Jokowi, sedih melihat infrastruktur Indonesia jauh tertinggal dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura. Pikiran Anda capres Jokowi, yang mengutamakan pembangunan infrastrukur, dikritik oleh beberapa akademisi. Salah satunya Ketua Pusat Kajian Ekonomi Kerakyatan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang, Munawar Ismail. Menurut Munawar, gencarnya program infrastuktur pemerintah Anda tidak akan berdampak besar pada perekonomian bila tanpa dibarengi pembangunan ekonomi kerakyatan yang menyeluruh. Sementara konsep ekonomi kerakyatan hanya Anda capres Jokowi, sebagai sebuah kebijakan. Hasilnya, yang tampak ekonomi kerakyatan dalam bentuk pemberian bantuan ke orang miskin. Kekhawatiran Munawar, betapa pun majunya infrastruktur, tanpa ada penerapan ekonomi kerakyatan yang holistik, tetap akan terjadi kesenjangan sosial. Nah, pertanyaannya, ekonom saja mengkritik kemiskinan dan ketimpangan akan bisa teratasi. Apalagi rakyat miskin yang tidak mampu naik jalan tol, karena tidak memiliki sepeda motor apalagi mobil. Berbeda dengan Ekonom Universitas Indonesia, Telisa A Valianty. Telisa mengakui pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan pemerintah sudah tepat, karena memang dibutuhkan. Tentang implikasi ekonominya, Telisa, Menyatakan butuh waktu. Tapi Telisa, mengingatkan Anda capres Jokowi, sebaiknya pembangunan infrastruktur menjadi komplementer kegiatan ekonomi rakyat. Sayangnya, Telisa melihat sinergi pembangunan infrastruktur dengan ekonomi kerakyatan belum terasa. Pak Jokowi-Pak Prabowo Yth, Tudingan Anda capres Prabowo, dalam pembangunan infrastruktur saat ini ada korupsinya, tidak bisa dianggap remeh. Apalagi tudingan ini di sampaikan di publik dan disiarkan media. Sejauh ini memang belum ada reaksi, apalagi sikap dari Anda maupun tim sukses capres Jokowi. Pernyataan secara umum atas sinyalemen mark up suatu proyek infrastruktur dapat berkontribusi besar terhadap riuhnya pertentangan masyarakat di media. Apalagi tuduhan ini disampaikan oleh warga negara Indonesia berbasis ketokohan. Apalagi tudingan ada korupsi dalam proyek infrastruktur yang roboh dari Anda capres Prabowo, bisa dipandang oleh publik sebagai sebuah masalah yang besar dan mengkhawatirkan. Sekarang memasuki era kampanye resmi. Anda berdua yang sama-sama sudah menjadi tokoh politik tingkat nasional, saya sarankan mau menurunkan egonya, khususnya saat membahas isu-isu tentang korupsi terkait proyek infrastruktur. Hal yang menurut akal sehat saya perlu Anda berdua pikirkan bahwa pelbagai peristiwa tudingan korupsi tanpa disertai alat bukti, sangat tidak mendidik masyarakat. Mengingat kegiatan pemberitaan di media masa selalu bersifat bebas nilai. Maklum, suatu peristiwa konflik atau tudingan di masyarakat, sudah otomatis menjadi tugas media untuk mengangkat fakta tersebut ke dalam pemberitaan. Anda berdua mesti tahu dalam konflik dan tudingan masalah korupsi, apalagi proyek infrastruktur yang dibiayai APBN dan utang luar negeri sangat besar, media hanya bekerja sebagai pelapor kepada masyarakat sebagai gak masyarakat untuk tahu. Dalam sudut pandang ini, fenomena pemberitaan tudingan ada korupsi di proyek infrastruktur, peran media hanya untuk menyoroti peristiwa dan kemudian mengangkatnya ke publik. Maka, jika dalam berita media massa banyak dipaparkan tentang berbagai macam konflik dan tudingan korupsi dalam masyarakat, maka hal ini berjalan lurus dengan kondisi nyata di dalam masyarakat itu sendiri. Tudingan adanya korupsi di proyek infrastruktur dari tokoh nasional merupakan peristiwa besar yang menyangkut hajat hidup rakyat. Mengingat pembangunan infrastruktur bukan hanya mengambil anggaran besar dari APBD dan utang, tapi berdampak ekonomi untuk rakyat kecil juga. Termasuk mempermudah sistem distribusi sembako. ([email protected], bersambung)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU