Positif dan Negatifnya Implementasi Program Tri Rismaharini

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 11 Des 2018 15:57 WIB

Positif dan Negatifnya Implementasi Program Tri Rismaharini

SURABAYAPAGI.com, Surabaya Tidak terasa Tri Rismaharini telah menjabat hampir dua periode dengan berbagai perubahan yang dibawanya untuk menjadikan Surabaya lebih baik. Deretan prestasi telah diperoleh dirinya dan Surabaya karena tata kelola kota yang mumpuni. Namun, semuanya tidak terlepas dari tanggapan positif dan negatif masyarakat khususnya kalangan mahasiswa, penggerak perubahan. Sebenarnya yang dilakukan oleh Ibu Risma dalam memperbaiki kota Surabaya pada tata kelolanya adalah fokus utama. Tidak harus mencakup berbagai aspek agar dapat menjadi Surabaya yang lebih baik. Namun, Ibu Risma mampu mengambil satu aspek dan memaksimalkannya. Ujar Dio, salah satu mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UNAIR yang ditemui Selasa (11/12). Kezia Djawa, seorang mahasiswi Psikologi UNAIR menambahkan penjelasan mengenai positifnya kinerja Risma dalam membangun Surabaya. Menurut saya, sebagai anak yang suka explore Surabaya, di bagian pusat kota sudah cukup terjamah. Dimulai dari pembangunan trotoar yang ramah untuk pejalan kaki, bola bola di tepi jalan, dan ide penanaman Pohon Tabebuya. Setiap pemimpin menonjolkan satu aspek yang dapat maksimal tidak secara keseluruhan. Bila berupaya memberikan program pada setiap aspek justru tidak maksimal. Ketika periode kepemimpinan Ibu Risma akan selesai, menurut saya tidak perlu untuk menjangkau aspek lainnya. Meskipun masih banyak kekurangan misal dalam pembangunan pinggiran kota Surabaya. Namun, hal tersebut bila belum dapat rampung maka memberikan permasalahan untuk kepemimpinan selanjutnya tambah Dio. Namun, di setiap masa kepemimpinan selalu ada hal positif dan negatif yang harusnya menjadi acuan bagi para calon pemimpin selanjutnya. Untuk saya sendiri merasakan bahwa tata kelola yang dilakukan Ibu Risma sudah cukup merata. Meskipun tetap terdapat permasalahan utama yang tetap tidak bisa dihindarkan yaitu macet. Hal ini yang perlu diperhatikan oleh pihak pemerintahan. Ujar Ilham, mahasiswa Fakultas Hukum, UINSA. Kritik lainnya disampaikan oleh salah satu mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional UNAIR. Menurut saya sendiri sebenarnya ada beberapa aspek bagian dari tata kelola yang dilupakan oleh Ibu Risma yaitu kenyamanan. Saya sering merasakan adanya pengeboran jalan raya di pagi hari yang mana justru menghambat arus lalu lintas. Selain itu, di daerah Tambaksari sendiri dibangunnya trotoar yang semakin mempersempit jalan untuk kendaraan bermotor. Permasalahannya, sebelum membangun trotoar harusnya adanya inisiatif menumbuhkan culture untuk berjalan kaki. Ujar Ruli. Positif dan negatifnya tanggapan dari berbagai pihak terhadap suatu pemerintahan harus didengar dan diperhatikan. Pemimpin adalah orang yang mendedikasikan dirinya untuk rakyat. Namun, tidak ada kepemimpinan yang hanya menerima feedback positif melainkan juga negatif. Hal ini dapat menjadi pembelajaran atau aspek yang perlu diperhatikan agar menjadi pemimpin lebih baik. Tidak peduli siapa pemimpinnya, namun suara rakyat yang harus tetap didengar terlepas dari keterpihakan. Pr

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU