Polri Amankan 634 Perusuh Demo Tolak Omnibus Law di Surabaya-Malang

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 09 Okt 2020 09:18 WIB

Polri Amankan 634 Perusuh Demo Tolak Omnibus Law di Surabaya-Malang

i

Pendemo rusak salah satu mobil polisi saat tolak omnibus law. SP/ Hendar Wanto

Baca Juga: SK Kwarda Jatim Terbit, Semangat Baru Bagi Pramuka Jawa Timur

SURABAYAPAGI.com,  Surabaya - Demo tolak undang undang omnibus law, di Surabaya dan Malang mencekam. Pasalnya, sempat terjadi bentrokan antara massa dan polri. Akibatnya, massa perusuh sebanyak 634 diamankan Kamis (8/10/2020).
 
Ahmad Fauzi, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Timur berterimakasih kepada Polda Jatim yang telah mengamankan dan memberikan pelayanan yang terbaik atas jalannya aksi demo yang dilakukan oleh kawan-kawan buruh dalam menyampaikan aspirasinya,di DPRD Jatim. Namun sangat disayangkan aksi ini diciderai oleh penyusup yang sengaja membuat suasana menjadi ricuh.
 
"Untuk itu peristiwa yang sangat langkah di Indonesia ini, seluruh pekerja di Jawa Timur memberikan apresiasi setinggi tingginya kepada aparat keamanan yang luar biasa mengamankan jalannya unjuk rasa pada hari ini. Inovasi dan fasilitas yang terbaik diberikan oleh Polda Jawa Timur untuk amannya masyarakat pekerja dalam menyuarakan demonstrasi pada hari ini." Imbuhnya. 
Saya atas nama SPSI Jawa Timur, mengucapkan terimakasih, betapa rakyat pekerja Jawa Timur, rakyat buruh Jawa Timur berkumpul di kantor Gubernur untuk menyuarakan, bukan hanya menolak Omnibuslow, tapi meminta bapak Presiden mencabut sesegera mungkin.
 
Selain itu, ketua SPSI Jatim ini juga menyayangkan aksi tersebut di nodai oleh anak - anak yang berusia belasan tahun yang membuat suasana demontrasi ini menjadi rusuh, dan ada juga buruh yang menjadi korban lemparan batu.
 
"Kami menyesalkan atas peristiwa ini, yang kami tangkap dilapangan adalah anak-anak yang berusia 15 tahun, 9 tahun, mereka diluar dugaan kita menyusup memprovokasi kegiatan pekerja, kegiatan para buruh, dengan membawa batu, membawa pentungan dan lain-lain. Maka kami meminta kepada bapak Kapolda, kepada jajaran keamanan di Jawa Timur untuk memproses pelaku tersebut secara hukum yang berlaku, karena ada anggota kami di Gersik, yang kena pentungan, kena lemparan batu mereka,"terangnya.
 
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, juga mengapresiasi untuk para buruh yang sudah mewarnai atas aksinya hari ini berjalan kondisif, namun ada evaluasi dan catatan di lapangan, Polda Jawa Timur sudah mengantisipasi atas insiden yang terjadi di beberapa daerah di Jawa Timur.
 
"Khusus di Surabaya dan di beberapa daerah, seperti Malang ada insiden yang perlu dilakukan penindakan, yakni penindakan secara persuasive tetap namun juga tegas terukur, saat ini di Polres Malang ada beberapa tindakan dan kita amankan, untuk kita lakukan pemeriksaan, di Surabaya pun sudah kita lakukan beberapa pengamanan, untuk data menyusul,"papar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko di Grahadi.
 
Selanjutnya, kita akan lakukan rapid test, apa bila hasilnya reaktif maka kita akan lakukan swab, dan apa bila positif kita akan lakukan langsung karantina, kemudian proses selanjutnya kita lakukan penegakan hukum sesuai dengan hasil penyidikan, kemudian kita lihat ada anak-anak yang kita rasa belum paham tentang apa esensi dari pada gerakan ini dan tentunya ini masih kita dalami, yang jelas bukan merupakan elemen dari buruh yang ada melakukan esensi pendapatnya.
 
Dalam insiden ini, jajaran Polda Jatim berhasil mengamankan perusuh pada aksi demo di Malang dan Surabaya sebanyak 634 orang yang sengaja merusak fasilitas umum dan melawan petugas. 
 
"Di Surabaya insiden yang terjadi di depan gedung grahadi dan lokasi lainnya di Surabaya sebanyak 505 orang, dan di Malang juga ada 129 orang, total untuk kejadian di Surabaya dan Malang sebanyak 634 orang. Kita lihat dari berbagai perannya, yang pertama tentu kita lihat ada berbagai pengerusakan fasilitas umum atau pagar Gedung Grahadi, kemudian ada Pasal 218 jo 212 KUHP melawan petugas,"ujarnya menutup pembicaraan. nt

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU