PHK Pekerja dan Menutup Bisnis, Deutsche Bank Alami Kesulitan keuangan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 14 Jul 2019 21:08 WIB

PHK Pekerja dan Menutup Bisnis, Deutsche Bank Alami Kesulitan keuangan

SURABAYAPAGI.com Bank asal Jerman Deutsche Bank AG, mengalami kesulitan keuangan yang begitu hebat. Hal ini membua Bank Deutsche Bank mengambil keputusan sulit dengan memangkas 18.000 karyawannya yang tersebar di seluruh dunia hingga akhir 2022. Hal itu juga berdampak kepada salah satu anak usaha yang beroperasi di Indonesia. Upaya tersebut merupakan restrukturisasi bank asal Frankfurt. Sejumlah skandal dari lebih dari satu dekade yang lalu, atau tepatnya saat krisis di pasar keuangan AS pada 2008 menjadi penyebab memburuknya kinerja Deutsche Bank. Pada Januari 2017, perusahaan harus membayar penalti mencapai US$ 7,2 miliar pada Departemen Kehakiman AS karena telah memberikan informasi yang menyesatkan kepada investor terkait penjualan efek beragun aset properti (mortgage-backed securities) yang turut menyebabkan krisis keuangan di AS pada 2008, dilansir CNBC International. Tidak lama setelahnya, Deutsche Bank dikenakan denda sebesar US$ 630 juta atas tuduhan pencucian uang di Rusia. Kemudian pada November 2018, kantor pusat perusahaan di Frankfurt diserbu oleh jaksa penuntut Jerman sebagai bagian dari penyelidikan pencucian uang, dilansir CNN International. Sebenarnya, Sejak 2015, Deutsche Bank juga gagal lolos dari stress test di AS, sehingga beberapa upaya dilakukan bank ini untuk merestrukturisasi, melakukan perubahan kepemimpinan, dan mengalami penurunan peringkat. Dalam dua dekade terakhir perusahaan telah memangkas sekitar 59.300 karyawannya. Namun sejatinya jumlah karyawan perusahaan tidaklah banyak berkurang, justru bertambah . Melansir laporan tahunan Deutsche Bank, di tahun 2000 total karyawan yang tercatat sekitar 89.800 orang, sedangkan tahun 2018 jumlah karyawan perusahaan mencapai 91.700 orang. PHK ribuan karyawan tersebut diiringi dengan pengunduran diri sukarela Chief Investment Banking Garth Ritchie. Sumber CNBC International juga memberitahu bahwa Chief Regulatory Officer, Sylvie Matherat juga bersiap undur diri. Rupanya, kesulitan yang dialami Deutsche Bank tersebut menjalar hingga ke Indonesia. Pekan ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengonfirmasi telah menerima rencana pengunduran diri Deutsche Sekuritas Indonesia (DB) sebagai salah satu Anggota Bursa (AB). Pengunduran diri ini sejalan dengan langkah restrukturisasi masal yang dilakukan oleh induk usahanya Deutsche Bank Group. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan rencana tersebut telah disampaikan sekuritas ini pada awal pekan ini, Senin (8/7/2019). "Mereka kasih tahu ke bursa minggu ini, hari Senin langsung disampaikan. Mereka kasih tahu kalau beritanya benar, secara institusi ada restrukturisasi dan Indonesia akan terpengaruh. Tapi kapannya belum tahu,," kata Laksono dilansir dari CNBC Indonesia, minggu (14/7) Deutsche Sekuritas hingga akhir Maret 2019 lalu memiliki modal kerja bersih disetarakan (MKBD) senilai Rp 342,75 miliar dengan jumlah modal ditempatkan dan disetor senilai Rp 50 miliar. Di Indonesia, sekuritas ini memiliki izin usaha sebagai penjamin emisi efek.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU