Pertumbuhan Ekonomi Cina Kuartal II Tercatat Paling Buruk dalam 27 Tahun Te

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 15 Jul 2019 14:34 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Cina Kuartal II Tercatat Paling Buruk dalam 27 Tahun Te

SURABAYAPAGI.COM, BEIJING - Pertumbuhan ekonomi China dilaporkan melambat menjadi 6,2% pada kuartal kedua. Hal ini diketahui sebagai laju ekonomi terlemah dalam setidaknya 27 tahun. Pasalnya, faktor permintaan dari dalam dan luar negeri goyah dalam menghadapi tekanan perdagangan AS yang meningkat. Di sisi lain, kinerja sektor manufaktur pada bulan Juni tampak lebih optimis. Selain itu, penjualan ritel juga menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Walau demikian, beberapa analis memperingatkan kenaikan itu mungkin tidak akan berkelanjutan. Oleh sebab itu, mereka berharap Beijing akan terus meluncurkan langkah-langkah perbaikan lebih banyak dalam beberapa bulan mendatang. Mitra dagang dan pasar keuangan China pun mengamati dengan seksama sejauh mana kesehatan negara yang memiliki ekonomi terbesar kedua di dunia itu ketika perang perdagangan versus Amerika Serikat menjadi lebih lama dan lebih mahal. Pasalnya, perang dagang tersebut dapat memicu kekhawatiran resesi global. Kecepatan pertumbuhan ekonomi periode bulan April-Juni lalu sejatinya sejalan dengan ekspektasi analis. Mereka sebelumnya telah memprediksi pertumbuhan ekonomi China bakal menjadi yang paling lambat sejak kuartal pertama 1992. "Pertumbuhan China bisa melambat menjadi 6% hingga 6,1% di babak kedua," kata Nie Wen, seorang ekonom di Hwabao Trust. "Memotong rasio persyaratan cadangan bank (reserve requirement ratios/RRR) masih sangat mungkin karena pihak berwenang ingin mendukung ekonomi riil dalam jangka panjang." Selain itu, Nie Wen memprediksi, ekonomi China akan terus melambat sebelum stabil di sekitar pertengahan 2020. China sendiri sebetulnya telah memangkas RRR sebanyak enam kali sejak awal 2018 untuk membebaskan lebih banyak dana pinjaman. Ekonomi China sendiri sebetulnya sebagian besar bersandar pada stimulus fiskal untuk menopang pertumbuhan ekonomi tahun ini. Mereka mengumumkan pemotongan pajak besar-besaran senilai hampir 2 triliun yuan ($ 291 miliar) dan kuota 2,15 triliun yuan untuk penerbitan obligasi khusus oleh pemerintah daerah yang bertujuan meningkatkan pembangunan infrastruktur. Namun, ekonomi lambat merespons, dan sentimen bisnis tetap berhati-hati. Tekanan perdagangan telah meningkat sejak Washington menaikkan tarif barang-barang China dengan tajam pada bulan Mei. Sementara kedua belah pihak telah sepakat untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan dan menunda tindakan lebih lanjut, mereka tetap berselisih mengenai masalah-masalah penting yang diperlukan untuk suatu perjanjian.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU