Home / SGML : Fadeli Prihatin Masih ada Kasus Kekerasan Anak di

Pertengahan Tahun Ini, Terdapat 28 Kasus Kekerasan Terhadap Anak

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 26 Jul 2018 15:28 WIB

Pertengahan Tahun Ini, Terdapat 28 Kasus Kekerasan Terhadap Anak

SURABAYA PAGI, Lamongan - Fadeli bupati Lamongan yang baru saja menerima Penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) dari PPPA mengaku cukup prihatin kalau di daerahnya masih ada kekerasan, karena itu ia meminta kepada jajaran terkait berperan aktif dalam upaya meminimalisir adanya kekerasan anak. Disebutkan Fadeli dalam acara Edukasi (KIE) tentang Perlindungan Perempuan dan Anak, Advokasi dan Fasilitasi Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pameran Hasil Karya Perempuan di Bidang Pembangunan di Pendopo Lokatantra, Kamis (26/7), pada tahun 2017 lalu ada 50 kasus kekerasan di Lamongan. "Pada Tahun 2017 terdapat 50 kasus kekerasan terhadap anak di Lamongan. Untuk Semester I tahun 2018 sudah terdapat 26 kasus. Untuk itu saya sangat prihatin dengan hal tersebut, ujarnya. Fadeli berharap penanganan kekerasan ini kedepannya harus lebih baik lagi.Merujuk seperti yang disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak, belum ada kota dan kabupaten di Indonesia ini yang benar-benar layak anak, katanya menambhkan. Dia meminta perangkat daerah (PD) di Lamongan tidak berpuas diri dengan diterimanya penghargaan KLA. Meski ada peningkatan dari tingkat pratama pada tahun 2017 menjadi tingkat madya di tahun 2018. Fadeli menginstrusikan kepada PD terkait untuk memenuhi fasilitas sesuai standar kelayakan anak, membentuk Perda yang mendukung hal tersebut serta mengakhiri kontrak iklan rokok pada reklame di tahun 2018 ini. Saya masih belum puas dengan pendidikan karakter yang ada di Lamongan ini. Harus digalakkan lagi program 1821, pembentukan Desaku pintar, Lamongan Membaca dan Lamongan Menghafal, lanjut Fadel Sementara itu, Erma Susanti dari Women and Youth Development Institute of Indonesia mengungkapkan pentingnya memutus rantai tersebut. Karena menurut dia, kekerasan itu dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. "Korban atau atau keluarga dekat korban yang mengalami atau melihat kekerasan akan mengadopsi kekerasan tersebut, ujarnya. Terlebih kasus kekerasan pada perempuan dan anak ini seperti fenomena gunung es. dimana kasus yang muncul adalah 1/10 dari fakta yang sebenarnya. Berdasar catatan tahunan (Catahu) Komnas Perempauan, kasus kekerasan di Jawa Timur mencapai 1.536. Sementara jika merujuk angka Dinas Sosial, terjadi 1.346 kasus. Oleh karena itu, lanjut dia, dibutuhkan peran penting keluarga dan tokoh masyarakat dalam perlindungan anak dan perempuan. Mereka dapat berperan dalam pencegahan melalui advokasi dan KIE.jir

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU