Permintaan Maaf Bima Sakti dan Blunder PSSI

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 26 Nov 2018 09:59 WIB

Permintaan Maaf Bima Sakti dan Blunder PSSI

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Permintaan maaf itu keluar dari mulut pelatlih timnas Indonesia, Bima Sakti Tukiman seusai laga terakhir skuat Garuda di Grup B Piala AFF 2018 melawan Filipina, Ahad (25/11) malam. Permintaan maaf pelatih berusia 42 tahun itu, terutama ia haturkan kepada para suporter timnas. Indonesia mengakhiri penyisihan grup di peringkat keempat Grup B. Dari empat laga selama penyisihan, skuat Garuda cuma mampu menang satu kali dengan skor 3-1 saat menjamu Timor Leste. Pada dua laga lainnya, skuat Merah Putih kandas 0-1 dari Singapura, dan 2-4 saat menghadapi Thailand. Posisi keempat, dengan nilai empat angka itu tak cukup membawa Hansamu Yama Pranata lolos fase grup. Kegagalan menembus fase semifinal kali ini, bukan menjadi yang keempat kalinya dialami para penggawa Garuda sejak mengikuti Piala AFF 1996. Hasil buruk serupa pernah terjadi pada Piala AFF 2007, 2012, dan 2014. Sehari sebelum laga kontra Filipina, Bima menyentil komunikasi PSSI terkait program pemusatan latihan dan uji coba timnas. Bima menilai, komunikasi menjadi salah satu hal yang harus dievaluasi seiring gagalnya Indonesia lolos dari fase grup Piala AFF 2018. Jalan timnas menuju turnamen internasional, kata dia, harus disusun dengan program pemusatan latihan dan uji coba yang terukur. Alih-alih bersifat dadakan seperti yang dialami oleh Bima. Bima memang bisa dibilang sebagai pelatih dadakan di timnas senior Indonesia. Dia ditunjuk melatih Hansamu Yama dkk pada akhir Oktober 2018 atau kurang lebih dua minggu sebelum Piala AFF 2018 bergulir. Sebelumnya, Bima merupakan asisten pelatih timnas U-23 dan senior Indonesia yang ditangani pelatih asal Spanyol, Luis Milla, pelatih yang tidak diperpanjang kontraknya meski telah membuat banyak perubahan pada skuat Garuda. Timnas Indonesia cenderung tampil monoton selama Piala AFF 2018. Strategi Indonesia memanfaatkan lebar lapangan melalui pemain sayap dengan formasi 4-2-3-1 seperti mudah ditebak lawan. Bima mengakui bahwa taktik yang digunakannya tersebut merupakan peninggalan Luis Milla yang sudah dipakai sejak 2017. Bima tidak dapat melakukan perubahan karena sempitnya waktu persiapan. Setelah diberikan tanggung jawab oleh PSSI pada Oktober lalu, Bima tidak memiliki banyak waktu untuk mengubah taktik, strategi dan pemain. Oleh sebab itulah dia memilih untuk menerapkan taktik lawas ala Luis Milla. Para pemain yang dipanggil pun tidak jauh dari sosok-sosok yang pernah dipercaya Milla. Bima mengatakan, tidak mudah membangun dan melatih tim nasional, apalagi dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat dan pencinta sepak bola nasional untuk mendukung siapa pun pelatih timnas Indonesia baik itu orang asing atau pelatih lokal. "Berikan dukungan semaksimal mungkin karena tidak mudah menjadi bagian dari tim nasional," tutur dia.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU