Home / JawaTimur : 33 Hari Kinerja Khofifah-Emil Pimpin Jawa Timur

Perhatikan Lingkungan, Hingga Pendidikan dan Kesehatan Gratis

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 04 Apr 2019 09:04 WIB

Perhatikan Lingkungan, Hingga Pendidikan dan Kesehatan Gratis

Program 99 hari yang dicanangkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, sudah memasuki setengah jalan. Yakni sudah memasuki 33 hari pertama. Dalam 33 hari pertama, baik Khofifah dan Emil, dengan mewujudkan Jatim CETTAR (cepat, efektif, tanggap, transparan dan responsif), beberapa capaian positif sudah bisa terlihat. Apa saja yang sudah dicapai Khofifah dan Emil? Riko Abdiono, Raditya M. Khadaffi Wartawan Surabaya Pagi Dari data yang dihimpun Surabaya Pagi, beberapa program 33 hari pertama yakni mewujudkan program Adopsi Sungai Brantas, 99 Jembatan Sepanjang Sungai Brantas Bebas Popok, kontainer sampah, hingga pemberdayaan dan kolaborasi dengan organisasi pemuda. Mematangkan Big Data dan Milenial Job Center. Serta membentuk Bakorwil (Badan Koordinasi Wilayah) di 5 (lima) wilayah yang menjadi satu-satunya propinsi di Indonesia, yang diijinkan oleh pemerintah pusat. Hal itu diungkapkan, Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Minggu lalu. Emil menjelaskan, semua program 33 hari pertama sudah terlaksana, kini mereka melanjutkan program yang ditargetkan tercapai pada 33 hari kedua. "33 hari pertama, Alhamdulillah, bisa terlaksana semua. Ada MoU dengan pengusaha di wilayah DAS Brantas, Adopsi Sungai Wilayah DAS Brantas. Lalu kita Kopilaborasi pertama dengan organisasi-organisasi pemuda," kata Emil. Penjelasan Emil soal penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan pelaku usaha di wilayah DAS Brantas sebenarnya merupakan bagian dari Program Adopsi Sungai Brantas sebagai perwujudan dari beberapa program Nawa Bhakti Satya. Program Adopsi Sungai Brantas ini adalah turunan dari Bhakti Jatim Agro, Jatim Sehat, dan Jatim Harmoni dalam Nawa Bhakti Satya, yang tujuannya untuk mengembalikan sungai sebagai sumber kehidupan. Perhatikan Lingkungan Sungai Brantas MoU dengan pelaku usaha di wilayah DAS Brantas bertujuan untuk mewujudkan lingkungan industri bersih berkelanjutan di wilayah sungai demi menjaga keberlanjutan sungai DAS Brantas. Selain MoU dengan pengusaha, ada dua langkah kerja yang menjadi prioritas Adopsi Sungai Brantas pada 33 hari pertama, yakni "99 Jembatan Sepanjang Sungai Brantas Bebas Popok" dan pengadaan "99 Kontainer Sampah di Sepanjang Sungai Brantas". Selain itu, Emil menjelaskan program Kopilaborasi, yakni sarana interaksi Pemprov Jatim dengan warga secara terbuka dalam format informal yang diharapkan menjadi bagian dari perwujudan Complaint Handling System. "Kami sudah melakukan komunikasi dengan organisasi-organisasi pemuda di Jawa Timur sambil mengenalkan jenis-jenis kopi dari berbagai wilayah di Jawa Timur," ujarnya. Pendidikan dan Kesehatan Gratis Pada 33 hari pertama ini, Emil juga mengatakan, dia dan Khofifah sedang mematangkan program Tis-Tas yang terdiri dari Pendidikan Gratis dan Berkualitas (Kantistas) dan Kesehatan Gratis dan Berkualitas (Tantiastas). "Juga PKH plus kepada lansia, kemudian yang menjadi bagian dari Bhakti Jatim Berkah, yakni pencairan tunjangan kehormatan kepada imam masjid, amir masjid, dan hafiz hafizah di Jawa Timur," ujarnya. Berkaitan dengan Kantistas, program Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) untuk Madrasah Diniyah (Madin) sampai S2. Menuntaskan RPJMD Seiring pelaksanaan program-program itu, Khofifah-Emil sedang menuntaskan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemprov Jatim. Pada 8 April mendatang, Pemprov Jatim akan menjaring aspirasi warga melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang). "Ini bagian dari tahapan RPJMD, kami akan menggali sebanyak-banyaknya aspirasi dari Kabupaten/Kota untuk kemudian kami integrasikan dalam Musrenbang Provinsi," katanya. Selain itu, dalam 33 hari pertama, ada program Support Olahraga dan Atlet (Sport) berupa pemberian beasiswa dan jaminan kesejahteraan bagi para pelaku olahraga di Jawa Timur. Pada awal-awal kepemimpinan Khofifah-Emil, sejumlah atlet yang berprestasi seperti Timnas U-22 yang menjadi juara Piala AFF 2019 telah mendapatkan penghargaan berupa bonus dari Pemprov Jatim. Ada pula program Kampung Siaga Bencana (KSB) Berbasis Budaya (Berdaya) yang juga belum disinggung Emil. Pada 33 hari pertama ini, Khofifah-Emil menargetkan pemetaan budaya di kampung rawan bencana. Merumuskan Tanggap Bencana Selain itu, mereka juga berkomitmen melakukan perumusan manual penanggulangan bencana, serta penyediaan informasi kebencanaan sesuai kearifan lokal budaya setempat. Juga inventarisasi kajian kebencanaan daerah rawan bencana agar menjadi rekomendasi pengambilan kebijakan. Berkaitan dengan program tersebut, ada program Karang Taruna Siaga Bencana berbasis budaya (Kencana Berdaya) yang mana pada 33 hari pertama Pemprov akan melakukan bimbingan teknis kepada karang taruna se-Jatim, terutama di daerah rawan bencana. "Kami tidak bisa mengatakan, program apa yang tersisa, karena dalam 99 hari pertama ini semua harus fokus, semuanya harus berjalan. Misalnya Big Data dan Milenial Job Center yang terus kami matangkan, juga pemberdayaan kawasan selatan," ujarnya. Untuk yang terakhir dia sebutkan, pada masa 33 hari kedua ini, terutama Emil yang mendapat tugas mengawal pemberdayaan kawasan selatan ini, terus terjun ke lokasi untuk bertemu semua stakeholder di wilayah selatan Jawa Timur. Pentingnya Bakorwil Selain itu, Gubernur Jatim terpilih, Khofifah Indar Parawansa menilai pentingnya peran Bakorwil (Badan Koordinasi Wilayah) Jawa Timur terhadap berlangsungnya proses pemerintahannya nanti. "Saya merasa menjadi pintu di mana saya seringkali menyampaikan pusat Informasi super koridor, ya di bakorwil itu gak usah bangun (kantor) yang baru," jelas Khofifah, kepada Surabaya Pagi, di Grahadi, saat puncak HPN Jatim, 27 Maret 2019 lalu. Program Pusat Informasi Super Koridor adalah program yang dibuat Khofifah-Emil dalam memajukan UMKM Jatim, untuk pertemukan antara penjual dan pembeli baik dalam dan luar negeri. Selain itu, progran Millenial Job Center serta Communal Branding juga akan ditempatkan di Bakorwil, untuk mempermudah jangkauan. "Jadi jangan dibayangkan akan membangun kantor baru, gak seperti itu, sehingga setiap eks karesidenan di bakorwil dia multifungsi, dia juga mengoordinasikan di wilayah itu tapi di situ juga akan menjadi pusat Informasi super koridor," tukas mantan Menteri Sosial RI tersebut. 5 Bakorwil itu diantaranya Bakorwil I Madiun meliputi Kota Madiun, Kab. Madiun, Kab. Magetan, Kab. Ponorogo, Kab. Ngawi, Kab. Trenggalek, Kab. Tulungagung, Kab. Pacitan, Kota Blitar, Kab. Blitar, dan Kab. Nganjuk. Kemudian Bakorwil II Bojonegoro meliputi Kab. Bojonegoro, Kab. Tuban, Kota Mojokerto, Kab. Mojokerto, Kota Kediri, Kab. Kediri, Kab. Jombang, dan Kab. Lamongan. Bakorwil III Malang, meliputi Kota Malang, Kab. Malang, Kota Batu, Kota Pasuruan, dan Kab. Pasuruan Bakorwil IV Pamekasan meliputi Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik, Kab. Bangkalan, Kab. Sampang, Kab. Pamekasan, dan Kab. Sumenep. Dan Bakorwil V Jember, meliputi Kota Probolinggo, Kab. Probolinggo, Kab. Lumajang, Kab. Jember, Kab. Bondowoso, Kab. Situbondo dan Kab. Banyuwangi. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU