Perempuan Sebagai Pilar Negara

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 26 Apr 2019 17:03 WIB

Perempuan Sebagai Pilar Negara

SURABAYAPAGI.com, Jember -? Peran Perempuan merupakan ujung tonggak kharismatik Indonesia dan Dunia, dalam membangun bangsa di Negeri Indonesia sangat besar. Hal tersebut disampaikan Direktur Utama RRI M. Rohanudin dalam Dialog Kebangsaan dengan tema "Peran Perempuan Dalam Membangun Bangsa" yang digelar di Aula Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. Peran perempuan dalam membangun bangsa sangat penting, dan terbukti di tangan perempuan banyak keberhasilan pembangunan dicapai, karena perempuan bagai ujung tonggak kharismatik dunia, dan mahkota bagi Indonesia, kata Rohanudin, Jumat (26/4/2019). Rohanudin mengatakan, Jember dipilih sebagai tempat penyelenggaraan Dialog Kebangsaan dengan mengangkat tema "Peran Perempuan Dalam Membangun Bangsa", juga tidak lepas dari sosok Bupati Jember, yang sangat fenomenal dan populer, banyak pencapaian yang sudah diraih oleh dr. Faida MMR sebagai Bupati perempuan pertama di Jember. Kenapa acara bertaraf Nasional ini tidak diselenggarakan di Surabaya atau kota lainnya seperti di Ujung Padang, karena temanya adalah perempuan, dan kami melihat Bupati Jember yang juga perempuan sangat populer, banyak keberhasilan yang sudah di capai di Jember, ungkapnya. Acara ini sendiri diikuti oleh beberapa Mahasiswa, dan siswi tingkat SLTA dari berbagai sekolah yang ada di Jember. Sementara Bupati Jember dr. Faida MMR yang juga menjadi nara sumber dalam dialog kebangsaan tersebut mengatakan, bahwa keberadaan perempuan memang harus diberdayakan, dan diberi peran dalam membangun negeri, dan tidak menjadi beban bangsa. Bayangkan kalau perempuan tidak diberdayakan dan tidak diberi peran membangun bangsa, tentu akan menjadi beban dalam negeri ini, makanya perempuan harus diberi hak yang sama untuk bisa membangun negeri ini, tutur Bupati. Menurut Bupati yang juga memiliki latar belakang dokter ini, perepuan dalam membangun bangsa perannya hampir sama dengan laki-laki, namun tidak bisa disamakan, Kalau takdirnya jadi perempuan ya perempuan, tidak bisa menjadi laki-laki, begitu juga dengan laki-laki, juga tidak bisa menjadi perempuan, namun peran dan hak antara laki-laki dan perempuan sama meskipun tidak sama, pungkasnya. (Koes).

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU