Perang Dagang Belum Selesai, AS Berulah Lagi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 26 Jul 2019 18:01 WIB

Perang Dagang Belum Selesai, AS Berulah Lagi

SURABAYAPAGI.com - Taiwan adalah salah satu dari sejumlah titik panas dalam hubungan AS-China, yang juga mencakup perang dagang, sanksi AS, dan postur militer China yang semakin kuat di Laut China Selatan, di mana Amerika Serikat juga melakukan patroli kebebasan navigasi. Berlayarnya kapal perang Angkatan Laut AS di Selat Taiwan telah membuat China naik tensi. Esoknya, China memperingatkan bahwa mereka siap untuk perang jika Taiwan bergerak menuju kemerdekaan. Sebelumnya, China telah memberi isyarat kepada AS bahwa jangan pernah campuri usrusan Taiwan. Peristiwa berlyaranya kapal perang AS telah memperkeruh keadaan. Pasalnya, hal ini malah menambah beban berat perang dagang yang tak kunjung usai. Padahal pada pekan depan, delegasi perdagangan AS akan berkunjung ke China untuk melanjutkan negosiasi penyelesaian perang tarif dagang dua negara penguasa ekonomi dunia itu. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China di Beijing mengatakan, bahwa China telah menyatakan kekhawatiran mendalam kepada pihak AS atas tindakan terbarunya di selat yang memisahkan China dan Taiwan. Seperti dikutipFox News, China dalam sebuah buku putih pertahanan nasional mengingatkan bahwa mereka dapat menggunakan kekerasan terhadap siapa saja yang melakukan intervensi dalam upaya menyatukan kembali Taiwan. Partai Komunis China menganggap Taiwan bagian dari China, meskipun pulau yang diperintah secara demokratis terpisah dari daratan akibat perang saudara pada tahun 1949. "Jika ada yang berani memisahkan Taiwan dari Cina, tentara China pasti akan berperang, dengan tegas membela persatuan kedaulatan negara dan integritas teritorial," tandas juru bicara Kementerian Pertahanan Wu Qian pada Rabu (24/7). Presiden Grup Eurasia Ian Bremmer mengatakan, Taiwan sangat penting bagi China. "Sebab jika Anda melihat produksi semi-konduktor China, itu hampir nol, 90% semi-konduktor mereka diimpor dari tempat lain termasuk Taiwan," kata Bremmer kepada Fox News, Kamis (25/7). Bremmer melihat apa yang dilakukan China, ini semua tentang China mendapatkan kesepakatan perdagangan dengan A.S. Jika mereka tidak membuat kesepakatan dengan Amerika, sangat penting bagi China memiliki hubungan politik yang dominan. China semakin terintegrasi dengan tempat-tempat itu, di sisi lain, orang Taiwan merespons dengan lebih nasionalisme," ujar Bremer.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU