Penyebab Kenaikan Harga Beras Medium

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 08 Nov 2018 14:41 WIB

Penyebab Kenaikan Harga Beras Medium

SURABAYAPAGI.com - Pemerintah beserta otoritas terkait memastikan persediaan beras nasional mencukupi hingga akhir tahun. Inspeksi mendadak ke Pasar Induk Beras Cipinang (PBIC) pun dilakukan pagi ini. Sidak dilakukan Menteri Pertanian Amran Sulaiman bersama Direktur Utama Bulog, Satgas Pangan Polri, Dirut PT. Food Station Tjipinang Jaya sebagai pengelola PIBC, perwakilan Bank Indonesia dan Pemprov. DKI Jakarta. Amran pun meminta, untuk urusan pangan rakyat jangan dikait-kaitkan dengan politik. Apalagi, terkait pemilihan umum tahun depan. "Kita mengecek pangan di lapangan mulai jam 5 subuh tadi. Alhamdulillah semua posisi stabil. Tidak ada alasan (harga naik). Maaf jangan lagi di bawa ke ranah politik. Ini pangan kita stabil harga ayam hanya Rp27 ribu per kilogram, telur Rp22 ribu per kg.", ujar Amran dikutip dari keterangan resminya, Kamis 8 November 2018. Amran menyampaikan, kenaikan harga beras medium belakangan ini di tengah kondisi stok beras yang cukup, sebagai sebuah anomali. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Sementara itu, Dirut PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi menjelaskan, stok beras di PIBC sangat cukup. Pasokan beras terus bedatangan ke Cipinang. "PIBC hari ini stok nya 50 ribu ton, kemarin 51 ribu ton. Lebih tinggi dari biasanya", kata Arief. Ia mengakui ada pergerakan harga untuk beras jenis medium. Dan sudah diantisipasi dengan meminta Pemerintah melalui Bulog agar melakukan Operasi Pasar untuk menjaga laju inflasi. "Tapi dalam kondisi saat ini sebenarnya memang produksi dari pertanian kita dalam hal ini beras sebenarnya cukup. Kalau di Jakarta saya harus sampaikan cukup, pasokan masih normal", tambahnya. Menurut Arief ketersediaan beras medium menurun karena ada kecenderungan dinaikkan kualitasnya menjadi beras premium. "Artinya kalau panennya segitu kemudian mereka prefer ke premium, karena margin nya lebih tinggi. Ini adalah mekanisme ekuilibrium baru, ini fenomena yang terjadi. Jadi bukan masalah produksi", sambung Arief. Selama ini yang disebut sebagai beras Premium itu dengan spesifikasi 5 persen broken. Sedangkan di pasar sekarang, yang disebut premium itu 15 persen broken. Dan jumlahnya samgat banyak (dibanding medium). "Jadi orang ngambilnya berasnya yang lebih baik. enggak mau lagi beras medium", pungkasnya. Saat ini ketersediaan beras premium di PIBC mencapai lebih dari 80 persen. Sedangkan untuk beras medium di bawah 15 persen. Dalam kesempatan yang sama, Dirut Bulog Budi Waseso (Buwas) menyatakan Bulog siap memenuhi permintaan PIBC menambah stok beras medium untuk mengendalikan harga. Sampai hari ini Kamis stok beras yang ada di Bulog jumlahnya 2,7 juta ton. "Stok kami sangat banyak, dan kami operasi pasar setiap hari. Saya berharap malah tiap hari bisa diserap 15 ribu ton, untuk stabilisasi harga. Ternyata memang serapannya kecil. Kita cek di lapangan hari ini stok beras begitu banyak", kata Buwas. Buwas menambahkan, program perubahan pola tanam Kementan membuat musim panen menjadi lebih cepat. Sehingga lebih menjamin ketersediaan beras. "Yaitu mulai Januari Februari sudah mulai ada panen. Ini saya sampaikan supaya masyarakat tak usah takut tak usah ragu tak usah khawatir, kalau beras itu kurang", tegas Buwas. Mengenai anomali harga beras medium yang naik saat pasokan beras mencukupi, Ketua Satgas Pangan Pusat Irjen Setyo Wasisto menyebutkan bahwa ada yang mengubah spesifikasi (beras) dari medium menjadi premium. "Ini menjadi tugas saya sebagai satgas pangan untuk melakukan pengawasan. Kita akan lakukan cek di lapangan dan melakukan uji laboratorium juga atas kualitas beras yang ada di lapangan, ujarnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU