Home / SGML : Lamongan Plaza yang Dibangun dengan APBD Rp 63 Mil

Peninggalan Masfuk yang Mangkrak

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 17 Jan 2018 01:34 WIB

Peninggalan Masfuk yang Mangkrak

Siapa sangka Masfuk yang dinilai sukses saat menjadi Bupati Lamongan, ternyata meninggalkan sejumlah masalah. Salah satunya, proyek prestisius Lamongan Plaza yang dibangun dengan dana APBD senilai Rp 63 Miliar. Dibangun sejak enam tahun silam, kini pusat perbelanjaan di Jl Panglima Sudirman Lamongan itu tak minati pelaku usaha. Bahkan, seperti bangunan yang mangkrak lantaran sangat sepi pengunjung. Kini, Masfuk menjadi Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Jatim dan menjadi bos Eka Group. Merasa bersalahkah Masfuk dengan proyeknya yang gagal mendongkrak ekonomi masyarakat Lamongan? ---------------- Laporan : Muhajirin - Editor : Ali Mahfud ----------------- Keberadaan Lamongan Plaza yang diharapkan mampu membangkitkan gairah perekonomian masyarakat, ternyata hanya isapan jempol belaka. Buktinya, ratusan stan ditinggalkan pemiliknya, bahkan sebagian besar sudah dikembalikan ke PD Pasar. Padahal ada 280 stan di lantai dasar hingga lantai dua. Alhasil, Lamongan Plaza peninggalan mantan bupati Masfuk ini sejak beroperasi pada Agustus 2011 lalu itu, menjadi pembicaraan masyarakat Lamongan. Sebab, investasi dana APBD yang dikeluarkan, tidak ada dampaknya. Justru Pemkab Lamongan kini dibebani mengembalikan uang ke pedagang yang sudah mengembalikan stand ke PD Pasar. Meski Lamongan Plaza menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) senilai Rp 360 juta setiap tahun, itu bukan dari kegiatan usaha di dalamnya. Pendapatan itu diperoleh dari menyewakan Lamongan Plaza untuk penjualan muebeler, reklame, parkir dan listrik. Itu (PAD Rp 360 juta) sudah memenuhi target dengan kondisi Plaza seperti ini," ucap Kepala UPT Lamongan Plaza, Riyanto, ditemui Surabaya Pagi, Selasa (16/1). Berbagai upaya lanjut Riyanto dilakukan Pemkab melalui Perusahaan Daerah (PD) Pasar belum membuahkan hasil. Bahkan ada stan yang sama sekali tidak dilirik, tepatnya di lantai dua. Sedang lantai satu sempat ada satu stan yang buka dari total 54 stan, meski sekarang sudah tutup, sedangkan lantai dua tidak satupun stan terjual dari total 52 unit stan. Ramayana Hengkang Upaya PD Pasar untuk menghidupkan pusat perbelanjaan modern, tambah dia, itu sudah tidak kepalang tanggung. Ritel-ritel terkemuka banyak dilamar. Bahkan Ramayana yang menempati Lamongan Plaza pada pertengahan 2013 hingga akhir 2014, hengkang karena sepi pembeli, begitu juga departement store Takashimura juga harus meninggalkan tidak melanjutkan penyewaan karena sepinya pembeli. Grand opening Lamongan Plaza sejak Agustus 2011 hingga kini tidak menunjukkan kemajuan signifikan. Berbagai promosi diterapkan dengan menggelar event, tetap tidak mampu mendongkrak pengunjung. Lamongan Plaza hanya dimanfaatkan pengunjung numpang lewat dari lahan parkir di belakang. Dan terakhir, dibangunnya KFC yang menempati lahan parkir di depan Lamongan Plaza, tidak menunjukkan pergerakan apapun. Padahal, Lamongan Plaza dibangun dengan dana Rp 63 miliar multi year tahun 2008,2009, dan 2010. Jadi Tempat Hiburan Berangkat dari itulah, tambah Riyanto, Pemerintah daerah berpikir keras bagaimana meramaikan Lamongan Plaza ini, dengan melakukan kajian, dan mendengarkan berbagai usulan dari masyarakat hingga kalangan legislatif Lamongan. Dari hasil kajian mendalam bahkan survei ke masyarakat, ternyata banyak yang mengusulkan agar Lamongan Plaza ini dijadikan lokasi hiburan keluarga, karena memang hiburan keluarga di Lamongan masih sangat minim. "Iya memang karena sudah banyak ditawarkan ke ritel-ritel banyak yang menolak, karena kurang luas standar ritel, sehingga akan dimanfaatkan menjadi pusat hiburan keluarga, ini semua sudah melalui kajian yang mendalam, "ujarnya. Keseriusan Pemkab Lamongan untuk mengelola Lamongan Plaza menjadi profit itu, lanjutnya, ditunjukkan dengan menempatkan orang profesional sebagai Dirut PD pasar yang juga membawahi dan mengurusi Lamongan Plaza. "Ini sebagai bentuk keseriusan Pemkab adanya Dirut PD pasar sekarang baru dan berasal dari kalangan profesional, yang diharapkan bisa menjadikan Lamongan Plaza menjadi pusat keramaian, "harapnya. Terpisah Dirut PD Pasar Hendy Mustofa saat dikonfirmasi membenarkan kalau Lamongan Plaza ini akan ditata sedemikian rupa menjadi pusat hiburan keluarga bukan hiburan negatif, salah satunya hiburan film bioskop dengan menggandeng investor. Selain bioskop, pihaknya juga akan menjadikan Lamongan Plaza menyajikan permainan anak, kuliner, tempat IT center yang bisa merubah wajah dari awalnya sepi menjadi ramai. "Tempat hiburan ini harus menjadi destinasi orang Lamongan untuk keluarga, supaya warga Lamongan tidak perlu kemana-mana mencari hiburan, setelah di daerahnya ada, "kata pria asal Sidoarjo yang baru dilantik pada awal Januari beberapa hari yang lalu. Ia bukan berarti melarang warga Lamongan pergi ke luar kota, hanya saja ketika tujuannya sama mencari hiburan keluarga, ya tentu ia berharap warga menjatuhkan pilihannya ke Lamongan Plaza. "Kalau di Lamongan sudah ada hiburan untuk keluarga, ya di Lamongan saja, kan ikut nyumbang PAD,"terangnya. DPRD Usul Jadi Grosir Ketua Komisi B DPRD Syaifudin Zuhri saat sidak ke Lamongan Plaza pada Senin (15/1) tidak menampik kalau belakangan ini ada usulan agar Lamongan Plaza dijadikan sebagai tempat hiburan keluarga. Namun lanjut dia, saat ini masih belum memungkinkan untuk itu, karena Perda hiburan belum digedok. Disebutkan oleh politisi PKB ini jika memang ada usulan untuk menjadikan Lamongan Plaza menjadi tempat hiburan, maka pihaknya meminta agar PD Pasar yang menaungi Lamongan Plaza melakukan koordinasi dengan DPRD dan pemerintah agar ada aturan yang bisa menjadi payung hukum. "Niat menjadikan Lamongan Plaza sebagai tempat hiburan jangan sampai melanggar hukum, kalau ternyata Perda hiburan belum disahkan terpaksa tidak bisa dipakai untuk tempat sebagaimana yang direncanakan," tuturnya. Selain alternatif menjadikan Lamongan Plaza sebagai tempat hiburan, lanjut Syaifuddin, Komisi B juga memberikan alternatif lain untuk dapat menghidupkan Lamongan Plaza yaitu sebagai tempat Grosir, lokasi kuliner dan tempat UMKM. "Kalau di sini ada grosir besar dan harganya lebih murah daripada Surabaya atau Bojonegoro, Tuban dan Jombang larinya pasti ke sini. Ini tepi jalan provinsi kemudian dekat dengan Stasiun. Saya rasa itu sangat menguntungkan kalau di sini menjadi pusat grosir," pungkas dia. (*)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU