Pengusaha Tunda Ekspor Manggis ke China

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 03 Feb 2020 20:31 WIB

Pengusaha Tunda Ekspor Manggis ke China

SURABAYAPAGI.COM, Sukabumi – Wabah virus corona yang melanda China kini ikut memukul kegiatan ekspor impor. Sejumlah petani manggis di Sukabumi terpaksa menjual hasil panen mereka ke pasar tradisional di sejumlah kota besr di dalam dan luar kota Sukabumi. Pangsa pasar lokal menjadi pilihan karena untuk ke negara tujuan ekspor potensi besar seperti China terpaksa ditunda karena wabah virus Corona di negeri tirai bambu tersebut. Petani manggis, Jajang Dono asal desa Cibolang, Kecamatan Gunungguruh, Sukabumi membenarkan hal itu. Sasaran penjualan diantaranya di Pasar Induk dan Supermarket di daerah Bandung, Bogor dan Cianjur. "Informasinya memang ada dampak akibat wabah virus corona, penjualan manggis ke bos atau eksportir ditunda. Paling banyak memang selama ini ekspor ke negara China," ujar Dono. Soal harga, dijelaskan Dono lebih menguntungkan ketika petani menjual ke eksportir dibanding ke pedagang langsung. "Kalau ke eksportir bisa sampai Rp 25 ribu per kilogram, sementara kalau ke pasar hanya Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu," lanjut Dono seraya menjelaskan manggis dari kebunnya memang kualitas ekspor. Sementara itu, Daniel Muhammad Aulia perwakilan perusahaan ekspor PT Manggis Elok Utama membenarkan pangsa pasar China adalah tujuan utama ekspor Manggis yang mereka dapat dari petani melalui pemasok tersebut. Sejak merebaknya virus corona, maskapai penerbangan di China mulai mencegah kargo masuk ke negara mereka. "Sebelumnya pengiriman via kargo dan kapal laut. Saat ini pengiriman via kargo pesawat sudah tidak bisa, jadi saat ini via peti kemas. Ada kebijakan dari pemerintah china, ke maskapai penerbangan soal ini," kata Daniel. Menurut Daniel, akibat merebaknya virus corona, harga pasaran manggis di market China ikut anjlok. Perusahaannya sendiri disebut Daniel memang lebih banyak menjual ke pasar China seperti di Guangzhou, Shenzhen, Shanghai dan Hong Kong. "Konsumen saat ini kurang, jangankan untuk berbelanja ke market untuk keluar rumah saja mereka berpikir dua kali. Biasanya kita satu peti kemas habis sehari, sekarang setengahnya saja sudah bagus," lanjut Daniel.SB05

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU