Pengamat: Rakyat Nggak Mau Nyoblos Prabowo

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 04 Okt 2018 08:42 WIB

Pengamat: Rakyat Nggak Mau Nyoblos Prabowo

Suara pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, benar-benar diambang kehancuran pada Pilpres 2019. Pasalnya, kasus Ratna Sarumpaet yang terbongkar kebohongannya bakal memengaruhi citra Prabowo di mata rakyat. ---- Pengamat Politik dari Universitas Airlangga, Yayan Sakti Suryandaru mengatakan sejak awal dirinya merasa aneh dengan pengakuan Ratna Sarumpaet dipukuli orang tak dikenal. Sebab Ratna merupakan aktivis yang jam terbangnya sudah malang melintang di mana-mana. "Untuk orang sekaliber dia seharusnya malu sudah membuat geger dunia perpolitikan di Indonesia. Ini menghasut, memfitnah. Kalau dia dipukulin orang itu nggak mungkin seharusnya dia yang mukul," ungkap Yayan, Rabu (3/10/2018). Sedangkan untuk dampak elektoral, menurut Yayan, ini akan berdampak buruk bagi citra Prabowo. Masyarakat akan dengan mudah menganggap ini hal yang penipuan publik. "Orang nggak mau nyoblos dia (Prabowo). Tawaran dari Prabowo ini apa? Belum apa-apa sudah kayak gini (bohong, red), ngomong seolah-olah sedang ada persekongkolan untuk membungkam dia," papar dia. "Intinya dia menggali kuburnya sendiri. Pada akhirnya menunjukkan kualitas dia (Prabowo) calon pemimpin nomor satu di Republik ini," tambahnya. Lebih lanjut, Yayan menjamin apa yang telah diucapkan Prabowo ke publik tidak akan ditarik kembali. Kecil kemungkinan Prabowo akan meminta maaf soal sandiwara ini. "Dia (Prabowo) nggak akan minta maaf. Saya yakin itu pantang beginya mengakui kalau dia sudah salah. Dengan pengakuan Ratna Sarumpaet itu merupakan tamparan. Apa yang dilakukan Prabowo orang sudah tidak akan simpati," tandasnya. Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Abdul Chalik menyebut rekayasa ratna Sarumpaet sudah mencoreng nama baik dirinya maupun koalisi Prabowo-Sandi. Ratna sebagai aktivis yang selama ini dikenal justeru seorang yang pembohong. "Ratna ini seorang aktivis yang memiliki kredibilitas tinggi. Tidak baguslah itu. Jadi apa yang dilakukan itu tidak lagi mencerminkan selama ini," ungkapnya. Kasus Ratna, lanjut Chalik, sama halnya Roy Suryo yang selalu muncul di televisi dengan pernyataan-pernyataan kritiknya terhadap pemerintah. Namun ketika diterpa kasus aset Kemenpora yang belum dikembalikan olehnya menjadi blunder yang merugikan bagi dirinya sendiri, bahkan Partai Demokrat. "Jadi saya rasa harus segera diganti (dari Jurkamnas) orang seperti itu. Karena tidak menguntungkan," tambahnya lagi. Terkait dampak elektoral bagi Prabowo-Sandi, menurut Chalik tidak terlalu besar. Pasalnya Ratna sebagai aktivis hanya memiliki jaringan media saja, tidak sampai pada tingkat grassroot. "Berbeda dengan keluarga Gus Dur. Mbak Yeni yang memiliki pengaruh sosial yang besar karena akar sosialnya jelas sekali kalau Ratna itu kan akar sosialnya aktivis," kata dosen Tata negara dan politik Pascasarjana UINSA itu. Pihaknya juga menyarankan agar pihak Prabowo agar segera mengklarifikasi kasus ini segera. "Saya rasa harus diungkapkan secara nyata, secara gamblang, jangan sampai ini menjadi bumerang bagi Prabowo," pungkasnya. n qin

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU