Penembak Peluru Nyasar DPR Bukan Anggota Perbakin

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 17 Okt 2018 10:31 WIB

Penembak Peluru Nyasar DPR Bukan Anggota Perbakin

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Polisi telah menetapkan dua orang berinisial IAW dan RMY sebagai tersangka kasus peluru nyasar di Gedung DPR. Keduanya, menurut polisi, berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Perhubungan dan bukan merupakan anggota Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin). "Mereka PNS di Kemenhub. Dua-duanya mencoba (latihan menembak), namun saat kejadian itu IAW yang melakukan penembakan," ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (16/10). Nico mengatakan penetapan tersangka dilakukan usai polisi melakukan penyelidikan. Dari sana diketahui keduanya melakukan kelalaian dalam menembak. Selain itu, kata Nico, IAW dan RMY belum sah menjadi anggota Perbakin. Namun mereka meminjam senjata itu dari orang berinisial A dan G. "Mereka belum jadi anggota Perbakin, senjata itu adalah senjata yang disimpan di gudang senjata. Kami akan melakukan pemeriksaan terhadap A dan G yang memiliki senjata ini bagaimana proses memberikan senjata itu ke tersangka," tuturnya. "Petugas melakukan pengecekan ke Lapangan Tembak Senayan dan didapati tersangka menguasai senjata api tanpa izin. Mereka pun diamankan," tuturnya. Nico mengatakan dari penyidikan itu dibuktikan jika tembakan tersebut merupakan peluru nyasar. "Tim sudah bekerja selama hampir 16 jam untuk membuktikan sehingga bisa menepis kalau itu disengaja untuk mengacau tidak, seperti itu," ucapnya. Polisi menyita sejumlah barang bukti seperti senjata api jenis Glock 17, 9x19 buatan Austria warna hitam-cokelat, tiga buah magazine dan kotak peluru ukuran 9x19. Selain itu, ada juga satu senjata api merek AKAI Custom buatan Austria kaliber 40 warna hitam, dua buah magazine dan kotak peluru ukuran 40. IAW dan RMY pun dijerat dengan Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951. Meski begitu, hal ini masih membuat Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani merasa janggal. "Saya tidak pernah mendengar ada penghuni hotel di Hotel Mulia kamarnya tertembak kena peluru dari latihan tembak dari lapangan tembak. Padahal itu sama posisinya. Tapi yang sering terjadi di Gedung DPR," kata politikus Partai Gerindra tersebut, Selasa (16/10). Ia menduga bisa saja kejadian peluru nyasar tersebut adalah benar tindakan teror yang dilakukan atas nama latihan tembak. Menurutnya, kemungkinan itu bisa saja terjadi. "Saya tidak mengerti apakah ini bagian dari latihan-latihan yang biasa menyebabkan ancaman pada anggota dewan, tapi yang pasti keberadaan lapangan tembak itu terus terang menganggu eksistensi anggota DPR dalam menjalankan fungsinya, dalam menjalankan tugasnya," ujarnya. Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR menyesalkan kejadian peluru nyasar yang menembus kaca gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Senin (16/10). Pasalnya, peluru nyasar ke kantor wakil rakyat itu bukan kali pertama terjadi. Wakil Ketua Fraksi PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan, peluru nyasar ke gedung DPR sudah berulang kali terjadi. Meski tak disengaja, namun hal itu akan membahayakan orang-orang yang berada di gedung DPR. "Berkali-kali begitu kan. Memang sangat rawan terjadi ketidaksengajaan terjadi penembakan, itu bisa berbahaya bagi orang di DPR," kata dia saat dihubungi wartawan, Selasa (16/10). Ia mengatakan, ada dua alternatif untuk menghindari kejadian serupa. Pertama, DPR akan membertimbangkan untuk memasang kaca antipeluru di lokasi yang terkena peluru nyasar. Pilihan kedua, ia melanjutkan, latihan tembak harus dipindah lokasinya. "Karena kan ternyata sudah beberapa kali terjadi seperti itu dan menyebabkan tidak aman," ujar dia. Yoga mengakui, kaca yang terpasang di gedung DPR bukanlah kaca antipeluru. Kejadian peluru nyasar itu dinilai menjafi peringatan bagi DPR. "Bukan karena kebobolan keamanan. Dari jarak 200 meter saja kalau orang mau menembak juga bisa, sniper juga bisa," kata dia. Artinya, ketika ada orang mau berbuat jahat, menggunakan penembak jitu (sniper) sangat dimungkinkan. Menuru Yoga, hal itu sangat mudah sekali karena kaca DPR tembus peluru Ia menegaskan, untuk sementara dua alternatif itulah yang harus dipikirkan dengan matang. "Membangun gedung baru sementara tidak usahlah. Orang tidak ada uang dari negara," ujar dia.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU