Pemprov Jatim Dikritik Soal Covid-19, Jangan Sibuk Seremoni Ae

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 27 Mei 2020 22:54 WIB

Pemprov Jatim Dikritik Soal Covid-19, Jangan Sibuk Seremoni Ae

i

Deni Wicaksono, Anggota DPRD Jatim dari Fraksi PDIP

Kritik DPRD Jatim Terhadap Pelaksanaan PSBB Jilid III

 SURABAYA PAGI, Surabaya - Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Deni Wicaksono kembali mengkritisi Pemprov Jatim yang dinilai tak optimal dalam mengawal pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya, yang diperpanjang hingga tahap ketiga mulai 26 Mei sampai 9 Juni.

Baca Juga: Santuni 100 Anak Yatim, Jurnalis Grahadi Bersama Ketum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa Gelar Buka Bersama

”Bu Gubernur dan Pak Wakil Gubernur tidak melakukan evaluasi PSBB tahap 1 dan 2 secara menyeluruh. Apa yang kurang dari jilid satu, sehingga harus dibenahi di jilid dua, lalu apa yang kurang di jilid dua untuk dibenahi di jilid tiga, itu semuanya tidak dilakukan dengan komprehensif. Ini sangat merugikan rakyat,” tegas Deni Wicaksono, anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Rabu (27/5/2020).

Politisi PDI Perjuangan itu mencontohkan tidak adanya transparansi dan serapan anggaran selama PSBB. ”Apa yang terjadi di dalam tim, evaluasinya bagaimana, indikatornya kinerjanya apa saja, publik tidak pernah tahu. Percuma Bu Gubernur dan Pak Wagub tiap hari konferensi pers tapi tidak melakukan langkah terukur di lapangan,” jelas politisi muda tersebut.

”Sejak Maret hampir tiap hari konferensi pers, eh tidak ada antisipasi lonjakan pasien, sampai rumah sakit overload. Baru hari-hari ini Gubernur sidak rumah sakit darurat. Dengan sendirinya itu menunjukkan tak adanya fokus dalam penanganan Covid-19 di Jatim,” lanjut Deni.

Deni juga mengkritisi belum adanya kordinasi dan satu kata antara Pemprov Jatim dan kabupaten/kota. ”Bu Gubernur dan Pak Wagub seperti sedang mencari panggungnya sendiri untuk kepentingan popularitas tapi tidak pernah diikuti dengan langkah solutif penyelesaian problem di lapangan,” ujarnya.

”Ketika ada persoalan pelik, kedua tokoh itu cenderung menghindar. Contoh riilnya, pengumuman perpanjangan PSBB, yang mencerminkan kegagalan dalam pelaksanaan, dilakukan oleh Sekretaris Daerah, bukan gubernur atau wagub. Seharusnya panglima perang dong yang di depan,” imbuh Deni.

Deni meminta Pemprov Jatim untuk lebih fokus dan menghentikan kegiatan selebrasi dan seremoni. Gubernur dan Wagub harus lebih bisa mendengar keluhan dan kebutuhan masyarakat.

”Sudahlah, Bu Gubernur dan Pak Wagub jangan sibuk kegiatan berbau seremoni. Main gimmick boleh, tapi substansi jangan dilupakan,” tegasnya.

Deni berharap PSBB jilid 3 adalah PSBB seri terakhir karena Pemprov Jatim bisa mengonsolidasikan seluruh kekuatan, termasuk pemkab dan pemkot. ”PSBB jangan seperti sinetron yang episodenya sampai puluhan bahkan ratusan,” sindir Deni. adt

Baca Juga: Lolos Indrapura, Cahyo Ketua Gerindra Surabaya Raih Suara Tertinggi Dapil 1

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU