Pemilu 2019 Terburuk Selama Reformasi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 22 Apr 2019 16:53 WIB

Pemilu 2019 Terburuk Selama Reformasi

SURABAYAPAGI.com - Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menilai, Pemilu 2019 adalah terburuk pasca reformasi. Sayangnya pernyataan tersebut dibantah Direktur Bidang Saksi Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf, Lukman Eddy. Lukman mengatakan, 2019 akan menjadi Pemilu yang terbaik. Pasalnya partisipasi pada Pemilu kali ini di atas 80 persen melebihi ekspektasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang hanya 77 persen. "Dari sisi ini pemilu di Indonesia menjadi Pemilu dengan partisipasi tertinggi di negara-negara demokrasi, terutama dengan sistim rekruitmen pemilih secara pasif (sukarela)," katanya di Jakarta, Minggu (21/4). Selain itu, dia mengungkapkan, situasi keamanan dan ketertiban, hampir tidak ada clash dan konflik yang tajam antara peserta pemilu dan masyarakat. "Negara dalam keadaan aman dan tentram, tidak seperti negara lain proses periodesasi kepemimpinan selalu menghadapi konflik yang keras," ungkapnya. Kemudian, menurut Politisi PKB ini, pilar-pilar demokrasi kita berjalan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Tidak ada yang merasa terhambat aspirasinya. Partai politik, penyelenggara pemilu, media massa dan masyarakat, mengikuti semua tahapan dengan baik. "Tahapan-tahapan pemilu, mulai dari rekruitmen penyelenggara, rekruitmen peserta pemilu, rekruitmen kandidat, masa kampanye, masa minggu tenang, hari H pemilu, dan sekarang penghitungan dan rekapitulasi berjalan dengan baik. Mudah-mudahan masa penetapan anggota Legislatif dan Presiden terpilih juga sesuai jadwal," jelasnya. Lukman mengungkapkan, ada problem di beberapa tempat dan waktu, tapi tidak signifikan. Tapi hoaks menjadi tantangan ke depan. "Beberapa ahli, pengamat dan analisis kepemiluan menyatakan Pemilu Indonesia akan menjadi contoh bagi negara-negara demokrasi lainnya. Dari dalam negeri ataupun luar negeri," pungkasnya. Sebelumnya, Bambang menuturkan, Pemilu 2019 paling terburuk, lantaran dia khawatir, yang keluar sebagai presiden tak sesuai dengan hasil pemenang Pilpres sesungguhnya akibat kecurangan. "Pemilu kali ini disebut sebagai Pemilu terburuk pasca reformasi. Sebetulnya yang dikhawatirkan ada tiga hal. Pertama jangan sampai yang memenangkan Pemilu lain, yang mendapatkan suara terbanyak lain tapi yang menjadi presiden orang lain juga," katanya. "Kalau itu terjadi sebenarnya kita sedang mendorong negara ini sampai di bibir jurang karena ini berbahaya sekali," sambungnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU