Peluru yang Bunuh Mahasiswa Demo, Dibawa ke Australia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 08 Okt 2019 00:44 WIB

Peluru yang Bunuh Mahasiswa Demo, Dibawa ke Australia

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mencopot Kapolres Kendari AKBP Jemi Junaidi di tengah investigasi peristiwa penembakan mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Randi (21). Jemi dimutasi menjadi Kepala Bagian Pengendalian Personel Biro SDM Polda Kalimantan Tengah (Kalteng). Wartawan SurabayaPagi, Jaka Sutisna Surat pencopotan Jemi tertuang dalam surat telegram Kapolri yang diteken Asisten bidang SDM (As SDM) Kapolri Irjen Eko Indra Heri. Surat itu terbit Senin (7/10/2019). Dalam surat telegram bernomor ST/2657/X/KEP./2019, Jabatan Jemi akan diisi oleh Didik AKBP Efrianto yang kini menjabat sebagai Kapolres Wakatobi. Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) AKBP Harry Goldenthard membenarkan dimutasinya AKBP Jemi. Namun, Harry enggan menyinggung digesernya Jemi berkaitan dengan penembakan Randi dalam aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Sultra, Kendari. "Iya benar. Mutasi adalah suatu hal yang wajar dan merupakan proses alami bagi setiap personel Polri. (AKBP Jemi dicopot terkait penembakan Randi?) Nggak-lah, (mutasi) itu proses yang wajar untuk pengembangan karier personel Polri dan berlaku kepada seluruh personel," tutur Harry saat dimintai konfirmasi. Hingga saat ini, polisi masih menginvestigasi kasus tewasnya Randi. Proyektil peluru dibawa ke luar negeri demi investigasi objektif. "Proyektil yang diduga menyebabkan kematian Randi dan yang tertembus di kaki ibu hamil untuk diperiksa yang lebih ilmiah dan pasti, kami akan uji labfor ke Belanda dan Australia. Ini upaya kita betul-betul membuktikan peristiwa itu terjadi," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adisaputra kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jaksel, Senin (7/10/2019). Uji proyektil, menurut Asep, dilakukan di Australia dan Belanda untuk memastikan pemeriksaan objektif. Sementara itu, polisi juga masih memproses dugaan pelanggaran SOP oleh 6 polisi saat pengamanan demonstrasi di DPRD Sultra. "Keenam anggota diperiksa karena evaluasi internal kami tentang SOP pengamanan unjuk rasa. Jadi masih didalami ada atau tidak keterkaitannya antara 6 anggota yang diperiksa dengan peluru yang mengakibatkan Randi tewas," sambung Asep. Keenam anggota itu masih berstatus terperiksa. Karena itu keenam polisi yang membawa senpi saat pengamanan demo di DPRD Sultra yang berakhir ricuh dibebastugaskan. "Iya (dibebastugaskan) karena keenam personel Polri tersebut menjadi terperiksa karena tidak mengikuti atau melanggar SOP pengamanan unras," ujar Harry lagi.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU