Peletakan Batu Pertama Rumah Dosen Native Uwika Surabaya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 19 Feb 2018 17:05 WIB

Peletakan Batu Pertama Rumah Dosen Native Uwika Surabaya

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Universitas Widya Kartika (Uwika) Surabaya segera membangun rumah dinas/mess bagi dosen native dari Tiongkok yang mulai mengajar tahun ini. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Rektor Uwika Murphin J Sembiring, Ketua Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Indonesia (YPPI), Herman Halim, Henry Dermawan, Ketua Umum Lembaga Koordinasi Pendidikan Bahasa Tiong Hoa (LKPBT) Jatim, serta para donatur yang dikoordinir oleh Chen Ping Hoo, (19/2/2018) di Jl. Sutorejo Utara, Surabaya. Penetapan lokasi rumah tinggal dosen native telah melalui serangkaian studi kelayakan dengan mempertimbangkan beberapa hal. Di antaranya mobilitas, aksebilitas, dan ketersediaan utilitas. Kami telah melakukan serangkaian studi kelayakan dan pihak yayasan menetapkan rumah tinggal dosen native di Sutorejo. Agar rumah dosen native menjadi bagian peningkatan mutu kami, terang Murphin, sekaligus ia membuka kesempatan lebar berupa keringanan biaya bagi warga Sutorejo yang ingin melanjutkan kuliah reguler S1 di Uwika. Kedatangan dosen dari RRT tersebut sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dalam bidang bahasa Mandarin. Seperti dilansir dari gambaran sejarah dan kiprah Uwika, program studi bahasa Mandarin Uwika merupakan yang tertua di Jatim sejak 2001. Sejak berdiri resmi sebagai jenjang D3 kemudian seiring perkembangan jaman melebur menjadi program S1 pendidikan bahasa Mandarin mulai 2012 lalu. Selama ini Uwika telah memproduksi guru - guru bahasa Mandarin. Karena kami menyadari masa depan Indonesia akan tergantung dengan Tiongkok dalam hal ini korelasi bisnisnya, imbuhnya. Dalam kesempatan yang sama, Herman Halim, M.B.A, selaku Ketua YPPI turut mengucapkan terimakasih kepada para donatur yang dimotori oleh Chen Ping Hoo, sehingga terwujud untuk membuat mess guru dari Cina. Donatur tersebut diantaranya adalah Sutatno Sudarko (Platinum Keramik), Suriantoro Siswanto, dan Singgih Gunawan (Kopi Kapal Api). Pihaknya mengatakan bahwa yayasan tersebut telah berdiri sejak 1970 dan kini estafet kepengurusan diserahkan kepada Herman Halim. Keberhasilan tentunya harus didukung seluruh sivitas akademika dan masyarakat Surabaya. Ia mengharapkan YPPI harus berbenah diri dan dengan kepengurusan baru bisa mewujudkan visi misi di era digital. Saya anggap yayasan ini adalah milik publik dan kita jaga, estafet ini akan kita pegang lebih baik dan melanjutkan YPPI hingga sepanjang masa, papar Herman Halim. Sementara itu, tak ketinggalan Chen Ping Hoo, turut menyampaikan apresiasi atas usahanya mendapatkan donatur. Hingga akhirnya mampu mewujudkan pelaksanaan pembangunan mess dosen yang telah lama dirancang ini. Mudah - mudahan bahasa Mandarin bisa berkembang dengan baik demi mengatasi globalisasi ekonomi. Dan pembangunan mess ini bisa terlaksana dengan lancar serta bisa menciptakan sarjana yang bisa berkontribusi kepada masyarakat dan ekonomi kita di bawah bendera merah putih, papar Chen Ping Hoo. Saat ini di Jatim sendiri hanya terdapat enam universitas yang memiliki pendidikan bahasa Mandarin yaitu Uwika, UK Petra, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Brawijaya, dan Universitas Negeri Malang. Oleh karena itu Uwika harus tetap memacu diri supaya terus berada di depan dengan ikon universitas bahasa Mandarin. Jika guru- gurunya baik akan mencetak guru bahasa Mandarin berkualitas yang memberi multi player effect yang sangat besar di Jatim, pungkas Chen Ping Hoo. Byob

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU