Pelaku UMKM Dolly Protes Klaim Eri-Armuji Dalam Debat Pilkada

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 19 Nov 2020 11:50 WIB

Pelaku UMKM Dolly Protes Klaim Eri-Armuji Dalam Debat Pilkada

i

Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya 2020 No 1 Eri Cahyadi - Armuji dalam debat publik II di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (18/11/2020). SP/ Patrick Cahyo

SURABAYAPAGI.com, Surabaya -  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi tema bahasan debat kedua Pilkada Surabaya 2020. Sektor ini penting karena mampu menyerap tenaga kerja ratusan ribu, Rabu (18/11/2020).

Dalam pemaparannya, pasangan calon nomor urut 1, Eri Cahyadi-Armuji menyebutkan bahwa pemkot Surabaya berhasil membina UMKM. Mereka memberi contoh penanganan UMKM di kawasan eks lokalisasi Dolly. ”Tidak akan ada UMKM yang terlilit hutang,” kata Eri.

Baca Juga: Pasokan Migor Curah Menipis, Kemendag: Masih Mencukupi, Bisa Pakai ‘Second Brand’

”UMKM batik di Dolly ada yang dapat 100 juta per bulan,” lanjut Armuji.

Klaim Eri dan Armuji itu disesalkan oleh pelaku UMKM di kawasan Dolly. Koordinator Komunitas Sobo nDolly, Lutfi Nur Zaman, menyatakan bahwa apa yang dilakukan Pemkot Surabaya selama ini hanya pencitraan semata. Pendampingan yang dilakukan Pemkot Surabaya di sana tidak merata. ”Bahkan, bisa disebut terjadi diskriminasi,” kata Lutfi.

Lutfi yang sudah mendampingi UMKM di Dolly sejak 2018 mengatakan, di sana UMKM hanya benar-benar diperhatikan tak lebih dari lima. Selebihnya, mereka dibiarkan hidup sendiri. Padahal, warga yang terdampak dengan penutupan Dolly jumlahnya sangat banyak.

Baca Juga: Perajin Kaligrafi di Tulungagung Banjir Pesanan, Tembus Qatar dan Amerika

Kelima UMKM itu sebenarnya tidak bisa dikatakan berhasil juga. Sebab, mereka selama ini banyak diselamatkan oleh dinas-dinas di Pemkot Surabaya. ”Misalnya ada yang produknya mendekati expired, mereka datang ke dinas-dinas meminta dibeli. Ya setengahnya memaksa begitu,” ujarnya.

Artinya, kelima UMKM itu tidak eksis secara mandiri. Lutfi mengungkapkan, pendampingan berupa permodalan hampir tidak diberikan pemkot. Padahal pemkot punya BPR PT Surya Arta Utama.

Persoalan BPR PT Surya Arta Utama itu sempat disinggung calon wakil wali kota Surabaya nomor paslon 2 Mujiaman. Ia menyebutkan, BUMD harus menjadi motor dalam pembinaan UMKM. Menjadi bapak angkat bagi UMKM.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Rencana Tambah 2 Rumah Anak Prestasi

”UMKM di Surabaya mencapai 26 ribu, namun hanya 4 ribu yang mendapatkan pendampingan dari pemkot. Ini sangat minim, kami akan memberikan pendampingan kepada UMKM secara menyeluruh,” kata Mujiaman.

Sebagai catatan, di kawasan Dolly ada 32 aset pemkot. Beberapa di antaranya adalah mantan wisma. Asset-aset itu saat ini menganggur. Padahal sejak lama dijanjikan akan jadi titik pengembangan UMKM. Alq

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU