Pelajar SMP Ciptakan Alat Pengasapan Ikan Bebas Polusi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 22 Nov 2018 18:10 WIB

Pelajar SMP Ciptakan Alat Pengasapan Ikan Bebas Polusi

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Prihatin dengan proses pengasapan ikan secara tradisional yang menimbulkan polusi, siswa SMP di Surabaya ini menciptakan alat pengasapan ikan yang canggih. Muhammad Attariza Wanggono, siswa SMP Negeri 1 Surabaya ini menciptakan alat pengasapan ikan ramah lingkungan dan dapat berkerja secara otomatis. Alat yang diberi nama Asap-asap ini, terbuat dari alat sederhana dan mudah ditemui di sekitar kita yakni oven kue yang dimodifikasi dengan intalasi cerobong asap lengkap dengan dua van digunakan untuk sirkulasi asap, serta ditambahkan alat pengatur waktu otomatis TDR (Time Delay Relay) dan alarm. Sementara pada perapian bagian bawahnya, oven stainless steel itu terdapat wadah yang berfungsi pembakar bahan baku batok kelapa. Sedangkan di dalam kotak atau ruang pengasapan, terdapat rak dan gantungan yang berfungsi menaruh ikan. Saat di temui di sekolahnya di Jalan Pacar no 4-6 Surabaya, ia menjelaskan cara kerja alat yang dirakitnya selama sebulan, Rabu (22/11). Pertama ia membuat perapian melalui batok kelapa pada tungku sampai menjadi arang, setelah dirasa cukup selanjutnya dimasukkan ke rak tungku. Kemudian, pintu ruang pengasapan ditutup agar proses pengasapan bisa bekerja secara maksimal dan tidak menyebar. Asap tersebut lalu diolah dengan sistem kondensasi atau pengembunan melalui pipa ke tabung. "Melalui alat ini, selain ramah lingkungan juga lebih efisien dan lebih cepat dibanding cara pengasapan atau pemanggangan tradisional, karena alat ini dirancang dapat memanfaatkan asap secara dua kali melalui sirkulasi van. Perbandingannya, jika pengasapan tradisional sejumlah satu kilogram ikan butuh waktu sekira 1 jam namun dengan alat ini cukup 15 menit saja, ikan dapat terasapi secara sempurna," katanya. Sementara untuk bahan baku pengasapan dari batok kelapa, selain bertujuan untuk mengurangi limbah yang biasanya ditemukan di pasar, pemanfaatan batok kelapa juga bertujuan untuk memperoleh kekhasan aromanya. "Alat ini tetap menggunakan kompor pada bagian bawahnya, agar bara api batok kelapa tersebut tetap maksimal. Alat ini juga berfungsi untuk menjaga harga ikan yang sudah beberapa hari dipasaran tidak laku agar tetap bernilai jual tinggi," ungkapnya. Sementara pengurangan polusi asap atau pembuangan sisa asap usai digunakan, dengan cara filterisasi menggunakan karbon aktif dan es batu. "Nah letak pengurangan polusi terletak pada cara pembuangan sisa asap, caranya disaring menggunakan karbon aktif, nanti yang keluar hanya sedikit setelah itu didinginkan dengan es batu, sehingga sisa asap akan berubah menjadi cair," pungkasnya. Ia menambahkan, kelebihan lain yaitu setelah ikan-ikan tersebut telah diasapi dengan maksimal maka alarm akan bunyi. Ia mengaku alat yang dirakitnya hanya membutuhkan biaya kurang lebih Rp 500 ribu. Berkat ciptaannya, Attariza berhasil menjuarai lomba peneliti belia 2018, yang digelar Dinas Pendidikan Kota Surabaya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU