Pasutri Kompak Edarkan Sabu

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 03 Sep 2019 02:46 WIB

Pasutri Kompak Edarkan Sabu

Sepasang suami istri dan seorang cleaning service Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur ini kompak edarkan sabu. Aktifitas ketiganya sudah dilakukan sejak setahun belakangan dan baru terbongkar Selasa (27/8) lalu. Wartawan SurabayaPagi, Firman Rachmanudin Ketiga tersangka itu adalah Dimas (19) warga Surabaya, Desi (20) warga Blitar dan Rizal (19) warga Tuban. Ketiganya ditangkap di rumah kos jalan Asempayung Surabaya saat mengantarkan pesanan paket sabu seberat 7,8 gram. Kepala BNNK Surabaya, AKBP Kartono menyebut, penangkapan ketiganya dilakukan ketika pihaknya mendapat informasi awal jika mereka kerap melayani pembelian sabu dalam jumlah gram yang cukup besar. Berbekal informasi itu, petugas kemudian melakukan undercover buy untuk menjebak para pelaku. "Petugas kami melakukan penyamaran untuk memancing pelaku ini agar masuk dalam perangkap. Kami lakukan pemesanan yang harus dikirim ke sebuah rumah kos. Saat mengantar barang itu, petugas yang sudah siaga.langsung melakukan penangkapan dan penggeledahan," beber Kartono, Senin (2/9). Saat digeledah, petugas menemukan lima belas poket sabu dengan berat total hampir 7,8 gram. Beberapa pipet kaca, plastik klip dan rmpat poket sabu dengan berat total 7,38 gram yang belum dipecah menjadi paket hemat siap edar. Ketiganya mengaku dan tak dapat mengelak, saat petugas menemukan barang bukti tersebut. Bahkan, ketiganya mengaku memiliki kamar kos di jalan Medokan Surabaya sebagai safe house mereka. Barang haram tersebut juga diakui merupakan kiriman dari dalam lapas Madiun. Sistem transaksinya melalui telepon dengan pengiriman secara ranjau. "Pelaku DM ini yang pesan, lalu DS ini yang melakukan pembayaran, dan RZ ini yang mengambil barang ranjauan," tambahnya. Sementara itu, Desi mengatakan jika dirinya terpaksa mengikuti perintah suami sirinya,Dimas. Ia yang tahu Dimas sebagai pengedar kini turut serta dalam pengelolaan bisnis haram tersebut. "Jualnya ya 200 ribu per poket mas. untungnya satu poket bisa 50 ribuan," akunya. Selain mengedarkan serbuk haram itu,ketiganya juga aktif sebagai pengkonsumsi. Hal itu dibuktikan urine ketiganya yang positif mengandung zat metaphetamine.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU