Para Mantan Napiter, Deklarasi Pemilu Damai Tanpa Hoax dan Ekstremisme

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 01 Apr 2019 15:03 WIB

Para Mantan Napiter, Deklarasi Pemilu Damai Tanpa Hoax dan Ekstremisme

SURABAYAPAGI.com, Lamongan - Puluhan mantan narapidana terorisme (Napiter) yang tergabung di Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) di Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro Lamongan, Jawa Timur, Senin (1/4/2019) sepakat ikut menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) jelang pemilu 17 April 2019 mendatang. Komitmen menjaga Kamtibmas itu ditunjukan oleh mantan napiter bersama keluarganya, dengan menggelar deklarasi Indonesia Damai, tanpa hoax, , yang dihadiri oleh Baintelkam Mabes Polri di lembaga pendidikan YLP. Deklarasi Indonesia Damai, dibacakan oleh Ustad Djafar kakak kandung Almarhum Amrozi diikuti oleh puluhan napiter. Isi deklarasi Indonesia Damai itu diantaranya, Napiter mendukung terselenggaranya Pemilu 2019, dengan aman dan damai, serta menolak segala bentuk hox, kekerasan, intoleransi dan ekstremisme. Napitet juga, bersama-sama segenap komponen bangsa, mendorong pemerintah dan Polri, untuk menjaga stabilitas Kamtibmas dalam mewujudkan pemilu 2019, menghasilkan wakil rakyat dan pimpinan negara yang menjadikan Indonesia lebih maju, adil makmur, bermartabat dan berdaulat. Napiter juga menghimbau seluruh lapisan masyarakat Indonesia khususnya di Kabupaten Lamongan, untuk memelihara perdamaian dan persaudaraan dalam bingkai NKRI, berdasar Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika, guna menjaga keutuhan bangsa dan negara. Sebelum pembacaan deklarasi Indonesia Damai, para napiter mendapatkan pencerahan dan pemahaman akan pentingnya menjaga Kamtibmas langsung dari Baintelkam Mabes Polri, yang langsung disampaikan oleh AKBP Suhaimi. Dalam kesempatan itu Suhaimi mengajak para napiter sebagai duta perdamaian, apalagi ini menjelang pencoblosan, agar selalu menebar kebaikan dengan tidak melakukan upaya-upaya yang justru merusak Kamtibmas. Ia mengingatkan, jangan sampai negeri ini seperti negara Syiria hancur berantakan karena informasi hoax, kekerasan, intoleransi dan ekstremisme yang terjadi. "Negeri yang baik ini jangan sampai rusak karena antara anak bangsa ini saling bertikai, karena dipicu kekerasan, intoleransi dan ekstremisme," ungkapnya. Sehingga kata Suhaimi, pihaknya terus bergerak melakukan upaya saling memberikan pemahaman akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, salah satunya seperti pada kegiatan dengan para napiter ini. "Kegiatan ini tidak hanya kita lakukan di Tenggulun saja, tapi sudah kami lakukan di berbagai wilayah, mulai Jateng, Jabar, DKI dan pulau Sumatera," terangnya. Ali Fauzi Direktur Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP), terima kasih kepada AKBP Suhaimi mempercayakan YLP sebagai acara deklarasi pemilu damai. "Sejarah Pilpres sejak saya lahir sampai sekarang ini yang terparah, jangan kira menjadi dekanator, jangan sampai memamas-manasi jangan menyiramkan bensin," kata Ali Fauzi adik kandung almarhum Amrozi ini menegaskan. Ia mengajak para napiter untuk ikut membantu negara dan Polri, menciptakan kondisi yang damai sebelum saat pencoblosan dan sesudah pemilu. "Yang punya medsos jangan sampai dijakdikan ajang untuk menyebar hoax, kekerasan, intoleransi dan ekstremisme, adu domba, Indonesi jaangan sampai seperti Syiria," kata Fauzi. Karena menurutnya, soal Kamtibmas tidak cukup diserahkan kepada polisi saja, tapi semua pihak harus ikut serta menciptakan situasi yang kondusif itu." Kalau tidak bisa membangun yang jangan merusak, jadilah air jangan jadi api, bagaimana menciptakan suasana yang kondusif. Syiria sekarang seperti ini karena olah segelintir orang yang mencoba merasukan pikiran orang," pungkasnya. jir

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU