OTT Bupati Sidoarjo, Diduga Dilaporkan ‘’Musuh dalam Selimut”nya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 10 Jan 2020 06:10 WIB

OTT Bupati Sidoarjo, Diduga Dilaporkan ‘’Musuh dalam Selimut”nya

Tertangkap tangannya Bupati Sidoarjo Saiful Ilah, dalam kasus suap ternyata tidak terlepas dari bantuan informan jajaran internal Kabupaten Sidoarjo. Ini penjelasan dari Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata, di kantor KPK, Rabu (8/1/2020) lalu, Penjelasan terang-terangan dari Wakil Ketua KPK ini, ada baiknya untu masukan siapa saja, termasuk kepala daerah dari level Bupati, Walikota sampai Gubernur. Masukan bahwa diinternal setiap kepala daerah, tak bisa dipungkiri ada sosok informan yang tidak cocok dengan kepala daerah. Saiful Illah, suka atau tidak suka, sosok kepala daerah Sidoarjo yang bisa meraih kesuksesan menduduki jabatan politik. Abah Ipul, nama panggilan Saiful Illah, hampir 20 tahun berkuasa di Pendopo Sidoarjo. 10 tahun pertama menjadi wakil Bupati dan Sembilan tahun lebih menduduki jabatan Bupati. Hartanya dicatatkan di KPK lebih Rp 60 miliar . Anaknya juga akan dijagokan menggantikan dirinya. Ibarat karir, Saiful Illah, yang dulu dikenal petani tambak, kemudian bisa memimpin Kabupaten Sidoarjo, adalah orang yang menaiki tangga. Karir seperti ini, bisa menciptakan Abah Ipul tambah teman, sekaligus musuh. Musuh- musuh bisa terdiri anak buahnya di berbagai SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), anggota DPRD dan kontraktor. Musuh bisnis dan politik ini bisa menjelma menjadi informan yang digambarkan Wakil Ketua KPK tersebut. Antara lain, telah membuat Abah Ipul, terperosok berhadapan dengan hukum. Bahasa santunnya, musuh-musuh itu adalah orang yang mengidap kecemburuan sosial. Mereka ini yang disebut KPK sebagai informannya. Menariknya, informan dari internal Pemkab Sidoarjo ini telah bekerjasama dengan KPK selama enam bulan. Makanya, KPK bisa membuntuti Abah Ipul, dalam perjalanan dari kota Padang-Surabaya. Termasuk merekam pembicaraannya. Bahkan mengungkap dugaan kongkalikong tender proyek yang dilakukan oknum pejabat Kabupaten Sidoarjo dan pihak swasta. Tender-tender yang ditemukan KPK, mengindikasikan Bupati Abah Ipul, diduga menerima suap karena memenangkan kontraktor Sidoarjo, Ibnu Ghofur. Kontraktor Ghopur, menangani beberapa proyek. Antara lain proyek wisma atlet, Pasar Porong, Jalan Candi-Prasung dan peningkatan Afv Karag Pusang Desa Pagerwojo. KPK, dalam kasus ini menyita uang Rp 1,8 miliar. Dan dari Bupati Sidoarjo, disita uang Rp 550 juta. Atas jasa informan di internal Pemkab Sidoarjo, KPK, berhasil menetapkan enam orang tersangka yaitu Bupati Sidoarjo Saiful Ilah, Kadis PU, Bina Marga dan SDA Sidoarjo, Sunarti Setyaningsih, PPK di Dinas PU, Bina Marga dan SDA Sidoarjo, Judi Tetrahastoto dan Kabag ULP, Sanadjihitu Sangadji. Sedangkan pihak swasta, terciduk dalam OTT tanggal 7 Januari adalah Ibnu Ghopur dan Totok Sumedi. Informan ini bisa jadi menginformasikan dugaan permainan kotor proyek berupa pembagian fee. Dan bagi kontraktor fee bukan hal baru. Besarannya bisa mulai dari 5 hingga 10 persen. Informan ini bisa saja menginformasikan terjadi persekongkolan dan bagi-bagi proyek di Pemkab Sidoarjo, Dan ini bukan rahasia umum lagi. Termasuk informan itu, bisa jadi mereka tahu bahwa urusan bagi-bagi proyek acapkali sarat dengan korupsi dan melibatkan orang nomor satu di dinas PU, Bina Marga sampai Bupati Sidoarjo. Padahal, sejak ramainya OTT oleh KPK, permainan persekongkolan umumnya terjadi sejak awal. Dan umumnya disusun dengan baik. Penyusunan mulai bocornya RAB proyek hingga ke tangan kontraktor arahan. Dengan pembocoran RAB, kontraktor biasanya lebih mudah dalam mempersiapkan diri di lelang proyeknya, baik sejak penawaran hingga dukungan alat dari kontraktor lain. Bahkan dalam tender-tender besar, ada orang penting yang memainkan peran, sehingga tidak mungkin sekelas PPK bermain dan bisa saja kepala SKPD yang bermain. Peran Kepala Daerah biasanya menjadi penentu. Sampai sebelum kena OTT tanggal 7 Januari lalu, posisi Abah Ipul sudah di atas angin siapa saja, termasuk wakilnya Nur Syaifuddin yang akan maju menjadi Bupati Sidoarjo, menghadapi anak Abah Ipul, Achmad Amir Aslichin Apakah wakil bupati Sidoarjo, termasuk orang dalam di Pemkab Sidoarjo, yang cemburu terhadap sepak terjang Abah Ipul?. Tidak satu pun publik yang tahu. Suara di internal Pemkab Sidoarjo, Abah Ipul, konon tidak termasuk tipe pemimpin yang mementingkan kepentingan semua staf. Ini yang memicu adanya rasa cemburu, sehingga rela melaporkan Bupatinya ke KPK. Menurut Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata, Alex 80 persen korupsi terungkap karena ada laporan. Terutama dari internal terlapor. Hal ini berbeda jauh jika hanya mengandalkan auditor internal atau eksternal. Kasus korupsi yang terungkap karena laporan auditor hanya berkisar 15 persen. Apakah informan dari Pemkab Sidoarjo yang melaporkan abah Ipul, pantas dijuluki musuh dalam selimutnya? Peribahasa yang memiliki makna: orang dekat yang berkhianat diam-diam, belum tentu benar. Informan ini justru pahlawan bagi rakyat kebanyakan. Informan ini bagi KPK, bukan orang Pemkab yang membuat celaka Bupati Sidoarjo, Saiful Illah. Jadi musuh dalam selimut yang sering dipersepsikan sangat berbahaya, tidak berlaku dalam laporan korupsi. Justru urusan melaporkan dugaan korupsi, musuh dalam selimut koruptor adalah pahlawan. Bila benar OTT terhadap Saiful Ilah ini berdasar pada sumber terpercaya atau informan dalam dalam Pemkab, informasinya valid, sehingga 1x24 jam, KPK bisa membuktikan tindak suap yang dilakukan Bupati Sidoarjo. Maklum, orang-orang di sekitar pelaku tindak pidana itulah yang dalam banyak kasus korupsi, paling tahu kebiasaan terlapor terutama titik lemahnya. Kini, KPK membuktikan telah membongkar suatu tindak pidana korupsi dengan bantuan dari orang-orang sekitar yang memang mungkin sudah bosan dengan perilaku kurang pantas dilakukan oleh seorang kepala daerah seperti Saiful Ilah. Hal yang tidak bisa dibantah, Saiful Ilah adalah wakil Bupati dan bupati Sidoarjo, selama bertahun-tahun. Bisa jadi, selama 10 tahun itu, ia melakukan penyimpangan dalam hal izin dan urusan suatu proyek. Hal ini tentunya diketahui dengan pasti oleh staf atau mungkin orang-orang di sekitar kantor bupati Sidoarjo.([email protected])

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU