Otomotif China Unjuk Gigi di Ajang Frangkrut

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 11 Sep 2019 18:11 WIB

Otomotif China Unjuk Gigi di Ajang Frangkrut

SURABAYAPAGI.com - Pemasok dan pabrikan China ikut serta dalam pameran mobil Frankfurt guna memanfaatkan pergeseran menuju mobil listrik yang dipaksakan pada pembuat mobil Jerman oleh regulator yang berusaha mengurangi polusi. Meskipun jumlah peserta pameran telah turun menjadi 800 pada tahun 2019 dari 994 pada tahun 2017, pembuat mobil dan pemasok China sekarang menjadi kontingen asing terbesar, dengan 79 perusahaan, naik dari 73. Beberapa pembuat mobil Eropa dan Jepang termasuk Fiat (FCHA.MI), Alfa Romeo, Nissan (7291.T), Toyota (7203.T) dan Peugeot (PEUP.PA), tidak mengikuti pameran ini karena masing-masing perusahaan tengah menghemat biaya. Saat ini pembuat mobil menghadapi investasi multi-miliar euro untuk mengembangkan mobil listrik dan otonom. Namun kehadiran China yang lebih besar juga disebabkan oleh kurangnya keahlian Eropa dalam produksi sel baterai lithium ion di daerah di mana pemasok Asia mendominasi. Perusahaan-perusahaan Jerman mencapai kesepakatan besar dengan pemasok China untuk membantu mereka memenuhi aturan anti-polusi yang ketat, yang diperkenalkan setelah skandal kecurangan emisi Volkswagen 2015. "Semua pembuat mobil menghadapi tantangan bahwa mereka harus memenuhi target konsumsi armada," Matthias Zentgraf, presiden regional untuk Eropa di Teknologi Amperex Kontemporer China, mengatakan kepada Reuters. Daimler pada hari Rabu mengatakan telah memilih Farasis Energy yang didukung China untuk memasok sel baterai untuk dorongan elektrifikasi Mercedes-Benz. Farasis sedang membangun pabrik 600 juta euro ($ 663 juta) di Jerman Timur, dekat dengan tempat saingan China CATL membangun pabrik baterai 1,8 miliar euro. Pembuat mobil Jerman telah dipaksa untuk mempercepat rencana elektrifikasi setelah pembuat undang-undang Uni Eropa memberlakukan pengurangan 37,5% dalam emisi karbon dioksida antara 2021 dan 2030 di samping pengurangan 40% dalam emisi antara 2007 dan 2021. Mobil listrik hanya membuat 1,5% dari penjualan global tahun lalu, atau 1,26 juta dari 86 juta kendaraan penumpang terjual kata JATO Dynamics. Jika pembuat mobil gagal memenuhi target 2021 maka mereka akan terkena sanksi denda sebesar 33 miliar euro, menurut analis di Evercore ISI.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU