Ombak Besar Terjang Pantura Nelayan Enggan Melaut

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 23 Jan 2019 09:23 WIB

Ombak Besar Terjang Pantura Nelayan Enggan Melaut

SURABAYAPAGI.com, Lamongan - Lagi, ombak besar menerjang Pantai Utara (Pantura) di wilayah Lamongan tepatnya di sepanjang pantai Kecamatan Paciran dan Brondong. Bahkan karena ombaknya besar, sebagian besar nelayan kecil enggan melaut, meski ada saja yang masih nekad melaut karena tuntutan kebutuhan hidup. Karena kondisi ombak 2-3 meter tersebut, kini para nelayan mengabiskan waktunya dimanfaatkan untuk memperbaiki jala dan jaring di sekitar tepi pantai sepanjang pantai mulai Weru Paciran hingga wilayah Brondong. Seperti yang dituturkan oleh Sabit salah satu nelayan di Paciran, Selasa (22/1/2019) menyebutkan kalau nelayan sudah tiga hari ini mayoritas tidak menjalankan aktifitas mencari ikan. Kalaupun ada yang nekad beraktifitas, karena semua itu adalah bagian dari kebutuhan, sesama nelayan hanya bisa memperingatkan, tidak bisa mencegahnya, dan semua nelayan tahu akan resikonya. "Kami para nelayan tidak gegabah nekad melaut, kalaupun ada yang masih nekad melaut itu karena keterpaksaan dan kebutuhan, kami sebagai teman hanya bisa mengingatkan tidak bisa mencegahnya," Sabit menceritakan. Meskipun katanya, pendapatan yang selama ini diperoleh akan hilang begitu saja, namun lanjutnya keselamatan jiwa tetap menjadi yang utama. "Rata-rata nelayan harus kehilangan pendapatan per harinya 150 - 200 ribu, ya bagaimana lagi memang sudah musimnya," terangnya. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari kata Sabit nelayan harus mengambil uangnya yang ada di bank."Untuk saya kebetulan kami punya tabungan, ya kami ambil uang itu untuk kebutuhan sehari-hari, kalau tidak punya tabungan ya kasihan, harus ada perhatian dari Pemerintah, "ujarnya. Namun dari ratusan nelayan Pantura, masih banyak dan mayoritas mereka jarang yang mempunyai tabungan. Sehingga untuk melanjutkan hidup dari kondisi demikian, nelayan kebanyakan banyak juga yang menjual barang berharga. "Barang berharga mereka ada yang dijual, ada juga yang digadaikan, semua itu dilakukan hanya untuk menyambung hidup, dan kebutuhan sehari-hari," jelasnya. Sementara itu, Sekretaris HNSI Lamongan Muhlisin saat dihubungi terpisah membenarkan kalau nelayan di Pantura enggan melaut. Kalaupun ada yang melaut tidak berani terlalu jauh. Hanya sejauh sekitar 2-5 mil dari pantai. Itupun hanya untuk mencari rajungan, meski harga rajungan minggu-minggu ini terjun bebas. "Rajungan satu kilonya cuman antara Rp 35-40 ribu, padahal harga biasanya bisa sampai Rp 75-100 ribu," ujarnya. Namun demikian masih ada saja yang nekad untuk tetap melaut. Meskipun sudah diimbau tapi tetap berani menerobos ombak. Alasannya mutlak karena mereka butuh makan. "Kita ini hanya bisa mengimbau dan berharap agar mereka berhati-hati," katanya. Dalam kondisi ombak besar seperti ini lanjut Muhlisin, sangat rawan kecelakaan. Apalagi, di perairan Desa Paciran, tempat keluar masuk perahu menuju labuh sekarang ini mengalami pendangkalan. Karena itu ia berharap ada kepada pemerintah untuk ikut memberikan perhatian atas tidak melautnya nelayan di wilayah Pantura ini, apalagi beban hidup yang harus ditanggung tidak sedikit. "Nelayan yang tidak melaut ini supaya diperhatikan oleh pemerintah," harapnya. jir

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU