Obat Antidepresan dan Terapi untuk Atasi Depresi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 27 Nov 2019 13:49 WIB

Obat Antidepresan dan Terapi untuk Atasi Depresi

SURABAYAPAGI.COM -Menurut data World Health Organization (WHO) 2017, depresi berada pada urutan keempat penyakit yang mematikan di dunia. Depresi kerap dianggap bukan sebuah penyakit, sehingga membuat banyak orang mengabaikan gejalanya. Menyebabkan 800 ribu orang bunuh diri sepanjang tahun lalu akibat depresi yang tak ditangani dengan tepat. Bunuh diri kini juga menjadi penyebab kematian nomor dua yang mengancam remaja hingga dewasa usia 15-29 tahun. Depresi disebabkan oleh banyak faktor seperti pengalaman menyedihkan, kondisi sosial dan lingkungan, hingga tekanan hidup yang akhirnya memengaruhi kesehatan mental seseorang. Gejala paling umum dari depresi ialah rasa cemas, emosi tidak stabil, putus asa, hingga keinginan untuk mengakhiri hidup. Segera mengambil tindakan atau meminta pertolongan ketika mengalami gejala depresi, yaitu dengan berkunjung ke psikolog atau psikiater. Penanganan awal yang umumnya dilakukan oleh dokter untuk mengatasi depresi dan segala bentuk masalah mental seperti cemas dan stres ialah psikoterapi. Spesialis kejiwaan Richard Budiman mengatakan, "kalau setelah menjalani psikoterapi kondisi pasien tidak membaik atau justru menjadi lebih berat, barulah diberikan terapi tambahan seperti pemberian obat antidepresan." Obat antidepresan memang dinilai mampu membantu meringankan gangguan depresi serta kecemasan, sehingga mampu menekan angka bunuh diri. Richard mengatakan bahwa obat golongan tertentu seperti duloxetine yang merupakan golongan SNRI (Serotonin-norepinephrine Reuptake Inhibitor) juga bisa meredakan rasa nyeri yang memiliki hubungan erat dengan gangguan depresi dan kecemasan. Obat antidepresan sendiri juga bukan jenis pengobatan yang akan memperlihatkan kemajuan secara instan. Butuh waktu sekitar 2 hingga 4 minggu bagi obat ini untuk meredakan depresi yang dirasakan pasien. "Pada keadaan yang sangat sulit, yang bahkan tidak bisa diobati oleh antidepresan, maka akan diambil tindakan selanjutnya yaitu terapi kejut atau Electroconvulsive Therapy (ECT)," tutup Richard.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU