Nelayan Sidomukti Keluhkan Pencemaran Sungai

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 02 Feb 2018 19:32 WIB

Nelayan Sidomukti Keluhkan Pencemaran Sungai

SURABAYAPAGI.com, Gresik - Nelayan Desa Sidomukti, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mengeluhkan keberadaan limbah yang diduga mercemari air Sungai Kalimireng daerah itu. Selain limbah hasil buangan perusahaan sekitar, sampah juga mengotori sepanjang sungai tersebut. Kejadian ini, diakui oleh nelayan sudah bertahun-tahun. Keluhan nelayan terkait limbah dan sampah yang mencemari Sungai Kalimireng ini sering disampaikan pada ketua rukun kelompok nelayan Sidomukti Umar Jairuri. Sayangnya keluhan anggotanya ini, ketua rukun kelompok hanya bisa menampung. Ketua rukun kelompok, tidak bisa berbuat banyak karena selama ini, kelompok tidak mengetahui kemana harus mengadu atas keluhan anggotanya itu. "Keluhan anggota nelayan kami, sering kali mengeluhkan limbah dan sampah yang mencemari Sungai Kalimireng ini. Tapi kami hanya menampung, karena tidak tahu mengadunya," ujar Umar Jairuri saat acara "Cak Doyan" Cangkrukan Kelompok Nelayan bersama jajaran Ditpolairud Polda Jatim di Sidomukti, Gresik. Diakui Umar, tentang limbah tersebut sejauh ini, nelayam dan warga tidak mengetahui dari mana asalnya. Pasalnya, sekitar sungai terdapat banyak perusahaan. Namun, warga menandai adanya pencemaran dari sungai ini dilihat dari warna air sungai dan sering adanya didapati anak ikan mati di sepanjang aliran sungai. "Dugaan pencemaran di sungai ini, sebenarnya sudah diketahui pihak desa, kecamatan bahkan dinas terkait. Tapi, ya begitulah, tindakan pencegahan tak pernah ada, apa lagi penindakan," katanya. Sampah juga semakin bertambah di sepanjang bantaran sungai. Seperti sisi sebelah selatan jalan Manyar bagian barat SPBU. Umar menyampaikan hal ini, agar pihak terkait segera turun tangan menangani keluhan nelayan. Sehingga persoalan dugaan pencemaran sungai tersebut tidak berulang kali hingga kini. Nelayan tidak ingin habitat Sungai Kalimireng, musnah dampak pencemaran. Sementara itu, Kasatrolda Dirpolairud Polda Jatim AKBP Heru Prasetyo, S.IK, SH, M.Hum mengemukakan keluhan nelayan ini hendaknya direspon oleh pemerintah daerah. Sebab lingkungan hidup adalah anugerah Tuhan yang wajib dijaga kelestariannya sebagai sumber penunjang hidup manusia. "Sungai Kalimireng ini perlu diselamatkan. Jangan sampai sama seperti Sungai Citarum, Jawa Barat, sebagai sungai terkotor di dunia akibat tercemar dan tertimbun sampah," imbuhnya. Menurut AKBP Heru, cita-cita Indonesia ingin sebagai poros maritim dunia. Untuk mewujudkan cita-cita ini, maka lingkungan perlu dilestarikan secara kontinyu. Caranya, perlu didahulukan pengendalian lingkungan secara bersama-sama. Mis

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU