Museum Perkebunan di Medan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 19 Feb 2018 10:46 WIB

Museum Perkebunan di Medan

SURABAYAPAGI.com - Berwisata ke Medan, jangan lupa singgahi museum yang satu ini. Isinya tentang seluk-beluk perkebunan Indonesia! Dari zaman dahulu Sumatera Utara dikenal sebagai salah satu sentra penghasil perkebunan di Indonesia terutama tembakau. Bahkan perkebunan tembakau ini dikenal sebagai penghasil pembungkus cerutu terbaik di dunia pada masa kolonialisme. Oleh karena itu, di sini pun terdapat satu museum perkebunan yang bernama Museum Perkebunan Indonesia. Museum Perkebunan Indonesia ini berada di Jalan Brigjend Katamso, No. 53, Kota Medan. Diresmikan pada tanggal 10 Desember 2016 atas inisiatif seorang tokoh perkebunan nasional yaitu Soedjai Kartasasmita yang menyatakan bahwa Indonesia seharusnya memiliki sebuah museum yang membahas tentang perkebunan. Museum ini menggunakan sebuah bangunan tua peninggalan Kolonial Belanda yang bernama Gedung Avros. Avros ini adalah singkatan dari Algemeene Vereeniging van Rubberplanters ter Ooskust van Sumatera dan merupakan sebuah organisasi perkebunan karet Sumatera Timur yang berdiri pada tahun 1911. Masuk ke dalam museum ini kita bakal mengetahui lebih lanjut sejarah dan seluk beluk perkebunan di Indonesia. Di ruang pertama terdapat garis waktu yang menjelaskan sejarah perkebunan di Indonesia yang telah dimulai semenjak jaman prakolonial di mana saat itu masyarakat Indonesia mata pencahariannya adalah agraris. Ruang Selanjutnya adalah Ruang Kelapa Sawit yang merupakan komoditas perkebunan terbesar di Sumatera Utara saat ini. Di ruang ini terdapat berbagai informasi mengetnai kelapa sawit hingga berbagai produk hasil pengolahan kelapa sawit. Di ruangan selanjutnya terdapat informasi tentang kopi, teh, tebu dan kakao. Empat jenis perkebunan ini juga merupakan komoditas perkebunan yang sangat besar dan sangat terkenal dari Indonesia. Selanjutnya adalah ruang tembakau. Tembakau sendiri dulunya merupakan komoditas utama di Sumatera Utara. Ketika kolonial Belanda masih berkuasa di Sumatera Utara, mereka membangun perkebunan tembakau yang cukup besar di sini. Hasil tembakau ini juga diakui sebagai bahan pembungkus cerutu terbaik di dunia. Ruangan terakhir di lantai satu ini adalah ruangan tanaman karet. Di sebelahnya juga terdapat museum Trik Eye. Namun saya tidak masuk ke dalam museum ini. Sedangkan di lantai dua museum ini tersimpan berbagai peralatan yang dulunya digunakan sebagai alat bantu pertanian seperti pemotong tembakau, tempat penjemuran, dan berbagai benda lainnyaa. Di sini juga terdapat berbagai barang-barang kuno seperti timbangan, mesin hitung dan benda-benda lainnya yang digunakan di kantor perkebunan maupun pabrik. Berbagai koleksi yang ada di dalam museum ini ditampilkan secara sederhana namun cukup menarik. Di setiap ruangannya terdapat hasil nyata dari perkebunan tersebut dan produk yang dibuat dari perkebunan itu. Di sini juga ada diorama dan miniatur yang menggambarkan cara kerja perkebunan di masa lalu. Di bagian halaman ini juga ada transportasi perkebunan yang dulu pernah digunakan. Diantaranya adalah sebuah pesawat yang dulu berfungsi untuk menyiram tanaman tembakau dan kereta uap yang berfungsi untuk mengangkut hasil tembakau dari perkebunan ke pabrik. Museum Perkebunan Indonesia dibuka setiap hari Selasa-Minggu mulai dari pukul 09.00 sampai pukul 16.00 wib. Tiket masuknya sendiri adalah Rp. 8000 bagi wisatawan lokal dan Rp. 25.000 bagi wisatawan asing. Sedangkan untuk rombongan hanya membayar Rp. 5000 saja perorangnya. (dt/cr)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU