Home / Pemilu : Hasil Pemilu 2019, Separuh Anggota DPRD Surabaya D

Milenial (Mulai Suka) Berpolitik

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 10 Mei 2019 08:28 WIB

Milenial (Mulai Suka) Berpolitik

Alqomar-Hermi, Tim Wartawan Surabaya Pagi Peta 50 kursi DPRD Kota Surabaya periode 2019-2024 sudah terlihat. Yang mengejutkan, sejumlah politisi senior dan anggota dewan incumbent tumbang. Justru calon anggota legislatif (caleg) muda banyak yang lolos ke Yos Sudarso, sebutan kantor DPRD Kota Surabaya. Ini akan merubah peta, lantaran hampir 50 persen anggota DPRD hasil Pemilu 2019 diisi muka-muka baru. Paling fenomenal lolosnya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang berhasil meraih empat kursi, sehingga dipastikan akan mendapatkan jatah satu fraksi di DPRD Surabaya. Sedang PDI Perjuangan (PDIP) masih menjadi penguasa dengan 15 kursi, yang otomatis akan mendapat jatah kursi Ketua DPRD. ------------ Rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil perolehan suara Pemilu Legislatif yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya, sejak 30 April hingga 8 Mei 2019 menyebut peringkat perolehan suara partai politik dan calon anggota legislatif. Ketua KPU Surabaya Nur Syamsi, di Surabaya, Kamis (9/5/2019), mengatakan sesuai tahapan pemilu pihaknya akan mengumumkan anggota DPRD Surabaya terpilih sekitar Juni 2019 dengan catatan tidak ada perselisihan atau Sengketa Hasil Pemilu (SHP). "Kalau ada perselisihan, ya kita lihat perselisihannya seperti apa? Apa ada PSU (Pemungutan Suara Ulang) atau tidak? Kita tunggu seperti apa?" ujar Nur Syamsi. Menurut dia, kalau misalnya ada perselisihan, tentunya pengumuman anggota dewan terpilih ditunda karena harus menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) apakah itu pemungutan suara ulang atau hanya penghitungan ulang. Dari hasil rekapitulasi itu ada beberapa yang mengejutkan. Ternyata, caleg incumbent tidak jamin kembali lolos ke DPRD Kota Surabaya. Terbukti politisi senior yang juga incumbent malah gagal. Sebut saja politisi PKB Masduki Toha (Wakil Ketua DPRD) dan Mazlan Mansur (Ketua Komisi B). Begitu juga dengan politisi Partai Gerindra Darmawan yang saat ini menjabat Wakil Ketua DPRD Surabaya. Sementara muka-muka baru malah moncer. Seperti PSI yang meloloskan 4 calegnya. Begitu juga Partai Nasdem yang meningkat suaranya dan mendapat 3 kursi, semuanyanya muka baru. Menariknya, salah satu caleg Nasdem ini dikenal sebagai jurnalis/wartawan senior di Surabaya dan Jawa Timur, yakni Imam Syafii. Partai Golkar yang mendapat 5 kursi, 3 diantaranya muka baru. Sama seperti Nasdem, salah satu calegnya pernah menjadi wartawan Harian Surabaya Pagi yang ngepos di DPRD Surabaya, yakni Arif Fathoni. Jadi, jika dulu Arif Fathoni meliput dinamika di DPRD Surabaya, kini ia malah menjadi anggota dewan yang berkantor di Jalan Yos Sudarso. Selain Golkar, Partai Kebankitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra masing-masing mendapat 5 kursi. Dari caleg yang lolos, separohnya muka baru. Sedang Partai Demokrat hanya mendapat 4 kursi, namun didominasi muka lama (incumbent). Sementara PAN dan PPP tampaknya bakal bergabung menjadi satu fraksi, lantaran kurang dari 4 kursi. PAN mendapat 3 kursi, sedang PPP hanya 1 kursi, yakni Buchori Imron, saat ini anggota Komisi C DPRD Surabaya. (Selengkapnya lihat grafis) PDIP Muka Lama Sementara itu, PDIP tak mengalami banyak perubahan. Caleg yang lolos masih itu-itu saja. Seperti Baktiono yang akan menjadi anggota DPRD Surabaya lima periode. Menariknya, politisi senior ini memperoleh suara terbanyak atau 22.164 suara DPRD Surabaya dalam Pemilihan Legislatif 2019 ini. "Terima kasih kepada warga Surabaya yang telah memberikan kepercayaan kembali kepada saya menjadi anggota dewan," kata Baktiono, kemarin. Selain Baktiono, mereka yang lolos juga incumbent. Seperti Syaifudin Zuhri 18.956 suara (dapil 5), Adi Sutarwijono 17.431 suara (dapil 3), Budi Leksono 16.731 suara (dapil 1), Sukadar 13.457 suara (dapil 4), Tri Didik Adiono 11.824 suara (dapil 1). Janji PSI Ketua DPD PSI Surabaya, Puji Kurniawati mengatakan, PSI akan membawa warna baru di dalam DPRD Kota Surabaya. "Secara fisik kami muda-muda semua, pasti idenya akan lebih fresh lagi," kata Puji, Kamis (9/5/2019). Ia menegaskan pihaknya akan meneruskan intruksi dari DPP PSI untuk membuat sesuatu yang baru di dewan Kota Surabaya. "Kami tetap dengan niat awal kami, mau bersih-bersih DPRD seperti yang digaungkan dari PSI pusat dan semoga teman yang naik ini akan konsisten," papar Puji. Secara garis besar, pihaknya mengatakan PSI akan memperjuangkan melalui DPRD Kota Surabaya yaitu isu pendidikan vokasi, transportasi, dan ekonomi. Puji menambahkan keberhasilan PSI meraih empat kursi ini tak lepas dari konsistensinya dalam menerapkan no money politics. "Kami selalu gencar sosialisasi no money politics ini, dan implementasi nya, kalau ada modal teman-teman untuk kampanye, kita harus kontrol jumlah dan alokasi nya kemana," ucap Puji. Calon Ketua Dewan Dengan perolehan 15 kursi, maka jabatan Ketua DPRD Surabaya periode 2019-2024 secara otomatis milik partai peraih suara terbanyak, yakni PDIP. Menariknya, caleg dengan suara terbanyak tidak otomatis menjadi Ketua DPRD. Ini berarti Baktiono hampir pasti tak mendapat jatah itu. Informasi yang beredar saat ini ada dua calon dari PDI Perjuangan yang akan menduduki posisi Ketua DPRD Surabaya, yakni Syaifudin Zuhri (Sekretaris DPC PDI Perjuangan Surabaya) dan Adi Sutarwijono (Ketua Bidang Pemenanangan Pemilu DPC PDI Perjuangan Surabaya). Keduanya merupakan caleg petahana. Syaifudin Zuhri sendiri saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi Bidang Pembangunan DPRD Surabaya, sedangkan Adi Sutarwijono sebagai Wakil Ketua Komisi A Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Surabaya. Wakil Ketua DPC PDIP Surabaya, Adi Sutarwijono saat ditanya siapa calon yang kuat untuk menduduki menjadi Ketua DPRD Surabaya, ia mengaku belum tahu. "Belum, masih buram," ucap Awi sapaan lekatnya kepada Surabaya Pagi, Kamis (9/5) kemarin. Kata Awi, dalam memutuskan calon yang akan terpilih untuk menjadi ketua DPRD Surabaya ke depannya, akan diputuskan di DPP PDI Perjuangan."Itu nanti diputuskan di Jakarta. Kapannya saat ini masih belum jelas," terang Awi. Sebelumnya, Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menegaskan bahwa calon Ketua DPRD Kota Surabaya periode 2019-2024 tidak harus anggota dewan peraih suara terbanyak dalam Pemilu Legislatif 2019. "Sejauh ini tidak pernah suara terbanyak. Semua itu tergantung keputusan partai, rapat partai dan mekanisme partai," kata Whisnu yang juga Wakil Wali Kota Surabaya. Whisnu juga mengatakan jabatan untuk Ketua DPRD Surabaya juga bukan dilihat dari anggota dewan yang saat ini menjabat posisi tertinggi di struktur partai. "Itu juga semua bagian dari mekanisme partai," katanya. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU