Meskipun Sempat Mendatar, Harga Minyak Dunia Menguat Jelang OPEC

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 28 Jun 2019 19:40 WIB

Meskipun Sempat Mendatar, Harga Minyak Dunia Menguat Jelang OPEC

SURABAYAPAGI.com - Harga minyak cenderung flat mendekati akhir pekan. Jumat (28/6) pukul 7.18 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2019 di New York Mercantile Exchange stagnan dari posisi kemarin pada US$ 59,43 per barel. Sedangkan harga minyak brent untuk pengiriman Agustus 2019 di ICE Futures turun tipis ke US$ 66,53 per barel dari posisi kemarin pada US$ 66,55 per barel. Dalam sepekan, harga minyak brent menguat 2,04% dan minyak WTI menguat 3,48%. Investor komoditas hati-hati melangkah menjelang pertemuan G20 akhir pekan ini dan OPEC+ pada 1-2 Juli awal pekan depan. Menteri minyak Irak mengatakan OPEC mungkin akan menyepakati pemangkasan pasokan pada pekan depan. "Jika tidak ada perpanjangan kesepakatan produksi OPEC serta Amerika Serikat dan China tidak menyelesaikan masalah perang dagang saat G20, reli kenaikan harga sebulan terakhir ini akan berhenti," kata Gene McGillian, vice president of market research Tradition Energy kepada Reuters. Dilansir dari Reuters, Jumat (28/6), harga minyak mentah berjangka Brent naik tipis sebesar US$0,06 menjadi US$66,55 per barel. Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$0,05 menjadi US$59,43 per barel. Menteri Perminyakan Irak Jabar Al-Luaibi memperkirakan OPEC akan memperpanjang kebijakan pemangkasan produksi pada pertemuan pekan depan. Kelompok kartel tersebut juga akan membahas kemungkinan untuk memperbesar kebijakan pemangkasan tersebut. Pada Rabu (26/6) lalu, Presiden AS Donald Trump menyatakan kesepakatan perdagangan dengan Presiden China Xi Jinping mungkin terjadi pada akhir pekan ini. Namun, ia bersiap untuk mengenakan tarif pada sebagian besar impor China yang tersisa jika keduanya tak mencapai kata sepakat. "Jelas bahwa investor sedikit hati-hati terhadap pertemuan (AS-China) ini mengingat bagaimana hancurnya pembicaraan sebelumnya dan ungkapan saling serang yang terjadi setelahnya yang kita lihat dari kedua kubu," ujar Analis OANDA Craig Erlam. Tensi antara AS dan China juga menjadi perhatian pasar. Mengutip data petugas inspeksi PBB, para diplomats menyatakan Iran akan melanggar batasan kesepakatan nuklir dalam beberapa hari ke depan dengan terus mengakumulasi uranium yang lebih banyak dari yang diizinkan. Saat ditanya tentang kemungkinan Iran melanggar ketentuan tersebut, Perwakilan Khusus AS untuk Iran Brian Hook menyatakan pelanggaran jelas akan ada konsekuensinya. Sementara itu, pemerintah provinsi Alberta di Kanada melonggarkan batas produksi minyak mentah untuk Agustus 2019 menjadi 3,74 juta bph dari sebelumnya 3,71 juta bph pada Juli 2019. Sebagai catatan, Alberta merupakan daerah penghasil minyak paling produktif di Kanada.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU