Menlu Kerajaan Belanda, Kagumi Cara Penanganan Terorisme di Indonesia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 05 Jul 2018 07:46 WIB

Menlu Kerajaan Belanda, Kagumi Cara Penanganan Terorisme di Indonesia

SURABAYA PAGI, Lamongan -Indonesia menurut pemerintahan Belanda, cukup memberi teladan bagi dunia, yang mampu bangkit dari sejarah kelam terorisme dan cara lain menangani terorisme, tanpa harus dengan kekerasan salah satunya melalui soft power. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Kerajaan Belanda Stephanus Abraham Blok saat mengunjungai Yayasan Lingkar Perdamaian yang didirikan eks kombatan Ust Ali Fauzi di Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro, Rabu (4/7). Rombongan Kementerian Luar Negeri Pemerintah Kerajaan Belanda ini disambut dalam sebuah jamuan makan siang sederhana di Desa Tenggulun bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius. Dia mempercayai, pemerintah tidak bisa efektif melawan paham radikalisme dan terorisme dengan hanya mengandalkan hukuman, atau hard power bagi pelakunya. Pemerintah, kata dia, harus menunjukkan bahwa ada opsi lain, melalui edukasi, bahwa ada opsi lain untuk kehidupan yang lebih baik, atau melalui pendekatan soft power. Alasan utama, dia mengunjungi Desa Tenggulun untuk melihat apa yang sudah dicapai Ust Ali Fauzi melalui Yayasan Lingkar Perdamaian. Dia mengungkapkan sangat tertarik dengan apa yang dikerjakan Yayasan Lingkar Perdamaian, bersama mereka yang memiliki masa lalu terorisme."Ini merupakan kunjungan yang sangat berkesan. Karena seumur-umur, belum pernah berjabat tangan dengan begitu banyak eks teroris, ujarnya. Indonesia, kata dia, memiliki banyak pengalaman serangan teroris. Namun di sisi lain juga punya pengalaman terkait program deradikalisasi. Dia mengungkapkan Belanda saat ini memiliki beberapa warga negaranya yang bergabung dengan Daesh (ISIS) dan sudah kembali ke Belanda. Mereka ini, lanjut dia, tentu harus dihukum sesuai undang-undang yang berlaku. Namun upaya hukum ini menurut dia harus dibarengi dengan edukasi, agar mereka tidak kembali ke paham radikal dan menyebarkannya. Edukasi menurut dia juga penting dilakukan terutama pada generasi muda agar tidak mengikuti paham ekstrimisme. Indonesia, katanya melanjutkan, adalah negara muslim terbesar dengan pandangan moderat, yang mampu bekerjasama dengan agama lain."Apa yang kami dapat hari ini, akan kami bawa bersama rekan kerja kami ke Belanda, untuk masa depan yang lebih baik bagi semuanya, pungkas dia. Sementara Komjen Pol Suhardi Alius menyampaikan badan anti teris bekanda belum lama ini mengunjungi fasilitas BNPT di Sumatera Utara. Kami satu visi untuk tidak memarginalkan teroris, kata dia. Bagian dari upaya deradikalisasi itu adalah, katanya menjelaskan, begitu teroris menjadi narapidana, mereka langsung diambil alih penanganannya oleh BNPT. Termasuk keluarga mereka juga menjadi tanggungan serta diurus oleh BNPT.jir

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU