Home / Traveling : Museum 10 November Surabaya

Mengingatkan Perjuangan Arek-Arek Suroboyo, Namun Kurang Ramah Kaum Difabel

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 25 Jan 2019 18:13 WIB

Mengingatkan Perjuangan Arek-Arek Suroboyo, Namun Kurang Ramah Kaum Difabel

SURABAYAPAGI.com, Surabaya Perjuangan arek arek Suroboyo semasa memperebutkan kemerdekaan dari bangsa asing dapat terlupakan bila tidak dijaga dan dilestarikan dalam ingatan masyarakat. Salah satu cara terbaik untuk mengingatkan masyarakat mengenai perjuangan para pahlawan terdahulu adalah dengan mengunjungi monumen bersejarah. Tidak sekedar berpotret ria, melainkan bacalah, dengarlah, dan resapi, itulah hal yang perlu dilakukan sebagai generasi muda. Tugu Pahlawan dengan Museum 10 Novembernya menjadi salah satu landmark Surabaya yang menceritakan mengenai bagaimana arek arek Suroboyo berhasil mengusir tentara sekutu dikala itu. Untuk Tugu Pahlawan yang memiliki desain paku terbalik sendiri didirikan pada 10 November 1951 dengan dibuka oleh Soekarno. Sedangkan, Museum 10 November baru diresmikan pada tahun 2000, yang mana dalam rangka untuk menceritakan kembali perjuangan para pahlawan terdahulu. Museum ini paling ramai ketika weekend, sedangkan untuk rombongan biasanya datang pada hari biasa. Rata rata rombongan yang datang ke tempat ini beragam, ada juga dari TK dan SD, ujar Fella, salah satu pemandu yang diwawancarai pada Jumat (25/1), dirinya juga mengaku cukup kesulitan bila datang rombongan dari anak TK dan SD. Tidak hanya dikunjungi dari berbagai kalangan namun juga daerah, seperti Rudi yang mengaku datang jauh jauh dari Banten. Ini adalah museum yang besar di Surabaya, menceritakan mengenai perang besar pada 10 November sehingga mengakibatkan banyak korban jiwa. Ketika liburan panjang, saya dan teman teman memutuskan untuk berkunjung ke Surabaya, salah satunya mengunjungi tempat ini, tandasnya. Terdapat hal yang disayangkan bagi Rudi adalah elevator di pintu masuk maupun keluar tidak difungsikan begitu juga liftnya. Hal ini menunjukkan bahwa, kurang ramahnya Museum 10 November untuk kaum difabel dan lansia yang ingin mengingat kembali masa masa kelam Surabaya. Meskipun lift yang berada di dalam museum difungsikan, namun tidak di tempat masuknya, membuat lansia maupun kaum difabel kesulitan. Tempat tempat wisata baik yang bersejarah maupun tidak memang harus mulai membenahi diri agar lebih ramah terhadap kaum difabel. Salah satu langkah yang paling mudah adalah dengan mulai membangun lift atau elevator agar tidak mengalami kesulitan ketika mengakses. Semua orang berhak untuk menikmati tempat wisata tanpa terkecuali. pr

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU