Melawan Dingin di Meunasah, Inilah Kisah Pengungsi Banjir Di Aceh Utara

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 05 Jan 2018 18:18 WIB

Melawan Dingin di Meunasah, Inilah Kisah Pengungsi Banjir Di Aceh Utara

SURABAYAPAGI.com, Lhokseumawe Sekitar 20 kepala keluarga (KK) di Desa Geulumpang, Kecamatan Pirak Timu, Kabupaten Aceh Utara terpaksa mengungsi setelah banjir merendam kawasan itu dua hari terakhir. Mereka mengungsi ke meunasah (mushalla) berbentuk rumah panggung di desa itu. Dengan tikar seadanya, mereka melepas malam sembari menunggu air surut. Mengingat ketinggian air saat ini masih berkisar di 80 sentimeter hingga 1,5 meter. Udara di meunasah sangat dingin apalagi malam hari. Semakin malam, dinginnya makin menusuk tulang. Sekadar memberikan rasa hangat, orangtua memeluk anak dan bayinya erat-erat. Sambil memeluk, mereka bisa mendengar derasnya air di bawah meunasah. Salah seorang warga, Mukhsin (30) menjelaskan, hingga pukul 15.00 WIB, bantuan dari pemerintah belum ada. Kebutuhan makan, pakaian penghangat tubuh, dan kebutuhan pengungsi semua ditanggung masing-masing warga. Tadi saya lihat belum ada tuh bantuan apa pun, ucapnya. Padahal, desa itu hanya terpaut empat kilometer dari kantor camat yang berada di Desa Alue Bungkoh, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara. Namun, butuh perjuangan berat mengakses desa itu. Mobil tak lewat. Hanya bisa dengan boat. Desa ini terlalu rendah dibanding desa lain, maka di sini paling parah, ungkapnya. Dia berharap bantuan untuk pengungsi bisa disalurkan. Namun yang terpenting penanganan banjir jangka panjang harus dipikirkan pemerintah. Misalnya kalau solusi tanggul jadi pilihan, maka bangunlah tanggul. Jangan setiap hujan kami terendam terus, tuturnya. Harapan lain disebutkan Faisal Razi. Dia menyarankan pemerintah menyiapkan dua boat di kawasan pedalaman itu. Begitu ada banjir, boat itu bisa digunakan secepatnya untuk evakuasi dan distribusi bantuan. Ini kan langganan banjir, ucapnya. Pengungsian juga terjadi di Desa Asan Krueng Kereh, Kecamatan Pirak Timu, Kabupaten Aceh Utara. Bahkan, untuk ke meunasah mereka menggunakan sampan kecil. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Aceh Utara, Khairuddin menyebutkan, seluruh bantuan telah disalurkan ke masing-masing camat. Mekanismenya begini, kepala desanya usul ke camat, camat ke BPBD. Baru BPBD salurkan ke camat seterusnya ke desa. Kan camat yang paling tahu, tuturnya. Dia mengaku tak mengetahui detail alasan bantuan belum tersalurkan. Kalau soal jumlah, pasti tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. Kita salurkan seadanya, semampu kita, imbuhnya. Diberitakan sebelumnya, banjir merendam tujuh kecamatan di Kabupaten Aceh Utara selama dua hari terakhir. Ratusan rumah dan ribuan hektar sawah terendam banjir. Akibatnya, ratusan warga mengungsi.(kmp/irs)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU