Melancarkan Ekspor, Tujuan China Melemahkan Yuan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 08 Agu 2019 17:54 WIB

Melancarkan Ekspor, Tujuan China Melemahkan Yuan

SURABAYAPAGI.com Keputusan Pemerintah China untuk menurunkan nilai mata uangnya sangat berpengaruh kepada kegiatan ekspor impor didunia. Dengan nilai yang begitu rendah, produk produk asal China dapat membanjiri pasar pasar dunia dengan mudah, terutama melalui E-commerce. Di China, Bank Sentral memang punya wewenang untuk menentukan nilai tengah mata uang, sehingga perubahan kurs tidak murni digerakkan oleh mekanisme pasar. Selain itu ada pula batas pergerakan mata uang harian sebesar plus-minus 2%. Menurunkan nilai mata uangnya sendiri memang bukan tanpa alasan. Perang dagang yang sedang berlansung antara China dengan AS memiliki dampak negatife terhadap kegiatan Ekspor China. Dilansir dari CNBC perang dagang AS-China telah resmi tereskalasi satu tingkat pada bulan Mei 2019. Kala itu, Presiden AS, Donald Trump, menaikkan bea impor produk China senilai US$ 200 miliar menjadi 25% (dari yang semula 10%). China membalas dengan memberikan bea impor tambahan antara 5-25% atas produk AS senilai US$ 60 miliar. Harga yang tinggi atas produk asal China tentu mempuat importir di Negara AS mengurangi konsumsi barang barang asal china tersebut. Hal tersebut merupakan pukulan terhadap China karena tujuan ekspor terbesar China adalah Amerika itu sendiri. Dari total nilai ekspor China yang mencapai US$ 2,4 triliun di tahun 2018, US$ 479,7 miliar atau 19,2% di antaranya datang dari AS. Sementara Hong Kong menjadi tujuan ekspor terbesar kedua dengan nilai mencapai US$ 302 miliar di tahun 2018. Itu artinya, saat impor barang China di AS turun karena adanya kenaikan tarif, akan ada banyak barang-barang yang menumpuk di pabrik-pabrik Negeri Tirai Bambu. Itulah yang tampaknya berniat dilakukan oleh China. Dengan melemahkan nilai tukar yuan, maka importir bisa mendapatkan barang dengan harga yang relatif murah.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU