Mayoritas Responden Setuju Wali Kota Bangun Kawasan Industri

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 04 Des 2020 22:15 WIB

Mayoritas Responden Setuju Wali Kota Bangun Kawasan Industri

i

Polling SP

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 yang dirilis pada 2019, Kediri menjadi kota paling makmur di Indonesia. PDRB perkapitanya menyentuh angka Rp 449,93 juta per tahun

Predikat ini diraih Kediri karena kota yang ada di Provinsi Jawa Timur ini ada pabrik rokok terbesar di Indonesia, yakni Gudang Garam. Selain itu, Kediri ternyata juga menjadi tempat beroperasinya beragam industri pengolahan.

Baca Juga: Cegah Inflasi di Surabaya , BLT Rencana Dicairkan untuk Keluarga Miskin

Kota termakmur kedua di Indonesia adalah Bontang. Kota yang menjadi tempat berdirinya perusahaan pupuk terbesar di Asia Tenggara ini memiliki PDRB per kapita sebesar Rp 337,95 juta.

Sementara, Surabaya ada kawasan industri Rungkut dan pemukiman mewah di Surabaya Timur dan Barat. Tapi kampung-kampung kumuh tengah kota masih banyak. Juga dipinggiran kota wilayah timur dan barat dipadati rumah mewah. Juga daerah pinggiran Utara masih banyak yang tidak terpantau dari pembangunan. Bahkan Warga Surabaya banyak yang pindah tinggal ke Sidoarjo dan Gresik. Ini soal tata kelola wali kota Surabaya Risma, selama dua periode.

Menanggapi hal itu, tim Litbang Surabaya Pagi menggelar polling kepada masyarakat dengan beberapa pertanyaan bagaimana tanggapan mereka terkait tata kelola di Kota Surabaya selama masa kepemimpinan Wali Kota Risma 10 tahun ini. Polling dilakukan tepat pukul 09.00 WIB  dan ditutup pukul 17.00 WIB, Jumat (04/12/2020).

Dengan koresponden rentang usia 18 tahun sampai 30 tahun dengan background pelajar, mahasiswa, pekerja swasta, dan wiraswasta, orang tua dengan domilisi di Kota Surabaya. Metode polling dilakukan menggunakan wawancara langsung menggunakan telepon dan WhatsApp. Selain media itu juga media sosial Facebook , Twitter dan Instagram.

Jumlah total responden yang dihimpun sebanyak 90 responden. Hasilnya,  diperoleh dari pertanyaan pertama bahwa responden memilih A sebanyak 50 persen dan B sebanyak 50  persen. Untuk pertanyaan kedua sebanyak 60  persen memilih A dan 40  persen memilih B. Sementara untuk pertanyaan ketiga responden memilih A sebanyak 90 persen dan B sebanyak 10 persen.

Berikut berbagai alasan dan komentar dari masyarakat tentang tanggapan mereka terkait tata kelola di Kota Surabaya selama masa kepemimpinan Wali Kota Risma 10 tahun ini, yang dihimpun oleh Tim Litbang Surabaya Pagi.

Salah satu akun instagram @kenfurisoniaoct menuliskan “Menurutku udah bagus emang, tapi hanya di daerah-daerah pusat kota, diperbagus dan lain lain. Untuk wilayah pinggiran perkampungan apalagi kawasan utara hmmmm aku rasa masih belum ada perubahan, atau mungkin yang sering di sorot hanya kawasan pusat kota jadi yang di totalitaskan hanya pusat kota, ini aku bicara tentang perubahan penampakan kota sih, kalo kemakmuran dari segi ekonomi atau pekerjaan aku kurang tau, menurutku demikian.” balasnya dalam Direct Message polling SP, Jumat (4/12/2020).

Baca Juga: H-2 Lebaran, KAI Daop 8 Surabaya: Tiket Mudik Masih Tersedia

Sedangkan untuk warga Kenjeran Diva Ayu, menjelaskan lebih pada kebersihan kota. “Dibawah kepemimpinan bu Risma, Kota Surabaya sekarang lebih bersih, rapi, dan pembangunan fasilitas umum juga pesat. Kota Surabaya mendapatkan bukan hanya penghargaan pembangunan dari dunia tapi juga kemajuan kualitas hidup warganya juga mengalami peningkatan” ujarnya saat diwawancarai secara langsung.

 

Saran untuk Wali Kota

Selain itu, tim litbang SP juga menanyakan aspirasi atau saran dari responden kepada Walikota Surabaya selanjutnya.

Baca Juga: Tol Surabaya-Mojokerto Ramai Lancar, 92.349 Kendaraan Lintasi Gerbang Tol Warugunung

“Gak perlu pencitraan, kasih saja hasil nyata, Kota Surabaya gak perlu pemimpin sok-sok’an yang pencitraan turun ke jalan segala” tulis akun instagram @aksal_alfarizi.

Sementara, warga Surabaya Utara, Ken Furi Sonia mengatakan agar membuka lapangan pekerjaan untuk warga Surabaya atau Indonesia, stop memasukan para pekerja-pekerja asing, adakan inovasi bagi pekerja-pekerja yang dijalanan.

“Contohnya untuk tukang becak, mereka gabisa beroperasi di Surabaya pusat. Andaikan bisa dijadikan wisata, setiap hari apa gitu, jadi di Surabaya ada inovasi stop kendaraan bermesin.  bisa jalan-jalan di pusat kota menggunakan becak dan sepeda yang dihias bagus atau para tukang becak diberi seragam, kan asik menikmati kota Surabaya tanpa polusi sekaligus memberikan pekerjaan sedikit-sedikit bagi para tukang becak, udah cukup buat taman- taman’an. Surabaya panas, kasih pohon-pohon ajalah supaya rindang” ujar Ken Furi, Jumat (4/12/2020).

Sedangkan warga dengan nama Athfin Adi menilai Surabaya harusnya tidak hanya menyediakan sarana dan prasana untuk pekerja seni dan budaya tapi juga perlu adanya sarana olahraga untuk kaum millenial. “Saran aja sih buka sarana olahraga dan bisa dipakai bebas oleh warga” ujarnya. ana/litbangsp

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU