Masya Allah… Pelajar SD-SMP Rame-Rame Mabuk Lem

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 13 Nov 2018 09:00 WIB

Masya Allah… Pelajar SD-SMP Rame-Rame Mabuk Lem

SURABAYAPAGI.com, Surabaya Fenomena remaja mabuk dengan cara tak biasa kembali mencuat. Setelah sekelompok remaja menggunakan air rebusan pembalut bekas untuk ngefly, kini sejumlah pelajar di Surabaya kepergok mabuk dengan lem (alat perekat). Ironisnya, 10 anak dalam pesta lem itu pelajar SD dan SMP. Mereka diamankan saat teler di Balai RT II/RW III, Kelurahan Kutisari, Jalan Kutisari Selatan I Surabaya. Polsek Tenggilis Mejoyo mengamankan delapan anak laki-laki dan dua anak perempuan itu. Sebagian besar dari mereka ditemukan dalam keadaan mabuk. Di lokasi, polisi menemukan sisa-sisa lem yang mereka hisap. "Waktu itu, Minggu (11/11/2018) malam, sekitar pukul 20.00 WIB, kami patroli. Warga memberitahu, ada anak-anak mencurigakan. Ternyata benar, mereka mabuk lem di sebuah balai RT," kata Kanit Reskrim Polsek Tenggilis, AKP Puguh Suhandhono, dikonfirmasi Senin (12/11/2018). Setelah diinterogasi, kesepuluh bocah itu mengaku jika mereka asyik mabuk lem. Mereka mengeluarkan lem dari kemasannya dan dituang ke dalam kantong plastik untuk dihirup bersama-sama. "Lebih dari sekali ini mereka lakukan. Pinginnya mabuk tapi gak punya uang," lanjut Puguh. Sepuluh anak yang sempat diamankan oleh polisi yakni delapan laki-laki adalah AS (10), pelajar kelas 4 SD; AAZ (15), pelajar kelas 9 SMP; TAG (13), pelajar kelas 7 SMP; Fahrudin Maulana (18), pekerja serabutan; AM (13), pelajar kelas 7 SMP; ZMK (13), pelajar kelas 8 SMP; AEK (13), pelajar kelas 7 SMP; DIK (13), pelajar kelas 7 SMP. Sedangkan dua anak perempuan adalah ESP (14) dan FIZ (14). Selain sempat mengamankan anak-anak yang nge-fly usai ngelem, polisi juga mengamankan puluhan barang bukti berupa kantong plastik dan bungkus lem. "Waktu itu banyak yang kami temukan. Puluhan lebih. Bekasnya ada yang mereka selipkan di ruangan balai RT yang berada diatas (lantai 2)," tandas Puguh. Setelah dilakukan pembinaan, seluruh bocah itu kemudian dipanggil orang tua dan kepala sekolahnya untuk bersama-sama diberikan arahan sebelum akhirnya dipulangkan. Meski demikian, polisi tetap mengawasi mereka dan berkomunikasi dengan orang tua masing-masing. "Diduga mereka tahu soal mabuk lem ini dari mulut ke mulut. Bisa juga lewat internet. Kami lakukan pembinaan kepada mereka. Kami beri kesempatan untuk berubah," pungkasnya. n fir

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU