Masjid Gelar Sholat Jumat, Gereja Masih Ibadah Online

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 05 Jun 2020 21:49 WIB

Masjid Gelar Sholat Jumat, Gereja Masih Ibadah Online

i

Puluhan masyarakat mengikuti ibadah Sholat Jumat di Masjid Al-Akbar Surabaya, Jumat (5/6/2020) dengan menerapkan protokol Covid-19 ketat dengan jarak shaf 2,5 meter. Foto: SP/Arlana

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – Setelah Pemerintah Provinsi Jawa Timur memperbolehkan kegiatan di masjid atau rumah ibadah. Keputusan ini diambil setelah berkoordinasi dengan pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jatim, serta Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) RI Perwakilan Jatim. Sejak Jumat (5/6/2020), sejumlah masjid di Surabaya kembali menggelar Sholat Jumat dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.  Bahkan, tak hanya masjid, sejumlah gereja pun mempersiapkan untuk ibadah di era new normal, yang akan digelar Sabtu hari ini dan Minggu esok.

 Seperti salah satu masjid yang menggelar yakni Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. Takmir memutuskan melaksanakan salat Jumat dengan sistem satu gelombang saja. Hal itu dari pantauan Surabaya Pagi, Jumat siang kemarin, sejak pintu masuk masjid sudah dilakukan pengecekan suhu tubuh, cuci tangan dan pengaturan jarak shaf.

Baca Juga: Kapolres Pasuruan Kunjungi Gereja Terkait Penerapan Prokes dan Antisipasi Teror Menjelang Perayaan Nataru

Humas masjid Al Akbar Helmy M Noor menjelaskan, pihaknya menerapkan 13 protokol kesehatan new normal. Salah satunya yakni memberi shaf atau jarak sekitar 2,5 meter antar jemaah. Dimana, yang sebelumnya hanya 1-1,5  meter. Jadi total kapasitas ibadah yang biasanya untuk 40 ribu jamaah, kini hanya 4.000 jamaah.

"Shaf berjarak 2,5 meter dan 2,5 meter alias 1:10. Situasi normal 10 jemaah, saat Covid-19 hanya 1 jemaah," jelas Helmy.

Begitu pun dalam pelaksanaan Sholat Jumat, sang imam tidak berpanjang-panjang membacakan surat. Meskipun bukan surat-surat pendek yang dibaca, namun hanya beberapa ayat saja yang dilafalkan sehingga Sholat Jumat tidak berlangsung lama. Setelah Sholat Jumat selesai digelar, jamaah tidak boleh berlama-lama dan hanya diberi waktu 15 menit untuk berada di masjid. "Insya Allah Masjid Al-Akbar menjadi satu-satunya masjid di Surabaya yang menerapkan protokol super ketat seperti ini," ujar Helmy.

Selain itu, Setiap jamaah tidak boleh meninggalkan alas kaki di luar karena dikhawatirkan menimbulkan kerumunan saat bubaran. Maka dari itu, begitu memasuki area masjid, langsung disambut petugas yang membagi-bagikan kantong plastik untuk tempat alas kaki, agar bisa dibawa ke dalam masjid.

Setelah jamaah selesai mengambil wudhu, petugas langsung mengarahkan ke pintu masuk. Sebab, dari 45 pintu masuk, hanya tiga yang dibuka. Sebelum memasuki masjid, jamaah harus melewati penjagaan. Penjagaan dimaksudkan untuk memastikan seluruh jamaah mengenakan masker.

Selain itu, suhu tubuh seluruh jamaah juga diukur menggunakan thermal gun. Ini untuk memastikan tidak ada jamaah yang suhu tubuhnya di atas 37 derajat Celsius. Setelah itu, jamaah harus menggunakan hand sanitizer dan melewati bilik disinfektan, agar saat memasuki masjid sudah benar-benar steril.

 

Baca Juga: Tahun "Windu Sancohyo" Masanya Indonesia Bersinar

Gereja, Masih Live Streaming

Sementara, untuk ibadah gereja, meski mempersiapkan dan membersihkan gereja dengan disinfektan untuk menjelang ibadah di era new normal. Keusukupan Surabaya melihat dalam waktu dekat masih belum membuka ibadah secara terbuka, namun masih live streaming.

"Untuk sementara ini masih live streaming dulu. Kita akan persiapkan pembukaan gereja untuk ibadah misal misa/kebaktian sesuai menteri agama, kira-kira nanti Rabu (10/6) keputusan akan diumumkan," kata Vikjen Keuskupan Surabaya, Romo Eko Budi Susilo.

Romo Eko menjelaskan saat ini pihaknya sedang mendisukusikan kapan akan dibuka kembali gereja di Surabaya. Nantinya, keputusan akan diambil oleh Keuskupan Surabaya.

Baca Juga: Kita Jangan Niru Singapura

"Jadi bapak uskup di Surabaya yang ambil keputusan. Uskup Surabaya ini ada 44 parodi, jamaatnya ada 160 ribu jiwa warga beragama Katolik. Uskup Surabaya hanya membawahi gereja yang ada di Surabaya dan sekitarnya. Sekarang masih dilakukan persiapan, karena semua daerah tidak sama keadaannya, situasi penularannya," terangnya.

Menurut Romo Eko, salah satu alasan gereja di Surabaya masih melakukan ibadah live streaming karena masih tingginya angka penambahan Covid-19 dan risiko penularannya.

"Setiap daerah tidak sama. Kalau di Surabaya masih zona merah, penularannya masih tinggi, ini menurut data ya. Jadi untuk sementara live streaming dulu tunggu sampai Rabu(10/6) nanti," paparnya. adt/jul

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU