Manufaktur dan Saham Eropa Terjun Bebas

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 02 Okt 2019 16:26 WIB

Manufaktur dan Saham Eropa Terjun Bebas

SURABAYAPAGI.com - Perusahaan-perusahaan di Eropa diperkirakan mencatatkan pendapatan kuartalan terburuk dalam tiga tahun terakhir. Ini merupakan penurunan pendapatan untuk pertama kalinya sejak 2018, menurut data Refinitiv terbaru, yang disebabkan kekhawatiran terhadap memburuknya kondisi kesehatan Europe Inc. Dilansir dari Reuters, Rabu (2/9), perusahaan yang terdaftar dalam indeks regional STOXX 600 diperkirakan melaporkan penurunan pendapatan sebesar 2,2% di laba per saham (EPS) kuartal ketiga 2019. Selain itu, kerusuhan di Hong Kong juga menyebabkan bursa saham Eropa memerah.Bursa Eropa mematahkan relinya dan mengakhiri perdagangan Selasa (1/10/2019), di zona merah setelah rilis data manufaktur yang mengecewakan di Amerika Serikat (AS) kembali memunculkan kekhawatiran perlambatan pertumbuhan. Rilis data tersebut menambah kerisauan investor yang sudah terbebani kontraksi aktivitas manufaktur di zona euro dengan laju tertajam dalam hampir tujuh tahun. Mengingat indikator-indikator ekonomi di zona euro telah lemah baru-baru ini, data AS itu memunculkan kekecewaan yang lebih besar bagi investor karena pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan akan rebound, terang Hubert de Barochez, ekonom pasar dengan Capital Economics. Seluruh sektor utama di Eropa bergerak di wilayah negatif, sedangkan bursa saham Jerman dan Prancis masing-masing melemah lebih dari 1 persen. Di sisi lain, penurunan dalam indeks FTSE 100 London dibatasi oleh pelemahan nilai tukar pound sterling menjelang penyampaian proposal oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk amandemen perjanjian Brexit. Pelemahan nilai tukar pound sterling cenderung menjadi pertanda baik bagi eksportir dalam indeks. Menambah sentimen negatif, saham-saham yang terkait dengan Hong Kong dan Asia, seperti Standard Chartered, HSBC, dan LVMH melemah antara 0,8 persen dan 2,5 persen. Saham-saham tersebut telah menghadapi tekanan sejak awal musim panas karena aksi protes pro-demokrasi yang berkepanjangan hingga empat bulan di Hong Kong. Pergerakannya kemudian melemah menyusul laporan bahwa seorang demonstran diHong Kong telah tertembak.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU