Luh Putu Nilawati : Bali Banyak Terjadi Pernikahan Anak yang Termasuk Keker

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 30 Nov 2018 17:48 WIB

Luh Putu Nilawati : Bali Banyak Terjadi Pernikahan Anak yang Termasuk Keker

SURABAYAPAGI.com, Denpasar - Di Bali, ternyata adat juga ikut melanggengkan kekerasan terhadap perempuan terutama dalam kekerasan seksual. Direktur Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH Apik) Bali, Luh Putu Nilawati menjelaskan hal tersebut di Wantilan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali pada Jumat, (30/11/2018). "Faktor adat bukan menyebabkan, tapi adat kita menganggap apabila ada bayi yang lahir di luar pernikahan adalah sebel atau cuntaka. Adat bukan penyebab, tapi ikut melanggengkan kekerasan seksual," jelasnya. Menurutnya, hal ini disebabkan karena ketika terjadi kehamilan di luar pernikahan maka harus disahkan melalui perkawinan. Pernikahan terhadap anak ini juga termasuk kekerasan seksual dan hal ini banyak sekali terjadi di Bali. "Kekerasan seksual di sekolah-sekolah juga banyak terjadi yang dilakukan oleh seorang guru," jelasnya lagi. Saat ditanya mengenai data terhadap kekerasan seksual terhadap perempuan terutama anak-anak ini, Nila menyebutkan bahwa datanya ada di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di masing-masing daerah. Meski tidak menyebutkan data secara pasti, tapi Nila mengklaim bahwa Kabupaten Bangli menjadi daerah di Bali yang paling banyak terjadi kekerasan seksual. Hal ini menurutnya didorong juga dengan minimnya respon pemerintah yang disebutnya tidak mengalokasikan dana untuk pemberdayaan perempuan dan pemenuhan korban-korban perempuan atau hak-hak perempuan. "Yang jelas Bangli paling banyak, pernikahan anak banyak, kekerasan seksual banyak, poligami juga tinggi terutama di daerah Kintamani," pungkas Nila.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU