Lagi Hits! 5 Omongan Politisi, dari Jenderal Kardus sampai Mulut Comberan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 09 Agu 2018 11:58 WIB

Lagi Hits! 5 Omongan Politisi, dari Jenderal Kardus sampai Mulut Comberan

SURABAYAPAGI.com - Satu hari jelang pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden berakhir, situasi politik Tanah Air kian memanas. Koalisi Gerindra-Demokrat yang sempat mesra, pada Rabu malam (8/8) tiba-tiba mengisyaratkan perpecahan. Isyarat perpecahan ini awalnya muncul setelah cuitan Wasekjen Partai Demokrat (PD) Andi Arief di Twitter. Berikut rangkuman 5 ungkapan kontroversi politisi tanah air di tahun politik, dari jenderal kardus sampai mulut comberan". 1. Cuitan Andi Arief: Jenderal kardus Twitter/@AndiArief__ Isyarat perpecahan ini awalnya muncul setelah cuitan Wasekjen Partai Demokrat (PD) Andi Arief di Twitter. Cuitan Andi Arief ini lantas menjadi trending topics Twitter Indonesia. "Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaakan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jenderal kardus," cuit Andi Arief melalui akunnya @AndiArief__. Cuitan Andi Arief itu lantas menjadi trending topics di Twitter lewat tagar #jenderalkardus. 2. Arief Poyuono: Jenderal baper SBY dan Prabowo Subianto (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) Usai Andi Arief menyebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto jenderal kardus terkait Pilpres 2019, elite Partai Gerindra balik menyerang SBY. "Kalau Prabowo jenderal kardus, SBY itu jenderal baper (bawa perasaan), tukang ngeluh," kata Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono. Ia menyebut Andi Arief tak mengerti tentang dinamika pilpres. Istilah jenderal kardus, menurutnya justru lebih tepat disematkan kepada SBY. "Ya, kita maklumi Andi Arief sudah kehilangan kesadaran diri. Dia tahu nggak artinya jenderal kardus itu siapa, siapa yang jenderal kardus? Jenderal kardus itu kalau mimpin partai, biasanya kader-kadernya tukang koruptor dan paling banyak dipenjara. Itu jenderal kardus. Pak Prabowo itu the real general," imbuhnya. 3. Andi Arief : Ini bukan DNA kami IDN Times/Helmi Shemi Tidak hanya lewat cuitan, Andi Arief mengatakan kepada wartawan bahwa semua ini di luar dugaan, Prabowo memang mementingkan uang daripada jalan perjuangan. Menurutnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memberikan uang Rp500 miliar kepada PAN dan PKS agar bisa menjadi cawapres alternatif. "Sandi uno yang sanggup membayar PAN dan PKS, masing-masing Rp500 miliar menjadi pilihannya untuk cawapres. Benar-benar jenderal di luar dugaan," kata Andi saat dihubungi wartawan, Rabu (8/8). 4. Andi Arief: Sandiaga Uno membayar PAN dan PKS, masing-masing Rp500 miliar ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja Tidak hanya lewat cuitan, Andi Arief mengatakan kepada wartawan bahwa semua ini di luar dugaan, Prabowo memang mementingkan uang daripada jalan perjuangan. Menurutnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno memberikan uang Rp500 miliar kepada PAN dan PKS agar bisa menjadi cawapres alternatif. "Sandi uno yang sanggup membayar PAN dan PKS, masing-masing Rp500 miliar menjadi pilihannya untuk cawapres. Benar-benar jenderal di luar dugaan," kata Andi saat dihubungi wartawan, Rabu (8/8). 5. Yandri: mulut Andi Arief seperti mulut comberan Ketua DPP PAN Yandri Susanto membantah partainya mendapat mahar Rp500 miliar dari Sandiaga Uno dalam penentuan cawapres pendamping Prabowo Subianto di Pemilu Presiden 2019 seperti yang diutarakan Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Andi Arief. Menurut Yandri mulut Andi Arief tersebut seperti mulut comberan. Ia meminta Andi Arief menghentikan tudingan tersebut, dan bila tidak maka PAN akan menempuh jalur hukum. "Itu tidak benar dan fitnah ya. Dan mulut comberan Andi Arief itu harap distop itu, kalau enggak kita akan kita tuntut dia di meja hukum. Tolong dicabut secepatnya itu. Mumpung masih ada waktu klarifikasi. Itu pernyataan tak mendasar," katanya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU