Kursi Roda Berbasis Android Sabet Penghargaan Dunia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 04 Jan 2018 13:49 WIB

Kursi Roda Berbasis Android Sabet Penghargaan Dunia

SURABAYAPAGI.COM, Sidoarjo - Siswa SMA Muhammadiyah II (Smamda) Sidoarjo sukses meraih juara dua dalam 17th APICTA Award 2017 (Asia Pasific ICT Alliance) di Dhaka, Bangladesh. Kesuksesannya tersebut lantaran karyanya yakni kursi roda khusus difabel berbasis android system and orientation sensor transportation (Ansont). Pembuat kursi roda untuk difabel ini adalah Faza Ghulam Achmad, Rangga Rajasa, Muhammad Fadly Fernanda, dan Muhammad Thoriq Tirafi. Mereka berasal dari kelas XI IPA SMA Muhammadiyah II Sidoarjo. Wakil Kepala Kesiswaan Smamda Sidoarjo, Yudi Prianto mengungkapkan, kebanggaanya kepada siswa yang berhasil meraih prestasi internasional pada 7-10 Desember lalu di Bangladesh. "Kami sangat mendukung untuk mengembangkan kreativitas anak, sehingga kedepannya akan mengalami perubahan yang positif," tutur Yudi, beberapa waktu lalu. Dia mengatakan, hasil karya siswa untuk difabel tersebut bakal didaftarkan dan dipatenkan sehingga ke depannya bisa teregister di Indonesia. "Jika saat ini masih menggunakan sistem android, maka kedepannya akan diperbarui lagi dengan sensor suara," ucap Yudi. Kecanggihan Kursi Roda Siswa Smamda Faza Ghulam Achmad menambahkan, pembuatan kursi untuk difabel ini adalah bentuk penyempurnaan setelah pembuatan edisi pertama dan kedua. "Yang pertama dan kedua, dimensinya masih besar dan tergolong berat juga. Kursi yang digunakan pun belum maksimal. Bahkan kerangkanya juga belum optimal," kata Faza. Sedangkan, pada versi ketiga ini, bisa dikatakan lebih ringan, lebih cepat, kursi bisa naik turun dan program kontrolnya pun bisa diperbarui lagi. Kursi roda berkecepatan 14 km/jam itu menggunakan sensor android yang bisa digerakkan untuk menjalankan kursi roda tersebut. "Pakai sensor android. Jadi, kita tinggal gerakkan saja androidnya baik ke kanan atau ke kiri. Bisa juga dihadapkan ke depan untuk jalan lurus," ucapnya. Menurutnya, alasan pembuatan kursi roda untuk kalangan difabel ini tak lain karena harga alat kesehatan (kursi roda) yang tergolong mahal. Nah, dirinya bersama teman-teman berinisiatif untuk membuat kursi roda dengan harga murah dan cara berbeda. "Barang-barang ini kita beli di Surabaya. Dan harganya pun enggak seberapa mahal. Apalagi, sudah banyak orang yang menggunakan android. Jadi bisa dioperasikan melalui Android tersebut," Faza mengakhiri. lx/lpt

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU