Kursi Bekas Wonogiri Jadi Properti Pemotretan Model Korsel

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 27 Jan 2018 11:10 WIB

Kursi Bekas Wonogiri Jadi Properti Pemotretan Model Korsel

SURABAYAPAGI.com, Wonogiri - Kursi seng Kismantoro asal Wonogiri kembali ngehits dan jadi viral setelah digunakan sebagai properti dalam pemotretan model cilik beken Korea Selatan (Korsel), Lee Eun Chae. Sunardi mengaku bangga karena kursi bekas yang pernah menjadi aset usahanya sekarang dikenal banyak orang setelah dikabarkan sampai di Korea Selatan. Lelaki paruh baya warga Crabak RT 003/RW 003, Gambiranom, Kismantoro, Wonogiri itu masih tak percaya kursi bekas bertuliskan Sekar Tanjung, itu dipakai sebagai properti sebuah pemotretan di Korea Selatan. Sekar Tanjung merupakan nama usaha persewaan alat pesta milik bapak dua anak itu. Sunardi mengetahui kursi tersebut digunakan untuk properti pemotretan di luar negeri dari foto yang beredar luas belakangan ini. "Awalnya saya ragu apa betul kursi itu punya saya dulu. Setelah saya perhatikan detail warna dan tulisannya ternyata sama dengan kursi punya saya dulu," kata Sunardi. Dia menceritakan membeli kursi gembreng seharga Rp 13.000/unit sebanyak 300 unit sebelum 1998, tak lama setelah membuka usaha persewaan perlengkapan hajatan. Aset kursinya bertambah hingga mencapai 1.000 unit seiring berkembangnya usaha. Seluruh kursi dicat dengan warna sama, yakni hitam pada kerangka dan oranye pada sandaran dan lempengan di bagian dudukan. Lempengan sandaran bagian belakang diberi tulisan Sekar-Tanjung, Kismantoro dengan cat semprot. Di sisi kanan dan kiri kata kismantoro terdapat variasi dua garis pendek dan di tengahnya terdapat satu garis lebih panjang. Tulisan itu menjadi ciri khas hingga sekarang. Bergulirnya waktu kursi gembreng milik Sunardi tinggal 750 unit. "Dahulu kursi itu laris. Sejak enam tahun lalu tidak ada yang mau menyewa kursi seperti itu lagi. Orang lebih memilih kursi lipat atau kursi plastik. Akhirnya semua kursi saya simpan di gudang," ucap suami Siti Samsiyah (49) itu. Perjalanan Kursi hingga Korea Sekitar 1,5 tahun lalu, Sunardi menjual kursi tersebut kepada Misni, warga Gesing RT 002/RW 001, Desa Gesing, Kismantoro. Lelaki tersebut bekerja dalam jual beli barang bekas. Sunardi menjual 740 unit seharga Rp30.000/unit - Rp35.000/unit tergantung kondisi kursi. Sebanyak 10 unit lainnya tetap disimpan untuk kenang-kenangan. Kursi itu menjadi saksi bisu perjuangan Sunardi merintis usaha persewaan perlengkapan pesta. Misni memberitahu Sunardi bahwa kursi-kursi itu dijual kepada pengepul di Bali. "Selanjutnya, kursi saya dijual ke luar negeri atau bagaimana saya kurang tahu. Kalau sekarang kabarnya sampai di Korea ya saya ikut senang. Enggak nyangka malah sudah sampai ke luar negeri," ujar Sunardi lalu tertawa. Misni (43) mengatakan seluruh kursi bekas yang dibelinya dari Sunardi bersama barang bekas lainnya dijual kepada pengepul barang bekas di Bali. Pengepul tersebut menjual lagi kepada pemesan di luar negeri. Biasanya barang bekas dari Indonesia untuk properti kafe, taman, dan sebagainya. Menurut dia, tidak mustahil barang bekas yang dijualnya sampai ke Korea, karena pasar pengepul di Bali memang sampai ke berbagai negara. "Turut senang ternyata barang bekas yang pernah saya beli jadi properti yang menarik di luar negeri," kata dia.lx/lpt

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU