Konsumsi Ikan Mojokerto Jauh Dibawah Standart Nasional

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 13 Feb 2018 21:50 WIB

Konsumsi Ikan Mojokerto Jauh Dibawah Standart Nasional

SURABAYA PAGI, Mojokerto - Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Kabupaten Mojokerto, Ikfina Kamal Pasa, menekankan tiga masalah gizi masyarakat Indonesia. Hal tersebut disampaikannya dalam kegiatan Rapat Kerja Pengurus Forikan se-Kabupaten Mojokerto Tahun 2018, Selasa, (13/2) pagi kemarin di Pendopo Graha Majatama. Ada tiga masalah gizi masyarakat Indonesia yang sedang kita hadapi. Pertama, 17 dari 117 negara termasuk Indonesia berhadapan dengan masalahstunting (kondisi tinggi badan anak lebih rendah dari standar usia karena kurang gizi) sebanyak 37,2 persen. Selain itu adawasting (balita kurus) sebanyak 12,1 persen dan overweight (kelebihan berat badan) sebanyak 11,9 persen. Kedua, masalah IQ rendah yaitu 89. Serta masalah ketiga, yakni rata-rata tinggi badan laki-laki 158 cm dan perempuan 147 cm, papar wanita yang juga berprofesi sebagai dokter tersebut. Ikfina juga membahas tentang masalah kebutuhan ikan, potensi lahan perikanan di Kabupaten Mojokerto, aneka olahan pangan ikan serta permasalahan konsumsi ikan. Jelasnya, data konsumsi makan ikan per kapita per tahun di Kabupaten Mojokerto tahun 2011 tercatat sebanyak 9,47. Pada tahun 2017 kemarin sudah meningkat menjadi 23,57. Kita berharap dapat memenuhi target nasional yakni 47,12 per kilo per kapita. Kebutuhan ikan di Kab Mojokerto seharusnya 27.105,59 ton, tapi yang diproduksi hanya 526,89 ton atau hanya 1 persen saja. Data konsumsi makan ikan per tahun per kapita di Kabupaten Mojokerto tahun 2011 tercatat sebanyak 9,47 dan di tahun 2017 kemarin meningkat menjadi 23,57, tambahnya. Mengenai masalah potensi lahan perikanan, Ikfina mengatakan bahwa lahan perikanan yang sudah dimanfaatkan baru mencapai 22 persen. Tercatat masih ada 78 persen lagi yang belum digunakan masksimal. Hasil olahan ikan pun 99,63 persen diolah menjadi kerupuk tengiri dari 61 pengolah di 12 kecamatan. Produk olahan tersebut harusnya bisa dikreasikan lebih variatif dan diutamakan guna memenuhi kebutuhan konsumsi ikan bagi warga Kabupaten Mojokerto sendiri. Pemerataan konsumsi ikan juga sebaiknya diperuntukkan bagi semua (balita, dewasa maupun lansia). Ada 78 persen lahan perikanan yang belum dimanfaatkan, baru 22 persen saja yang dimaksimalkan. Untuk hasil olahan ikan kebanyakan berupa olahan kerupuk ikan tengiri yang banyak dijual ke daerah lain. Sebenarnya olahan ikan bisa lebih beragam jenisnya, dan dapat dimaksimalkan pemasarannya di daerah sendiri. Masyarakat harus diedukasi bagiamana mengolah dan mengonsumsi ikan dengan benar, tandasnya. Dalam kegiatan tersebut, turut hadir ketua harian Forikan Kabupaten Mojokerto, dan dua orang narasumber dari Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo. dw

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU