Konsepkan Video Pembelajaran untuk Pendidikan Anak

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 08 Feb 2018 18:41 WIB

Konsepkan Video Pembelajaran untuk Pendidikan Anak

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tampil sukses menjuarai Pekan Raya Biologi 2018 yang digelar di Universitas Riau. Meski tim ITS ini berasal dari bidang ilmu eksakta, namun mereka mampu menggondol juara satu dalam perlombaan yang bertemakan pendidikan karakter anak. Tim yang berasal dari Departemen Kimia dan Fisika Fakultas Ilmu Alam ITS ini terdiri dari Ajeng Febri Nur Palupi, Lailatul Jannah, dan Irma Septi Ardiani. Ide mengikuti lomba tersebut berawal dari keinginan tim untuk mengajar di kampung binaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas, tepatnya di Keputih Tinja, Surabaya. Tim ini mengamati kondisi saat proses pengajaran berlangsung di daerah tersebut. Dari sini, tim melihat proses pengajaran tersebut terasa membosankan, karena pengajaran hanya menitikberatkan pada proses menggambar dan bermain. Sehingga banyak anak berlarian kesana kemari dan tidak mempedulikan pembelajarannya. Oleh karena itu, saya dan tim berinisiatif untuk membuat suatu pengajaran kreatif dan pendidikan moral untuk anak usia 4-6 tahun dengan metode story-video education, tutur Ajeng, salah satu anggota dari tim Ajeng menjelaskan, Story Video Education adalah metode pengajaran yang menggunakan video sebagai bahan visualisasi. Secara teknis, masing-masing anak diberi dua emosikon yaitu senang dan sedih. Emosikan tersebut wajib diangkat sebagai parameter kepahaman anak-anak dari apa yang disampaikan oleh pengajar. Sebagai uji coba diadakan tes awal lebih dulu, pengajar memberikan sebuah pertanyaan moral dengan jawaban singkat ya atau tidak. Seperti, apakah durhaka kepada orang tua itu baik?, maka anak-anak bisa menjawab dengan mengangkat salah satu emosikon ya atau tidak. Emosikon senang menandakan jawaban iya dan emosikon salah menandakan jawaban tidak, terang Ajeng lagi. Terdapat lima pertanyaan tentang moral. Jawaban anak-anak dari lima pertanyaan tersebut akan direkap dan dibandingkan dengan hasil akhir. Sebelum menuju tes akhir, tim memberikan sebuah pengajaran melalui video animasi yang mengisahkan tentang Nabi Nuh dan Jenderal Sudirman. Selain itu, juga diberikan penjelasan mengenai perilaku kedua tokoh seperti durhaka, tekun, keras kepala, angkuh pada kisah Nabi Nuh dan jiwa nasionalisme, berani, pantang menyerah, rela berkorban pada kisah Jenderal Sudirman. Menurut penelitian yang dilakukan oleh tim, berdasarkan hasil tes akhir menunjukkan bahwa anak-anak lebih mengerti dan memahami macam-macam perilaku baik dan buruk. Untuk kelanjutannya, kita akan bekerja sama dengan RT (Rukun Tetangga, red) untuk mengingatkan kepada orang tua agar lebih menjaga dan mengotrol moral anak-anaknya, ujar Lailatul Jannah, anggota tim lainnya ikut menambahkan. Menurut mahasiswi yang biasa disapa Ila ini, tim menggunakan konsep pengajaran fun and learning, yaitu dengan menitikberatkan pemikiran, perasaan, dan perilaku. Berbeda dengan tim lawan lainnya, tim ITS ini telah melakukan simulasi sebenarnya melalui konsep pengajaran yang telah dibuat kepada dewan juri saat penyajian atau presentasi hasil karya.ifw

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU